dua tujuh.

1.6K 214 20
                                    

Saemi bergeming sejurus saat jemarinya menggapai handle pintu ruang tata usaha sekolah, dengan langkah pelan gadis itu mengerahkan kakinya untuk masuk lebih dalam menemui Jungkook selaku pegawai TU di sekolah.

Jaehyun dan juga Hoseok sudah mengirimkan uang kemarin malam, separuh untuk membayar uang iuran sekolah dan separuhnya lagi untuk kebutuhan bulanan Saemi. Untungnya total uang yang dikirimkan Jaehyun dan juga Hoseok jumlahnya lumayan besar karena kedua laki-laki Jung itu memilih untuk lembur tujuh hari belakangan.

Begitu sampai di dalam, manik Saemi langsung manyorot lurus sosok perawakan tinggi besar laki-laki yang menjadi tujuan utamanya, didapatinya Jungkook sedang berdiri dengan posisi membelakangi. Terlihat nampak begitu sibuk menata berkas-berkas ke dalam loker.

"Kak Jungkook," panggil Saemi lirih.

Mendapati panggilan dari suara seseorang yang tidak asing di telinganya, Jungkook menoleh kebelakang. Serta-merta lelaki itu menghentikan aktifitasnya sejenak, "Eh Saemi. Ada apa?" pertanyaan Jungkook sebelum dirinya melangkah ke depan meja kerjanya.

Ketika posisi Saemi dan juga Jungkook sudah saling berhadapan dengan meja kerja Jungkook di tengah-tengah sebagai sekatnya, Saemi tersenyum sejenak. Kemudian gadis itu meletakkan amplop berisikan uang iuran sekolah di atas meja kerja Jungkook, "Mau bayar uang iuran sekolah, kak," adalah pernyataan Saemi.

Jungkook mengangguk, "Tunggu sebentar," katanya. Laki-laki itu bergeser sedikit ke meja sebelah tempat tumpukan buku-buku administrasi, "Kamu dari kelas mana?" tanya Jungkook lagi.

"Kelas sebelas unggulan tiga."

Setelah mendapatkan apa yang dicari Jungkook segera membuka buku administrasi tersebut. Jari telunjuknya bergerilya dari atas sampai bawah guna meneliti setiap baris nomor urut absensi siswa kelas unggulan tiga, setelah ketiga kalinya memastikan benar-benar, telunjuknya terhenti pada nomor urut bawah di mana nama Jung Saemi tertera di urutan dua puluh tujuh, "Jung Saemi. Nomor absen dua puluh tujuh, ya? Yang ini, kan?"

Saemi melirik arah yang ditunjuk Jungkook, kemudian gadis itu mengangguk sebagai respon. Namun, tanpa disengaja tatapannya tanggal ke arah nama yang tercantum pada tiga baris di bawah namanya. Park Sunghoon, alamat Moondy Town House blok A VII.

Tanpa sadar, dalam hati dirinya mengeja keterangan alamat yang tertulis di buku tersebut. Sontak kedua bola mata Saemi melebar skeptis. Ekspresinya mendadak berubah kecut.

.




.




.

Sunghoon melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang, sudah dua puluh menit berlalu ia berada di ruang osis untuk melakukan rapat guna membahas perihal tentang susunan proker osis yang akan diadakan mulai minggu depan. Laki-laki Park itu menghembuskan napas berat. Kalau begini caranya ingin sekali Sunghoon mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua osis, menjadi ketua osis sudah cukup melelahkan untuknya belum lagi setiap saat ia harus mengawasi Saemi, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

"Jadi gimana kalau misal kita adain pekan olahraga buat setahun sekali dan diadakan mulai minggu depan? Mengingat di sekolah ini belum pernah ngadain pekan olahraga. Kita bisa buat beberapa macem perlombaan yang berkenaan dengan olahraga di mana para siswa dari tiap kelas bisa ikut partisipasi," celetuk seorang gadis yang duduk di kursi paling ujung.

Sunghoon diam, menimbang-nimbang pendapat dari gadis yang duduk di ujung tersebut. Ia tidak yakin juga sebenarnya. Mengingat ujian akhir semester sudah semakin dekat dan kenaikan kelas hanya tinggal beberapa bulan lagi sepertinya mengadakan pekan olahraga bukan pilihan yang tepat.

[psh] A Mistake Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang