51. Apa dedek jahat?

9.8K 1.4K 989
                                    

Balutan batik terlihat sangat cocok di tubuh semampai seorang wanita cantik yang berdiri di depan cermin rias, ia mengoleskan lipstik berwarna nude untuk sentuhan terakhir riasan ringan wajahnya.

“Mama ...” seorang bocah berlari luntang-lantung memasuki kamar.

Daneal sudah rapi dengan kemeja batik selaras dengan mamanya, sangat pas di tubuh gempalnya.

“Mama, dedek ganteng, kan?” tanya Daneal percaya diri sambil menyugar rambutnya yang dikuncit satu oleh sang nenek.

Anastasha tersenyum geli, menahan tawanya. Ia mendekati anak gantengnya itu, lalu mengecup pipi Daneal.

“Ganteng banget anak mama,” puji Anastasha membuat Daneal semakin besar kepala.

“Ganteng dedek atau papa?” tanya bocah kecil yang sudah mulai bisa berbicara dengan jelas, walaupun masih sedikit cadel.

Anastasha tersenyum dan menjawab, “Dedek lebih ganteng.”

Daneal menyombongkan diri dengan jempol yang mencongkel hidungnya. “I’m the most handsome boy in the world.”
(Akulah anak laki-laki paling tampan di dunia.)

Bocah kecil itu lantas menggandeng tangan mamanya untuk keluar dari kamar, menuruni tangga dengan sangat hati-hati. Sok-sokan menuntun jalan Anastasha, padahal sebenarnya dia yang dituntun.

“Ma, I will be the boy you can count on.”
(Ma, Aku akan menjadi anak laki-lakimu yang bisa kau andalkan.)

Anastasha tersenyum mendengar kata-kata anaknya, ia mencubit pelan pipi Daneal yang sangat menggemaskan di matanya.”

“Thank you, baby.”

Anastasha berangkat ke istana merdeka setelah berpamitan pada sang mama, papanya juga ikut serta, namun berangkat bersama kolega bisnisnya.

🌸🌸🌸

Daneal turun dari mobil sambil menggandeng tangan Anastasha, ia mendahului mamanya seakan sudah tahu ke mana ia harus pergi. Namun, Daneal dibingungkan dengan beberapa baris orang yang terlihat gagah dengan seragam putihnya. Dan juga beberapa yang duduk di kursi yang di sediakan.

“Ma, kita ke mana?” tanyanya bingung mendongak ke mamanya.

Belum sempat Anastasha menjawab, Daneal tiba-tiba berlari ke belakang menuju barisan para pejabat dan orang-orang penting lainnya.

Anastasha mengejar anaknya itu dengan perasaan khawatir, karena Daneal berlari tanpa melihat sekelilingnya. Namun, saat Anastasha mendengar anaknya meneriakkan sebuah nama panggilan, ia menghentikan langkahnya.

“Papaa ....”

Langkah Anastasha berhenti tepat saat ia melihat sang anak memeluk erat kaki seseorang, yang sudah Anastasha duga juga akan hadir di sini. Ia tidak mengira, jika akan melihat pria itu kembali.

Darryl terperanjat kaget saat seorang bocah memeluk kakinya, dan tambah kaget saat menyadari jika yang memeluknya itu adalah anaknya sendiri.

“Daneal? Daneal ke sini sama siapa, Nak?” Darryl langsung menggendong anaknya dan mencium pipi gembul Daneal. Hampir satu bulan ini mereka belum pernah bertemu.

“Mama, dedek sama mama ....”

Darryl refleks mengedarkan pandangannya, melihat semua kerumunan orang yang hadir pagi ini.

Deg!

Dengan mudahnya matanya langsung terkunci pada seorang wanita cantik, yang sedang berdiri di antara kerumunan orang. Wanita itu juga sedang menatapnya, Darryl tidak percaya ini, wanita itu sedang ke arahnya.

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang