22

113K 11.4K 198
                                        

Buat yang belum vote chapter sebelumnya, silahkan di vote ya.

Terimakasih.

______________

Before Chapter

"Sebenarnya apa hubungan Chu Xi Mei dengan laki-laki itu," desis Bai Si Yu.

"Aku harus segera mencari tahu hal ini."

_____________

Tiga minggu kemudian...

"Ada apa Kasim Jo," tegur Kaisar Bai saat menyadari ada seseorang yang masuk keruangannya.

"Yang Mulia, Jendral An Bing San memohon bertemu," ucap Kasim Jo setelah memberi salam hormat.

"Persilahkan dia masuk," putus Kaisar Bai.

"Baik Yang Mulia."

"Silahkan masuk Jendral," papar Kasim Jo setelah keluar dari ruangan Bai Si Yu.

"Salam Yang Mulia semoga hidup seribu tahun," ujar Jendral An sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Bicaralah," sahut Kaisar Bai Si Yu yang masih fokus membaca dokumen ditangannya.

"Yang Mulia, hamba mendapat perintah dari Selir Agung Chu untuk menyiapkan kereta kuda berserta beberapa prajurit untuk mengawal Selir Agung Chu menuju Kekaisaran Weixing, tapi hal ini belum mendapat persetujuan dari Yang Mulia," jelas Jendral An, lagi.

"Laksanakan perintah Selir Agung Chu, aku lupa memberitahu bahwa hari ini dirinya berangkat menuju Kekaisaran Weixing, oh ya siap-kan dua puluh prajurit tangguh untuk mengiringi kereta kudanya, aku tidak ingin terjadi hal buruk kepadanya," tegas Kaisar Bai memberi perintah.

"Baik Yang Mulia," balas Jendral An yang setelahnya memberi salam hormat lalu pergi dari ruangan Kaisar Bai Si Yu.

***

Brakk

"Ibu... " rengek Putri Bai Xin Yu setelah mendobrak kasar pintu ruangan Hena.

"Kemarilah Xin Yu kau terlalu pagi mendatangi Ibu, Dayang Choi apakah Putri sudah memakan sarapannya," ucap Hena sambil menatap kearah Dayang Choi.

"Putri Bai Xin Yu belum memakan apapun pagi ini Yang Mulia Selir," balas Dayang Choi jujur.

"Ayo kemari makan bersama, Ibu akan menyuapimu," cetus Hena lagi saat melihat Putri Bai Xin Yu yang masih berdiri didepan pintu ruangannya.

"Tidak mau," sahut rajuk Putri Bai Xin Yu yang setelahnya menyilangkan kedua tangan diatas dada dan membuang pandangan kesamping.

"Anak ini," keluh Hena dalam hati lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Putri Bai Xin Yu.

"Ada apa kenapa Xin Yu tidak datang mendekati, Ibu," tutur Hena sambil mengelus pelan surai Putri Bai Xin Yu yang kali ini tergerai indah.

"Ibu... Hiks... " seru Putri Bai Xin Yu sambil memeluk erat pingang Hena.

"Aku baru bertemu pagi ini dengan Ibu, tapi pagi juga ini Ibu akan pergi dari istana," rengek Xin Yu dengan sesegukan.

"Maka dari itu ayo makan bersama Ibu akan menyuapimu sebelum pergi dari sini," ucap Hena lagi sambil menarik lembut Putri Bai Xin Yu dan menuntunnya menuju meja makan yang berada diruangan Hena.

"Matamu akan membekul jika terus menangis," ujar Hena lagi sambil menarik pelan kedua telapak tangan Xin Yu yang menutupi wajahnya dan menghapus pelan beberapa jejak air mata pada permukaan wajah Putri Bai.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang