12 Bunga Anyelir

128K 12.4K 136
                                    

🐢🐢🐢

Hi Cemiwiw🐣

🐢🐢🐢

____________

"Umumkan kedatangan-ku," perintah Menteri Song kepada salah satu Dayang yang berada tepat didepan ruangan Permaisuri Song.

"Yang Mulia Menteri Song berada disini," ucap Dayang In yang meberitahukan kepada Permaisuri Song.

"Persilakan dirinya masuk."

Mendengar hal ini tanpa banyak bicara kedua Dayang yang memang berdiri disana mulai menggeser pintu.

Dengan pelan Song Tao Go, pun mulai melangkah masuk dan menunduk-kan sedikit tubuhnya untuk memberi hormat kepada wanita didepan-nya.

"Hamba memberi salam kepada Yang Mulia Permaisuri," ujar hormat Menteri Song.

"Duduk-lah Ayah, dirimu terlalu sopan," balas Permaisuri Song.

"Yang Mulia, bagaimana keadaan anda sekarang?" tanya Menteri Song dengan nada sedikitkhawatir.

"Aku merasa lebih baik sekarang Ayah, selama satu bulan belakangan tidur-ku benar-benar tidak nyaman
karena posisi punggung ini yang berada di-atas ah benar-benar menyiksa," seloroh Permaisuri Song mendramatis.

"Syukurlah Yang Mulia baik-baik saja sekarang," ujar lega Menteri Song.

"Kotak apa yang kau bawa itu Ayah," tanya Permaisuri Song yang melihat sebuah kotak kayu sederhana pada salah satu tangan Menteri Song.

"Ibu-mu, memaksaku untuk membawa ini dia bilang wewangian dupa cendana bagus untuk menyantaikan pikiran."

"Ibu memang selalu perhatian," ujar sedih,l Permaisuri Song.

"Sudah lama aku tidak mengunjunginya," tambah-nya lagi.

"Aku tidak tau berapa lama dia menunggu dupa cendana ini Yang Mulia-pun, pasti tahu berapa harga yang harus dibayar untuk ini," jelas Menteri Song.

"Yang Mulia hamba mohon undur diri semoga hidup seribu tahun," sambil memberikan salam hormat dan berbalik kebelakang lalu.keluar dari ruangan Permaisuri Song.

Setelah melihat kepergian Menteri Song dari ruangan-nya seketika tangis Permaisuri Song-pun pecah dia benar-benar merasa sedih ditampar oleh fakta bahwa dirinya selalu membuat repot sang Ibu. Bahkan setelah semua hal yang diperjuangkan Ibu-nya demi posisi ini dan dirinya masih juga terus melakukan kesalahan.

Ternyata memang benar dirinya tidak sebanding dengan sang kakak.

Sekali lagi fakta ini, menamparnya.

Sial.

***

"Dayang Su bawa alat tulis ku-kesini," pinta Selir Agung Chu.

Dengan segera Dayang Su-pun mengambil beberapa kertas kuas dan juga tinta.

Untung saja dulu Hena sempat belajar menulis menggunakan kuas, coba bila tidak pasti hal temeh ini akan sangat merepotkan.

Setelah menulis beberapa kata yang dia rasa penting melipatnya dengan rapi dan memasukkan-nya kedalam sebuah amplop.

"Dayang Su, kirim surat ini kepada orang itu pastikan surat ini sampai kesana," sambil memberikan amplop tersebut kearah Dayang Su.

Mengambil surat yang diberikan oleh Yang Mulia Selir Agung Chu dengan sopan menjawab. "Hamba mengerti Yang Mulia."

Lalu dengan pelan Dayang Su mulai pergi dari hadapan Tuan-nya. Tentu saja untuk mengantarkan sepucuk surat yang begitu penting bagi Yang Mulia Selir Agung Chu.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang