68. Who is this?

5.7K 1K 507
                                    

Daneal menatap ke arah jendela kaca yang memperlihatkan suasana halaman rumah, tatapannya sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daneal menatap ke arah jendela kaca yang memperlihatkan suasana halaman rumah, tatapannya sendu. Sudah 8 bulan ia selalu duduk di sofa dengan kaki yang menjuntai ke bawah, Daneal selalu menunggu papanya pulang jika sinar matahari mulai meredup sinarnya.

Setiap sore Daneal setia menunggu kepulangan sang papa, walaupun Anastasha sudah berkata jika Darryl pulangnya masih lama. Daneal masih menunggu tak peduli berapa pun lamanya.

“Ah, papa gak kangen, kah, sama dedek?” Daneal seketika menepuk jidatnya, “kan bukan dedek lagi, sekarang udah jadi kakak.”

“Sekarang udah ada dedek Dastrella loh, pa. Papa gak mau lihat dedek Dastrella ...?”

Bocah cilik itu turun dari sofa melangkahkan kaki pendeknya keluar, tak lupa memasang sandalnya lebih dulu, barulah Daneal melanjutkan langkahnya. Ia mendekati pagar hitam yang sedikit jauh karena halaman memang cukup luas, Daneal menggenggam gagang pagar.

Kepalanya menengok kanan dan kiri, berharap sang papa tiba dan langsung memeluknya. Sekarang Daneal tidak lagi berharap papanya pulang membawa Spiderman yang banyak, saat ini bocah itu hanya berharap papanya segera pulang. Itu saja.

Cukup lama Daneal menatap ke luar, ternyata masih sama saja. Sang papa agaknya masih belum ada ingin untuk pulang. Ah, tidak apa-apa, besok Daneal masih bisa menunggu. Seberapa lama pun, Daneal tidak akan ada bosannya untuk menunggu sang papa kembali.

“Papa gak pulang hari ini, ya.”

Daneal berbalik, ia melangkahkan kakinya kembali menuju rumah. Mata Daneal berkaca-kaca hampir tumpah, namun ia menghapus air matanya sebelum membasahi pipi. Melangkah dengan langkah lesuh, Daneal benar-benar menahan tangisnya. Ia sungguh rindu papanya.

Bunyi pagar bergeser menyita perhatian Daneal, ia segera berlari kembali menuju pagar. Namun ia tidak menemukan papanya, melainkan Azumi yang datang dengan membawa dua kantong kresek hitam di genggamannya.

Onty dari mana?”

“Beli perlengkapan nih, Nak. Daneal ngapain di sini?”

Daneal menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Kakak bantu bawain, ya, Onty.

Azumi mengangguk, ia kemudian memberikan bingkisan yang lebih ringan pada Daneal. Lalu melangkah bersama menuju pintu. Namun ia melihat bahu kecil Daneal yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu sedikit bergetar, dengan cepat Azumi menggendong Daneal dan menghapus air mata bocah kecil itu.

“Don’t be sad, it’s gonna be a good life ...” bisik Azumi pada keponakannya itu.

Daneal menganggukkan kepala, masih sesenggukan. Dan Azumi tahu jika Daneal merindukan hadirnya seorang Darryl. Ia pun begitu, ia ingin mendiang suaminya. Azumi ingin Joshua hadir di tengah-tengah dia dan Dashena.

🌸🌸🌸

PINDAH PLATFORM, BACA LENGKAPNYA DI DREAME.

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang