empat tiga.

1.6K 156 65
                                    

Warn! 🔞+

MATURE CONTENT!! BUKAN UNTUK DI BAWAH UMUR!!

Long chapter, sorry:(

"Ayo kita akhiri drama kita sampai di sini... Mari menjalani hidup kita masing-masing kaya dulu sebelum kita saling kenal."

"Sunghoon."

Suara Saemi terdengar ketika Sunghoon masih terdiam dengan menatap kosong ke arah gadis di hadapannya itu.

"Sunghoon...?" Suara Saemi kembali terdengar lagi. Kali ini Sunghoon baru bisa mendengarnya dengan jelas sehingga laki-laki Park itu mengerjapkan mata.

Sunghoon kembali mengalihkan atensinya kepada Saemi saat dirinya menyadari bahwa pikirannya sudah jauh melanglang buana.

Astaga, sudah berapa lama dirinya melamun?

"Y-ya?"

"Kok ngelamun? Kamu mau ngomong apa tadi?" adalah pertanyaan Saemi-konkret dengan kedua alis saling menaut heran lantaran sejak beberapa saat yang lalu Sunghoon tak kunjung mengeluarkan sepatah kata dari bilah bibirnya. Kendati Saemi tahu, tatapan Sunghoon terlihat sangat kosong dan penuh keputusasaan.

Sunghoon menggeleng ribut sebagai respons. Bergidik ngeri membayangkan dirinya putus dengan Saemi.

Tidak! Sunghoon tidak akan pernah melepas, atau bahkan meninggalkan sosok seperti Saemi dalam hidupnya.

"Gak apa-apa, aku cuma mau bilang kalau beberapa hari ke depan aku gak bisa main ke rumah soalnya lagi sibuk ngerjain soal remidi."

"Kamu tahu hasil dari rekap nilai yang aku ambil di ruang guru tadi, ternyata aku remidi di beberapa mata pelajaran."

"Oh, iya? Kamu remidi di mata pelajaran apa aja?" tanya Saemi lagi.

Sunghoon mengulum bibir, terlihat berpikir. "Banyak banget pokoknya. Kalau gak salah ada lima mata pelajaran. Gak apa-apa, 'kan?"

Sunghoon bohong. Laki-laki itu hanya belum siap bertemu dengan Saemi terlebih kondisi finansialnya belum stabil karena persoalan kartu debit yang dibekukan oleh papanya. Maka secara defensif, Sunghoon memilih opsi itu sebagai jawaban untuk diutarakan.

Sunghoon akan memutar otak, berusaha untuk menemukan titik terang tanpa melibatkan Saemi di dalamnya.

.

.

.

Saemi dan Sunghoon melangkah menyusuri setapak gang yang terlihat sepi, tak ada konversasi hanya tangan yang saling bertaut. Matahari di barat cakrawala yang sudah hampir jatuh dalam hitungan menit, pun bahkan tak bisa mengusik perhatian mereka yang saat ini tengah sibuk menyelami pikiran masing-masing.

Ponsel Saemi bergetar dari dalam saku jaket hitam yang ia kenakan. Selama bersekolah, Saemi selalu memakai jaket tersebut untuk menutupi perutnya. Jaket itu pemberian dari Sunghoon. Saemi masih ingat betul itu adalah jaket yang sama di mana Sunghoon terakhir kali memakainya di malam yang berhujan itu sebelum sebuah insiden di antara mereka terjadi begitu saja.

Saemi mengurai genggaman tangannya dengan Sunghoon untuk sejenak, lalu memusatkan seluruh perhatian pada benda pipih digenggaman tangan. Di time line layar ponselnya, Saemi mendapati sebuah pesan dari Jungwon.

Jungwonie🐱

[Lo udah pulang sama Sunghoon?]

[Maaf sebelumnya, saem, kayanya gue gak bisa mampir sekarang deh. gue lupa kalau kelas lesnya itu ternyata malam ini, dan habis ini gue mau siap-siap langsung berangkat les sampe jam delapan malem.]

[psh] A Mistake Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang