Silahkan vote part sebelumnya, terimakasih...
***
Beberapa saat setelahnya...
Uhuk..., uhuk...,
"Yang Mulia Selir," ujar Dayang Su yang lansung berjalan mendekat dan bersimpuh disamping tempat tidur Hena.
"Bantu aku duduk," ujar Hena karena merasa kehilangan tenaga.
"Apakah aku benar-benar menelan racun?" tanya Hena setelah melihat seorang tabib sedang bersimpuh dan menunduk.
"Sama sekali tidak ada racun dalam tubuh agung anda, Yang Mulia," jawab yakin tabib tersebut.
"Lalu rasa nyeri pada bagian perut yang aku rasakan, bisakah kau menjelaskan penyebabnya?"
"Selamat Yang Mulia Selir Agung, saat ini anda sedang mengandung anak dari Yang Mulia Kaisar, dewa benar-benar meberkati," terang tabib tersebut.
"Selamat Yang Mulia, hamba sangat tidak menyangka bisa mendengar kabar ini kembali," sahut Dayang Su.
"Apa aku tidak salah dengar?" tanya Hena sedikit ragu.
Yang benar saja diusia memasuki kepala empat dirinya malah mengandung bayi.
"Tidak Yang Mulia, hamba sudah memastikan bahwa saat ini Selir Agung telah mengandung anak Yang Mulia Kaisar," jawab tanggap tabib tersebut yang membuat Hena mengelus pelan perut ratanya.
"Berapa usianya?" tanya Hena lagi yang kemudian tersenyum.
"Empat minggu, Yang Mulia."
Mendengar ini Hena sedikit meringis tidak enak. "Maafkan aku yang baru menyadari keberadaan dirimu, bola kecil," monolog Hena dalam hatinya.
"Tuan, ini tonik yang ada minta," ujar salah satu bawahan tabib setelah memberi hormat kepada Selir Agung Chu.
"Kau bisa keluar," usir tabib.
"Baik," patuh wanita tersebut lalu keluar setelah memberi salam hormat.
"Yang Mulia, anda bisa meminum kedua tonik ini," saran tabib.
"Ya aku akan meminumnya," setuju Hena demi kebaikan anak dalam kandungannya.
"Silahkan Yang Mulia," kata Dayang Su memberikan mangkuk pertama yang berlanjut kemangkuk kedua.
"Siapa namamu?" tanya Hena sambil menatap tabib tersebut.
"Chong Ming, Yang Mulia," jawab tabib.
"Tabib Chong, aku ingin kau untuk tidak menyebarkan kabar kehamilan ini kepada orang sekitar, kau jelas tau kenapa aku mengatakan hal seperti ini," tekan Hena kepada Tabib Chong tanpa berbasa-basi.
"Jika kau tidak menjaga mulutmu, lihat saja aku benar-benar akan melenyapkan nyawamu, mohon diingat dengan baik perkataanku ini," kata Hena lagi.
"Buatlah alasan apapun jika utusan orang-orang istana bertanya padamu," saran Hena.
"Aku rasa kau sudah mengerti, silahkan keluar dari ruanganku," ujar Hena.
"Ba–baik, Yang Mulia Selir Agung," sahut gugup Kasim Chong yang dengan takut memberi salam hormat dan pergi sesuai keinginan Hena.
"Yang Mulia, apa anda akan merahasiakan kehamilan ini?" tanya ragu Dayang Su.
"Aku tidak yakin bisa merahasiakannya, tapi kuharap orang-orang istana bisa sedikit lama mengetahuinya," balas Hena menghela napas malas.
"Jangan terlalu berpikir keras Yang Mulia, hal ini tidak bagus untuk kesehatan," tagur Dayang Su melihat dahi Hena yang berkerut.
"Aku merasa baik sekarang, obat yang diberikan tabib Choung memiliki tingkat penyembuhan yang tinggi," sahut Hena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Selir [Selesai]
FantasiaSeorang wanita dari masa depan tidak sengaja memasuki jiwa seorang Selir Agung. pada masa lalu. Diketahui sosok Selir Agung, adalah orang yang sangat jahat karena selalu mencoba mendekati Sang Kaisar, dan mencoba melenyapkan Sang Permaisuri. Tapi sa...