38

93.4K 9K 2.5K
                                        


Setelah kembali dari tempat perjamuan Hena memutuskan untuk langsung berbaring diatas tempat tidurnya.

Melihat raut kelelahan yang terpantri pada wajah Hena, Dayang Su menawarkan diri untuk memijat beberapa bagian tubuh Hena. Melihat Selir Agung Chu yang mendudukkan dirinya kembali, Dayang Su mulai memijat bagian punggung Hena.

"Sedikit dibagian tengah," instruksi Hena kepada Dayang Su yang memijatnya.

"Ah... benar-benar menyiksa saat aku harus duduk dengan tegap saat diperjamuan," keluh Hena.

"Setelah ini, apakah anda ingin membersihkan tubuh?" tanya Dayang Su yang masih mempijat Hena.

"Nanti saja."

"Aku ingin tidur, bangunkan aku saat waktu makan malam nanti," perintah Hena yang langsung berbaring diatas tempat tidurnya, membuat Dayang Su berhenti memijatnya.

"Baik, Yang Mulia Selir," jawab Dayang Su.

Sebelum keluar dari ruangan Hena, Dayang Su melihat kembali keadaan sang junjungan.

Meringis pelan, Dayang Su merasa kasihan melihat Hena yang masih memakai hanfu lengkap dengan perhiasan dan beberapa tusuk perak.

"Pasti sangat tidak nyaman tidur dalam keadaan seperti itu," pikir Dayang Su yang tidak lama kemudian keluar dari ruangan Hena.

***

Dengan lirikkan matanya Kasim Jo memerintah beberapa Dayang untuk membantu Kaisar Bai Si Yu melepaskan pakaian agung yang dikenakannya.

Setelah terlihat dalaman pakaian berwarna putih, beberapa Dayang pun kemudian memberi hormat dan berlalu dari hadapan Kaisar. Mereka tidak mempunyai wewenang untuk membantu Kaisar melepaskan dalaman pakaiannya.

Merasa sedikit lelah, Bai Si Yu juga memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya.

"Kasim Jo," ucap Bai Si Yu.

"Ya, Yang Mulia," jawab Kasim Jo.

"Bangunkan aku saat makan malam tiba dan juga siapkan air mandiku," perintah Kaisar Bai Si Yu, yang sudah memposisikan diri untuk tidur.

"Baik, Yang Mulia," balas Kasim Jo kemudian keluar dari ruangan.

***

Dari tempat duduknya, Selir Mo Li Fei terus memperhatikan bangunan megah pavilliun miliknya.

Sedari kecil Mo Li Fei memang sangat berambisi untuk tinggal diistana.

Menurutnya, menjadi orang yang dihormati dan disegani adalah hal paling membanggakan.

Mo Li Fei sadar bahwa saat Kaisar Bai Si Yu berkeinginan mengangkatnya menjadi Selir bukanlah semata karena rasa suka dan tertarik, melainkan karena Kaisar Bai Si Yu sudah mengetahui perlawanan yang dilakukan oleh Ayahnya Mo Goa Lu untuk memberontak.

Dengan mengikat Mo Li Fei, menjadi salah satu istrinya, Ayahnya Mo Goa Lu pasti akan tunduk dan tidak akan memberontak.

Menurut Mo Li Fei, itu adalah cara mulus Bai Si Yu dalam menundukkan musuh-musuhnya.

Memasuki Istana dan mendapatkan gelar Selir utama setelah mengandung anak Kaisar.

Berpura-pura baik didepan para Selir lain dan Permaisuri adalah hal biasa yang dirinya lakukan.

Menduduki kursi Permaisuri adalah salah satu mimpi Mo Li Fei.

Karena dengan mimpi tersebut dirinya bisa tinggal dengan cukup lama diistana.

Tapi untuk mendapatkannya, Mo Li Fei harus memikirkan sebuah rencana matang yang memiliki nol kegagalan. Dan hal itu sangat tidak mungkin.

Disatu sisi, Permaisuri Song Ir Ya memiliki dukungan penuh dari para pengikut Ayahnya Song Tao Go. Tidak mudah menyingkirkannya.

Menjadi Selir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang