tujuhbelas.

1.9K 236 4
                                    

“Sunghoon! Aku ingin menu mcd bts meal! Ada bts di sana!!!! Aku ingin makan itu.”

Lagi, kalimat itu membuat Sunghoon menghela napas kelewat lelah untuk yang kesekian kali. Laki-laki Park itu baru saja bangun dari tidurnya di kamar Jaehyun dan juga Hoseok.

Niat hati ingin mengumpulkan kesadaran, tetapi begitu melangkah menuju ruang depan, Saemi bangkit dari duduknya di atas sofa kemudian berlari ke arah Sunghoon. Kedua tangannya mencengkeram erat bahu laki-laki itu dan mengguncangnya begitu hebat, sehingga membuat kepala Sunghoon berdenyut pusing.

Gadis itu mengatakan jika ia baru saja melihat iklan Mcd di televisi beberapa detik sebelum Sunghoon keluar dari kamar Hoseok dan Jaehyun. Dalam iklan tersebut sempat menampilkan dan juga memperkenalkan menu baru hasil kolaborasi mereka dengan boy group papan atas yang tak lain adalah bts. Seorang boy group yang sangat digemari Saemi tentunya.

Dirasa tak ada respon dari Sunghoon, Saemi duduk meringkuk di bawah sofa seraya memegang perutnya yang terasa lapar, cacing-cacing diperutnya meronta ingin diberi asupan. Pasti anaknya juga kelaparan di dalam.

Bibir Saemi sedikit menekuk ke depan sembari mencebik sebal karena Sunghoon memilih tak acuh padanya. Bukan tak acuh sebenarnya, hanya saja nyawa Sunghoon belum terkumpul sepenuhnya, apalagi setelah mendapat guncangan hebat seperti tadi seketika membuat pandangan Sunghoon berkunang-kunang.

Mau tak mau dengan langkah sedikit goyah, Sunghoon merogoh saku celana guna mengambil ponsel yang terselip di dalam jins hitam yang ia kenakan. Lantas menghubungi nomor delivery mcd, dan memesan sesuai iklan yang tadi dikatakan Saemi, Sunghoon tidak tahu namanya. Saat memesan Sunghoon hanya menulis pesannya seperti ini. Pesan menu baru bts yang tadi di iklan. Saya tidak tahu namanya apa, pokoknya yang itu. Dikirim ke alamat xxx.

“Setengah jam lagi dateng pesanannya.”

Saemi spontan mendongak menatap Sunghoon takjub. Pun gadis itu menarik senyum sebelum bertutur, “Terima kasih, Sunghoon.”

Sangat menggemaskan sekali.

Sunghoon menghela napas seraya mengangguk singkat. “Makan buah dulu, ya? Mau?”

Saemi mengangguk dengan antusias lantaran perutnya saat ini sudah tidak bisa mentolerir lagi untuk menahan lapar.

“Tunggu di sini sebentar.” Sunghoon segera beranjak dari sana setelah nyawanya benar-benar terkumpul sempurna. Lelaki itu membuka kulkas kemudian mengupas dan memotong buah semangka yang ia bawa dari rumah kemarin malam saat berkunjung ke rumah Saemi, sejurus ia meletakkan potongan semangka itu di atas piring.

Ia kembali ke ruang tengah. Melihat Saemi tengah tersenyum lebar seperti saat ini membuat Sunghoon terkesiap beberapa detik. Saemi kalau sedang mode seperti ini sangat cantik. Bukan hanya cantik, lebih dari cantik malah. Tiba-tiba sebuah perasaan bersalah perlahan menyeruak dan menyinggahi sehingga mulai mengambil alih sepenuhnya dalam diri Sunghoon. Sejemang ia berpikir, bisa-bisanya ia tega merenggut masa depan seorang gadis cantik, pintar dan juga baik seperti Saemi. Sunghoon mengambil tempat duduk di sebelah sang gadis, meletakkan piring di meja lalu menyodorkan garpu kepada Saemi.

Melihat Saemi melahap semangka itu dengan binar keantusiasan mendadak membuat Sunghoon menyungging senyum tipis lantaran gemas. Perlahan tatapan teduh milik Sunghoon berubah menjadi sendu. Sunghoon tak memiliki keberanian untuk sekedar membayangkan betapa beratnya beban yang ditanggung Saemi saat ini akibat ulahnya.

Disaat semua remaja seumuran mereka seharusnya masih bisa bersenang-senang dengan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan juga bermain dengan teman sebayanya, namun Sunghoon dan juga Saemi malah harus terjebak dalam sebuah tanggung jawab yang begitu besar. Sebuah tanggung jawab yang tidak seharusnya melibatkan remaja seusia mereka.

[psh] A Mistake Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang