66. Kenapa semuanya menangis?

6.6K 1K 317
                                    

"Pa, terima kasih telah menjadi Papa terbaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa, terima kasih telah menjadi Papa terbaik."
-Dari Daneal untuk papa Darryl.

🌸🌸🌸

Mata cantik itu menerawang jauh, sudah satu jam lebih Anastasha duduk bersimpuh di makam suaminya itu. Ia tidak hentinya menangis dalam hati, ia sudah berusaha merelakan kepergian Darryl. Tapi hatinya seakan menolak keras, Anastasha tidak bisa hidup tanpa Darryl.

Terlalu kejam jika ini adalah pembalasan dendam Darryl atas dirinya yang seringkali meninggalkan pria itu, Anastasha hanya menghilang, tapi tidak pergi dari dunia seperti yang Darryl lakukan.

"Darryl," panggil Anastasha pada tubuh tak utuh yang sudah terbujur kaku dalam liang lahat itu.

Nyeri di dada Anastasha belum sembuh juga, semakin ia mencoba untuk merelakan semakin sesak pula dadanya. Nyatanya, berpisah dengan orang yang dicinta sangat menyakitkan. Berbeda dunia dengan Darryl jelas bukan keinginan Anastasha.

"Ah, baru sehari Darryl tinggal, kenapa Tasya udah sekangen ini?" Wanita cantik itu mengusap air matanya.

Tidak bisa dihitung sudah berapa tetes air mata Anastasha mengenai tanah makam Darryl, yang jelas mata Anastasha tidak pernah kering sejak ia kehilangan suaminya itu.

"Walaupun Darryl udah pergi, Darryl masih ada di sini ..." Anastasha memegangi dadanya di mana hatinya terletak.

"Da-daryl selalu tersimpan di hati Tasya," Lidah Anastasha keluh sekedar menyebut nama suaminya, "Darryl masih bersama Tasya dan juga anak-anak kita ...."

Jemari Anastasha mengelus ukuran yang bertuliskan nama suaminya, dengan sayang ia memandangi nisan itu. Nafasnya tidak beraturan seakan ini adalah cobaan terberat yang pernah Tuhan berikan untuknya.

"Rasanya sunyi sekali gak ada Darryl di dunia ini, Daneal juga tanyain Darryl terus ...." Anastasha sangat ingin melampiaskan semua yang ia rasakan pada suaminya.

"Ka-kata Daneal ... hiks. Daneal bilang, papa kapan pulang ...?" Dada Anastasha naik-turun menceritakan bagaimana anaknya itu terus menanyakan keberadaan papanya.

"Kangen banget katanya ... hiks." Bibir Anastasha bergetar hebat, "anak kita masih sekecil itu, kenapa Darryl tega ninggalin Daneal?"

🌸🌸🌸

PINDAH PLATFORM, BACA LENGKAPNYA DI DREAME.

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang