54

62.6K 6.4K 391
                                    


Hallo🐁

________________

Setelah meminum tonik yang sudah diracik dengan baik oleh Tabib untuk kesehatannya, Hena pun segera menghampiri beberapa Dayang yang akan membantunya berpakaian.

Melihat beberapa hanfu yang sebelumnya sudah dipilihkan oleh Dayang Su. Pilihan Hena jatuh kepada hanfu berwarna ungu dengan bordiran berwarna emas dan merah hati, yang terlihat mewah. Ini akan menunjang penampilannya setelah beberapa waktu lalu terbaring tak berdaya. Karena nanti pasti akan ada mata-mata yang akan mengawasinya.

Selesai dengan pakainnya. Hena pun segera duduk diatas kursi riasnya salah satu Dayang pun dengan segera menyisir dan menyanggul dengan rapi rambut hitam panjang Hena. Dan kemudian berlanjut dengan hiasan muka standar tanpa berlebihan.

"Pakai tusuk rambut yang ini," perintah Hena sambil menunjuk salah satu kotak perhiasan miliknya.

"Apakah semua makanan sudah dihidangkan?" tanya Hena setelah mengecek riasan dan tatanan rambut yang menurutnya sudah cukup bagus.

"Sudah Yang Mulia," jawab Dayang Su.

"Kalian keluarlah," perintah Hena kepada beberapa Dayang yang membantunya bersiap.

"Baik," jawab mereka segera memberi salam hormat dan keluar dari rungan.

"Apa kau sudah mendapat informasinya?" tanya Hena penasaran.

"Ahh aku terlalu cepat menanyakan hal ini, bahkan belum genap satu hari kau mencari informasinya," tanggap Hena perhatian.

"Apakah ada penghuni istana yang sudah mengetahui jamuan yang akan aku lakukan?" tanya Hena.

"Hamba rasa semua orang sudah mengetahuinya, Yang Mulia."

"Apapun yang dilakukan keluarga kerajaan, pasti akan menjadi perbincangan yang menyenangkan," tambah Dayang Su.

"Ya membicarakan orang lain memang sangat menarik," cetus Hena.

"Ayo keluar, aku akan menyambut Yang Mulia Kaisar, sebelum dirinya datang," ajak Hena yang igin berdiri dari duduknya. Namun sebelum itu perkataan Dayang Su menghentikan pergerakannya.

"Yang Mulia, sebenarnya saya sudah mendapatkan informasinya," ujar pelan Dayang Su dengan nada yang terdengar bangga.

"Katakanlah," balas Hena senang.

"Benar apa yang, Yang Mulia katakan sebelumnya. Selir Mo memang terlibat dengan masalah ini."

"Hanya saja, untuk yang meracuni memang benar Permaisuri tapi yang menukar teh tersebut dengan teh milik Putra Mahkota adalah Selir Mo."

"Hal ini dilakukan atas dasar ingin menjebak Yang Mulia agar keluar dari Istana." Jelas Dayang Su.

"Aku masih sedikit bingung," ucap Hena setelah beberapa saat mencerna  dan kemudian menyambungkan semua informasi didalam pikirannya.

"Jadi teh ini awalnya diberikan Permaisuri untukku, dan kemudian ditukar oleh Selir Mo sehingga sampai ditangan Putra Mahkota, lalu setelahnya Putra Mahkota memberikannya lagi padaku," pikir Hena.

"Saat dilakukan penyelidikan maka bukan hanya Permaisuri yang terlibat tetapi juga Putra Mahkota," pikir Hena lagi.

"Sasaran Selir Mo adalah aku, dan racun itu membunuh janinku yang baru berusia empat minggu."

"Jadi wanita itu ingin membuat tuduhan bahwa, Putra Mahkota yang meracuni dan ingin membunuhku. Lalu aku akan berkorban apapun demi menyelamatkan Putra Mahkota dari tuduhan tersebut."

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Putra Mahkota terlibat, entah rencana apa yang akan dilakukan Selir Mo," monolog Hena dalam hatinya.

"Dari mana kau mendapatkan informasi ini?" tanya Hena. Setelah terdiam lama memikirkan hal yang dilakukan Selir Mo.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang