54. Bersemu merah

9.2K 1.5K 1.2K
                                    

Darryl merapikan kemejanya, lalu memakai jas hitam miliknya. Hari ini Darryl masih di Indonesia, karena  Anastasha juga belum kembali. Wanita itu menjadikan hidup Darryl bersinar lagi saat mau menerima pinangannya. Dan mereka harus menikah ulang karena masa Iddah Anastasha sudah habis.

Ia membenarkan kacamata hitamnya, lalu keluar dari mobil. Dari jauh, Darryl bisa melihat seorang wanita dan anak laki-laki sedang bersenang-senang dengan bermain gelembung balon. Daneal beberapa kali melompat-lompat, untuk menyentuh balon sabun yang Anastasha tiup. Memperlihatkan giginya, dan itu terlihat sangat menggemaskan.

Darryl baru saja pulang dari kantor cabang miliknya di Jogja, dan Anastasha memintanya untuk ke taman komplek yang ada di dekat rumah orang tua wanita itu. Tamannya tidak terlalu sepi, karena ada beberapa pedagang yang berjualan.

Karena tak melihat sekitar, lagi-lagi Daneal menabrak seseorang. Bocah cilik itu memang tidak pernah peduli sekitar jika sudah berada dalam dunia bermainnya.

Darryl langsung menggendong anaknya, saat Daneal mendongak sambil mengusap-usap dahi. Ia memberi salam dan di jawab kompak oleh Anastasha dan Daneal.

“Kalo jalan liat-liat, Nak. Nanti jatuh gimana?”

Daneal menganggukkan kepalanya, “Iya, Pa.”

Darryl lantas mendekati wanita yang ada di depannya, ia masih agak canggung pada mantan istri yang sekarang menjadi calonnya lagi. Darryl tersenyum pada wanita itu, detak jantungnya kembali cepat tatkala Anastasha juga tersenyum padanya.

“Are you okay?” tanya Darryl. Ia tahu jika gadis itu sedang banyak pikiran.

Pada saat HUT RI, media bukan hanya menyorot prosesi berjalannya upacara. Namun juga menyoroti dirinya dan juga Anastasha yang kala itu terlihat berbicara serius, sampai ajakan Darryl untuk menikahi wanita itu kembali, sekarang sudah menjadi trending topik di dunia entertainmen bahkan di berita politik. Darryl dan Anastasha memutuskan untuk rujuk dan menikah kembali.

Anastasha mengangguk menanggapi pertanyaan Darryl. “Yas, I’m okay.”

Wanita itu banyak diterpa gosip miring yang tidak sesuai kenyataan, karena ulah media tak jelas yang saat menyebarkan videonya sambil melebih-lebihkan kenyataan yang ada. Sehingga karir Anastasha kembali terombang-ambing, namun dukungan lagi-lagi lebih banyak untuk menginginkan mereka rujuk kembali.

Daneal yang berada di gendongan Darryl, meminta papanya itu untuk menurunkan dirinya. Setelah diturunkan, Daneal menggandeng tangan gagah sang papa dan juga mamanya. Bocah kecil itu mengajak kedua orang tuanya untuk mengikutinya berkeliling taman malam ini.

Anak berusia hampir dua tahun itu menggandeng kedua orang tuanya dengan senyum yang belum pernah terlihat di wajah menggemaskan Daneal. Anak itu terlihat bangga bisa menggandeng kedua orang tuanya, Daneal tidak lagi menatap iri pada mereka yang memiliki orang tua lengkap.

Anastasha dan Darryl, tersentuh melihat tindakan anaknya. Mereka mengikuti langkah Daneal, hingga langkah si kecil tiba-tiba berhenti. Darryl langsung jongkok melihat keadaan anaknya itu, dan betapa kagetnya Darryl saat air mata membasahi pipi gembul anaknya.

“Dedek kenapa, Nak?” tanya Darryl khawatir.

Daneal menggeleng pelan, ia memeluk leher papanya dengan erat dan membisikkan sesuatu yang membuat Darryl kembali terhantam ulu hatinya.

“Papa, telima kasih udah bikin dedek bahagia ....”

Darryl mencium pipi anaknya dengan mata berkaca-kaca, mengusap air mata putranya yang masih mengalir dengan derasnya.

“Anything for you, Nak.”

Anastasha mengusap air mata yang terjatuh menuju pipi, lantas memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Sekuat itu anaknya, sekuat itu Daneal yang selama ini selalu menyembunyikan wajah sedihnya dengan memasang wajah tersenyum setiap di depannya.

“Mama,” Daneal memanggil mamanya untuk mendekat padanya seperti yang dilakukan sang papa.

Lantas Anastasha jongkok menyamai tingginya dengan Daneal.

“Kenapa, Nak?”

Daneal melepas dirinya dari Darryl, lalu berdiri di tengah-tengah kedua orang tuanya.

Bocah kecil itu menundukkan kepalanya. “Papa, Mama ... dedek mau di peluk, boleh?”

Dan betapa bahagia raut wajah anak itu saat kedua orang tuanya memeluknya erat, kini Daneal merasakan apa yang dirasakan oleh anak laki-laki yang dilihatnya tempo lalu di depan pagar.

“Dedek sayang Mama Papa  ...”

🌸🌸🌸

Daneal terus tertawa berlari menghindari papanya yang mengejarnya di belakang. Darryl hanya melangkahkan kakinya sedikit cepat, tapi anaknya itu malah berlari dengan sangat cepat.

“Nak, jangan cepat-cepat larinya.” nasihat Darryl pada anaknya yang bahkan tidak memperhatikan jalan di depan, Daneal terus saja menengok ke belakang.

Tapi sepertinya Daneal sudah terbiasa akan kebiasaannya yang satu itu, jika bahagia, Daneal akan terus berlarian dan tidak memperhatikan sekelilingnya.

Bruk!

Tubuh Daneal terjatuh, kaki kecilnya tersandung dengan kakinya sendiri. Melihat itu Darryl langsung berlari mendekati anaknya itu dan memeriksa keadaan Daneal. Anastasha juga sama, ia berdiri dari duduknya dan langsung mendekati anaknya.

“Ada yang sakit, Nak?” tanya Darryl pada sang anak yang masih terduduk.

Daneal malah memasang senyumnya dan menatap kedua orang tuanya dengan memamerkan gigi.

“Dedek kuat, dedek gak mau nangis, kok.”  tutur Daneal.

Darryl menganggukkan kepalanya, lalu membantu anaknya untuk berdiri. Tapi, tiba-tiba sang anak mewek, lantas menangis.

“Kaki dedek sakit ....”

🌸🌸🌸

Anastasha menggendong Daneal yang sudah tertidur pulas, kaki anaknya itu sudah di perban karena ada luka kecil yang membuat Daneal menangis tadi.

“Tasya masuk dulu,” pamit Anastasha pada Darryl yang sudah mengantarkannya pulang.

Darryl menganggukkan kepalanya, wanita itu pun berbalik badan dan akan membuka pagar rumah. Belum sempat masuk, Darryl menahan lengan wanita itu.

“Kenapa?” tanya Anastasha heran.

Darryl mendekati Anastasha, lalu mencium pipi anaknya yang berada di gendongan Anastasha. Lalu setelahnya, Darryl memberanikan diri mengecup kening Anastasha cukup lama. Lama sekali, sampai Anastasha salah tingkah. Kulit putih pipinya berubah menjadi kemerahan, wanita itu bisa-bisanya salah tingkah seperti ini.

Anastasha memundurkan dirinya menyudahi kecupan Darryl berakhir, ia lalu masuk ke dalam pagar tanpa berani melihat wajah Darryl. Anastasha sangat malu sekarang, ia seperti anak SMA yang baru saja diantar pulang pacarnya yang menghadiahinya ciuman kening di akhir pertemuan.

“Tasya masuk ....” Anastasha menutup pagar lalu berbalik dan mempercepat langkahnya untuk masuk ke rumah.

Darryl terdiam, ia memperhatikan wanita itu sampai masuk dan hilang di balik pintu. Darryl jelas melihat jika wanita itu salah tingkah, seperti remaja yang baru saja diapeli pacarnya. Darryl terkekeh, dan menggelengkan kepalanya. Tangannya kini bergerak menuju dadanya, di dalam sana berdetak sangat tak biasa.

🌸🌸🌸

Senin, 22 Maret 2021

I'm backkkkk!!
apdetan pertama hari iniiiiii
terima kasih sebelumnya untuk vote dan komennya

Ngerasa gak sih kalo mereka kaya abg yang baru ngedate pertama kalinya yang masih malu-malu? huwaaaa

1700 vote dan komen di part ini, part mengharukan akan segera aku apdet huhu

selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang