14

119K 12.1K 566
                                    

Sengaja ngak dikasih judul, biar kalian ngak ngelangkah-langkah bacanya🙊.

Happy reading cuyung💃.

_____________

"Dayang Su, panggil beberapa Dayang lain untuk membantuku melepaskan pakaian ini," ujar Hena sesaat setelah menyelesaikan kegiatan makan malam-nya.

Menegakkan badan-nya sambil mengangkat kedua tangan-nya, kedua Dayang yang telah dipanggil oleh Dayang Su mulai melaksanakan perintahnya untuk melepaskan setelan hanfu mewah yang dikenakan oleh Selir Agung Chu hari ini.

Dalam acara menyambut beberapa tamu yang dianggap agung oleh Nenek Agung Wen, dirinya secara pribadi diminta untuk mendampingi sang Nenek Agung dalam menyambut tamu agung tersebut dan lanjut menemani mereka dalam beramah-tamah.

Tentu saja kali ini Hena harus menggunakan setelan hanfu mewah dengan tatanan rambut yang sedikit beberda dari Yang biasanya hanya menggunakan tiga atau dua tusuk perak, kali ini hampir dikiri dan kanan rambut-nya menggunakan tusuk perak lalu ditambah dengan mahkota perak berukuran sedang, dan sentuhan riasan yang sederhana, membuat aura keagungan muncul didalam dirinya.

"Siapkan air hangat aku ingin sedikit berendam," perintah Hena lagi.

"Baik Yang Mulia," jawab Dayang yang mendapatkan perintah.

Setelah menyelesaikan kegiatan berendam-nya dan memakai hanfu satin tipis yang memang dikhususkan untuk tidur.

Mendudukan diri pada meja rias dengan telaten Dayang Su mulai menuangkan sedikit minyak wangi diatas tangan-nya untuk dioles ke-semua bagian rambut Hena.

Setelah-nya, dengan pelan Dayang Su mulai menggerakkan sisir keatas dan kebawah karena rambut Hena yang sedikit melebihi pinggang.

"Aku suka wewangian ini," celetuk Hena ditengah kesunyian yang terjadi.

"Apakah kau yang memilih-nya?" tanya Hena.

"Bukan hamba Yang Mulia tapi salah satu Dayang yang merekomendasikan-nya, memang wewangian ini hampir beberapa digunakan oleh para bangsawan wilayah barat, Kekaisaran Ming," jelas Dayang Su.

"Berikan lima keping emas pada Dayang yang menyarankan wewangian ini besok," ujar Hena sambil mengeluarkan beberapa keping emas-nya.

"Baik Yang Mulia."

"Kau bisa istirahat sekarang," balas Hena lagi.

"Sisakan dua lilin yang menyala," ucap Hena, lagi.

"Baik Yang Mulia, jika ada hal-hal yang Yang Mulia inginkan Dayang berjaga didepan akan selalu siap melayani."

"Hmm kau bisa pergi."

Bangkit dari duduk-nya menuju salah satu jendela tengah yang berada diruangan-nya.

kriet

Astaga berapa lama Chu Xi Mei tidak pernah membuka jendela ini.

Menegakkan sedikit pandangan-nya keatas dengan jelas Hena melihat bulan yang malam ini tampak besar bersinar terang.

Memandang-nya lama membuat perasaan Hena menjadi sedikit lebih baik.

Hingga Hena menjadi sedikit terlena saat merasakan ada dua tangan yang melingkar mersa dipinggang-nya. Dan sebuah kepala yang bertenger manis pada salah satu pundak-nya.

Seketika Hena-pun menahan napas-nya.

"Sial, apa yang dilakukan Kaisar ini," decak Hena dalam hatinya.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang