59

57.3K 3.4K 108
                                        

Haloohhh

_________

Masih dengan hanfu tidurnya Hena pun sampai dan segera masuk kedalam pavilliun Selir Mo.

Didalam ruangan sudah terlihat beberapa orang yang berada didekat peraduan Selir Mo.

Terlihat seorang tabib yang nampaknya telah selesai memeriksa keaadaan Selir Mo lalu segera pergi dan tidak lupa memberikan hormat kepada Hena. Hal mengenai kematian seperti ini hanya akan dikatakan kepada Kaisar.

Beberapa Dayang dengan perlahan membersihkan tubuh Selir Mo dan kemudian memasangkan hanfu berwarna putih kecoklatan pada tubuh dingin Selir Mo.  Tidak lupa rambut Selir Mo yang ditata dengan baik agar terlihat rapi dan wajahnya yang sedikit dipoles agar tidak terlalu pucat.

Setelah semua persiapan selesai, tubuh Selir Mo pun segera dipindahkan kedalam sebuah peti dan kemudian ditutup agar tidak menyebarkan keharuman apapun.

"Hemm, biarkankan aku melanjutkan persiapan ini," ujar Hena kepada beberapa Dayang disana.

"Baik, Yang Mulia," patuh mereka dan kemudian keluar dari ruangan, meninggalkan Hena bersama tubuh tak bernyawa Selir Mo.

"Rasanya baru kemarin kau dengan berani berbicara menuding Putra Mahkota untuk memancingku membayar hukumannya, tapi sekarang kau bahkan sudah tidak bisa membuka kedua matamu," monolog Hena sambil meletakkan akrilik kayu yang terukirkan nama Mo Li Fei.

"Karena kau membuat rencana agar aku keluar dari istana, akupun juga membuat rencana untukmu keluar dari istana ini," lanjut Hena lagi yang kini sedang menyalakankan dua buah lilin yang kemudian diletakkan bersebelahan.

"Kuharap kau tidak menyalahkan aku, Selir Mo, karena sebaliknya kau harus berterimakasih karena dengan rencanaku, kau bisa melewatkan hukuman yang akan diberikan oleh Yang Mulia Kaisar," ucap Hena sambil menyusun dengan baik tiga macam buah-buahan diatas sebuah piring berkaki yang berada didepan akrilik kayu ukiran nama Selir Mo.

"Ah, aku melupakan dupannya," cetus Hena segera mengambil tungku bakar berukuran sedang yang berada dirak dan memindahkannya keatas meja persembahayangan Selir Mo.

"Hio ini kudapatkan dari kekaisaran sebrang yang memiliki aroma wangi yang khas, kuharap kau menyukainya, Selir Mo," kata Hena lagi setelah mengeluarkan benda tersebut dari lengan bajunya.

Setelah membakar tiga batang hio dan memasukkannya kedalam tungku bakar. Dalam keadaan berdiri Henapun mulai menyatukan kedua tangannya dan memejamkan matanya untuk secara khusyuk mendoakan dan melantukan kemakmuran didalam hati untuk kehidupan Selir Mo dialam yang berbeda.

"Bukankah aku sangat baik," bangga Hena setelah memikirkan semua hal yang dirinya lakukan untuk Selir Mo.

Keesokan harinya

Sudah hampir pagi saat Hena keluar dari pavillliun Selir Mo. Dan bergegas kembali kekediamannya sendiri.

Sampai dipavilliun sudah terlihat Dayang Su yang menyambut dan segera mengikutinya masuk kedalam paviliiun.

"Yang Mulia, bagaimana bisa anda keluar hanya dengan hanfu seperti ini," sahut Dayang Su segera membantu Selir Agung Chu membersihkan diri.

"Aku harus memastikan tidak ada orang yang menyelidiki kediaman Selir Mo," jawab Hena sambil merehatkan dirinya sejenak, selagi Dayang Su membersihkan tubuhnya.

Ditempat lain, Kediaman Kaisar

"Jadi, Selir Mo meninggal karena meminum minuman yang sudah diracuni?" tanya Kaisar memastikan.

"Ya, Yang Mulia," jawab Tabib istana yang memeriksa keadaan Selir Mo.

"Baiklah kau bisa keluar," pungkas Kaisar Bai.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang