42

61.1K 7.4K 177
                                    


Silahkan vote part sebelumnya, terimakasih...

"Bagaimana, apa yang dikatakan oleh mata-mata tersebut," ucap Kaisar Bai menyadari bahwa Jendral An Bing San datang menemuinya.

"Menurut mata-mata yang telah saya tugaskan, tidak ada hal-hal mencurigakan yang diperbuat oleh Permaisuri Song, Permaisuri hanya datang mengunjungi Nyonya Song dan setelah itu segera kembali keistana," jelas An Bing San.

"Apa dia membawa sebuah barang dari kunjungannya?" tanya Kaisar Bai.

"Kabarnya Permaisuri Song akan memberikan teh secara sukarela kepada para penghuni harem, dan barang yang dibawa oleh Permaisuri adalah Teh hitam dari wilayah Kekaisaran Ming yang dipesan secara khusus oleh Nyonya Song," Terang An Bing San lagi.

"Dari awal dirinya menjadi Selir, Chu Xi Mei memang selalu tidak senang dengan Song Ir Ya," ucap Kaisar Bai.

"Dan juga belakangan ini Selir Agung Chu terlalu sering memancing emosinya," sambung Kaisar Bai sambil tersenyum lucu.

"Aku hanya takut Permasuri Song tidak dapat menahan amarahnya lagi. Dan ya, saat ini Song Ir Ya benar-benar tidak bisa lagi menahannya," decak Kaisar Bai lagi.

"Yang Mulia, izinkan saya untuk menaruh beberapa mata-mata yang akan menjaga Selir Agung Chu dari ancaman Permaisuri Song," inisiatif Jendral An Bing San.

"Ya, letakkanlah beberapa orang disisinya," setuju Kaisar Bai.

"Aku tidak tau masalah apa yang dimiliki oleh keduanya, tapi saat dulu melihat pancaran kemarahan yang terlalu jelas dari kedua mata Selir Agung Chu, bisa diperkirakan ada dendam lama yang tersembunyi," cerita Kaisar Bai.

"Mungkin saja Selir Agung Chu merasa cemburu dengan kedekatan Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri Song," tebak Jendral An.

"Kau tau sudah banya sekali orang-orang yang aku telah aku temui, tatapan cemburu dan tatapan penuh dendam sangat mudah aku ketahui," terang Kaisar Bai.

/—/—/

Malamnya dikediam Selir Agung Chu...

"Mari masuk kedalam pavilliun Yang Mulia, angin malam ini tidak terlalu tenang," tegur Dayang Su kepada Hena.

"Aku masih ingin berada disini," jawab Hena lagi yang masih mengadahkan sedikit kepala untuk melihat keindahan sinar bulan.

"Kalau begitu hamba akan membawakan minuman hangat untuk, Yang Mulia," balas Dayang Su yang segera pergi dari tempat Hena.

"Sudah terlalu lama aku disini," ucap Hena setelah menghela napas gusar.

"Kaisar Bai terlihat menaruh hati padaku dan akupun sebaliknya," ucap Hena lagi.

"Walaupun aku membeci, Bayu. Tapi tetap saja sedikit hatiku masih menginginkan dirinya," kata Hena merasa sedikit sedih.

"Putriku Cici, semoga kamu baik disana, Sayang," harap Hena.

"Mungkin besok aku bisa pergi kekuil untuk mendoakan mereka," imbuh Hena yang kemudian tersenyum.

"Minum teh ini, Yang Mulia," ujar Dayang Su setelah meletakkan secangkir teh dihadapan Hena beserta beberapa kue kering sebagai pelengkap.

"Dayang Su, apakah besok kita bisa pergi kekuil?" tanya Hena.

"Yang Mulia Selir mungkin besok kita tidak bisa pergi kekuil," balas Dayang Su.

"Apakah seseorang mengadakan jamuan diistana?" tanya Hena menggerutu.

"Begini Yang Mulia, hamba mendapatkan kabar bahwa Permaisuri Song akan memberikan sepaket teh kepada para penghuni harem, tidak dijelaskan kapas pastinya teh itu akan dibagikan, jika kita tidak berada dikediaman saat Permaisuri memberikan teh tersebut hamba takut Yang Mulia Permaisuri merasa tidak senang dan akan membuat Selir Agung dalam masalah," jelas Dayang Su menyuarakan pendapatnya.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang