25. Dia hilang, lagi ...

10.1K 904 171
                                    

Seorang pria memakai jaket yang di padukan dengan jeans pendek sedikit di atas lutut, sedang menggendong bayi lucu di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Tak lupa menutup wajahnya dengan masker, untuk menutupi identitasnya.

Dia, Darryl. Ia memasuki toy store, untuk membelikan anaknya mainan.

“Mau yang ini, Nak?” Darryl menunjukkan robot Black panther pada anaknya.

Si kecil tertawa dan mengangkat tangannya ingin menyentuh mainan yang papanya tunjukkan. Darryl tersenyum, sepertinya si kecil menyukai mainan itu.

Setelah membayar, Darryl keluar dari sana. Dan berniat menuju Timezone, mengajak si kecil bermain mesin capit. Berbicara soal mesin capit, ia jadi ingat saat masa pendekatannya dulu dengan Anastasha sewaktu SMA. Istrinya itu suka sekali bermain mesin capit saat ia ajak ke mall.

Darryl melihat ke arah mesin capit, bersiap untuk menggerakkan capitnya. Tatapannya terpaku pada sebuah boneka, boneka yang menarik perhatiannya. Wajah istrinya terpampang di sana, ia tersenyum kecil. Diperhatikannya mesin itu, memang mesin capit yang bertemakan kpop. Tak heran jika wajah istrinya juga ada di sana.

“Yeah, kita dapat mama, sayang.” ujar Darryl memamerkan boneka yang ia dapat, dan di respon tawa oleh anaknya.

Setelah puas bermain dengan anaknya, Darryl menggendong anaknya serta membawa beberapa bingkisan di tangan kanannya. Ia berniat pulang.
“Siang ini, pesawat Lion air yang lepas landas dari bandara internasional Soekarno-Hatta tadi pagi dikabarkan kebakaran.”

Darryl yang mendengar sekilas berita itu, berhenti sejenak. Ia mendekati televisi yang di pasang di rest area pusat perbelanjaan ini. Ia menyimak kabar berita itu dengan was-was.

“Pesawat dengan tujuan Korea, dikabarkan hilang kontak saat akan memasuki perairan Korea Selatan.”

Nafas Darryl tercekat, menunggu informasi selanjutnya. Hatinya resah seketika, pikirannya langsung kalut. Anastasha langsung memenuhi pikirannya.

“Di duga, ada seorang penumpang yang secara diam-diam membawa barang yang mudah meledak. Yang lepas dari pengawasan.”

“Dua puluh empat orang selamat termasuk satu pramugari, lima puluh delapan orang meninggal termasuk pilot. Dan tujuh puluh delapan lainnya masih dalam pencarian. Berhubung arus sangat deras, kecil kemungkinan untuk melanjutkan pencarian.”

Di sebutkan beberapa penumpang selamat, tak ada istrinya di daftar itu. Jantungnya tambah berdegup kencang saat presenter membacakan beberapa daftar penumpang yang meninggal.

“Randa Wahyudi umur tiga puluh empat tahun, Sandara Aulia umur delapan belas tahun, Anastasha ....”

Darryl memejamkan mata mendengar nama istrinya, jantungnya berdetak kencang, sangat kencang. Matanya ia pejamkan erat.

“... Sheila umur dua puluh delapan tahun.”
Darryl menghela nafas lega saat mendengar ternyata itu bukan istrinya, hampir saja ia mati di tempat.

“Sementara yang lainnya masih dalam pencarian. Beberapa di antaranya adalah, Seka Riana Irawan umur empat puluh tahun, Wawan Arkan umur lima puluh satu tahun, Angelina Maharani umur dua puluh empat, George Sadan umur dua puluh tujuh tahun,  Anastasha Claudy umur dua puluh lima tahun ....”

Deg!

Paper bag yang di bawa Darryl langsung terjatuh, sekujur tubuhnya mendadak mati rasa. Anastasha tidak mungkin menghilang. Air mata Darryl langsung terjatuh, kepalanya menggeleng tanda tak percaya.

Ia berusaha tertawa, “Tasya, ini gak mungkin kan?”

Ponselnya langsung dikeluarkan, Darryl mendial nomor istrinya. Jelas tidak aktif, tapi Darryl tetap menelepon Anastasha.

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang