18. Daneal Altezza is born

10.9K 1.2K 246
                                    

Dengan perut yang sudah membesar, Anastasha berjalan santai di taman kompleks perumahannya.

Seperti biasa, dia akan menutupi identitasnya serapat mungkin. Dengan jubah yang menutupi seluruh tubuhnya, serta masker yang ia gunakan untuk menutup wajah. Ditemani oleh Darryl.

Mereka menikmati waktu berdua di weekend ini, bersenda gurau layaknya remaja. Tapi tiba-tiba Anastasha merasakan kram pada perutnya. Sial, ketubannya pecah.

Melihat itu, Darryl langsung sigap membawa Anastasha ke mobil menuju rumah sakit terdekat.

“Dok, istri saya tolong!”

“Tolong istri saya, Dok.”

Darryl memasuki rumah sakit dengan perasaan yang terombang-ambing, antara gelisah dan takut. Ia mendampingi istrinya selama  proses melahirkan.

~~~

“Assalamualaikum, anak papa.”

Darryl menatap haru buah hatinya yang baru saja lahir, si kecil yang tampan mirip seperti dirinya, namun mata mirip seperti Anastasha. Ia lalu mengadzani bayi mungil itu, sebelum di bersihkan oleh perawat. Setelahnya ia menatap Anastasha yang terlihat lemah, tapi senyumnya tak kunjung hilang.

“Terima kasih, terima kasih sudah berjuang.” Darryl membelai lembut rambut dan mencium kening istrinya.

Anastasha tersenyum, “Please, protect us.”

Darryl mengangguk, “Pasti.”

Seorang perawat datang membawa bayi kecil mereka, diberikannya pada Anastasha untuk disusui.

“Assalamualaikum, gantengnya Mama.” Anastasha menggendong buah hatinya dengan hati-hati. Ini pengalaman pertamanya.

“Matanya cantik, kayak Tasya.” ujar Darryl.

“Darryl udah mikirin nama buat anak kita?”

“Nanti kita pikirin.”

Utuh sudah, selain hari kembalinya Anastasha setelah 5 tahun, hari menikah dengan Anastasha, hari ini juga menjadi hari bahagia untuk Darryl.

~~~

Sekarang jam 8 malam. Mendengar berita Anastasha melahirkan, para sahabat langsung datang untuk melihat keponakan tampan mereka.

Seperti biasa, jika sudah berkumpul, ruang yang awalnya bersih menjadi pembuangan sampah terakhir. Orang tua Darryl dan Anastasha sudah berkunjung, 2 jam lalu sudah pulang.

Mike  datang membawa sepeda, dan iPhone terbaru. Plis deh elah, ini bayi baru berumur sehari. Mana bisa make iPhone apalagi naik sepeda. Jangan di samain kayak Nero, anjim.

Marcel gak bawa apa-apa cuma bawa diri aja, sedangkan Joshua membawa mainan makeup. Ini cowok anjir, bengek banget.

Reon saja yang waras, membelikan 10 pasang pakaian khusus bayi baru lahir. Yang lain mah gak ada akhlak.

Juminten, gadis kecil mungil alias pacar si Joshua sedang di dapur menyiapkan cemilan, Melissa terus bermain dengan Nero dan dedek bayi.

Sasha tidak bisa datang karena shift malam, Joanne juga tak bisa datang karena pekerjaannya.

Dan saat Joshua ingin menggendong anaknya, Darryl refleks memukul tangan Joshua, “Jatoh nanti anak gue, lo gendong.”

“Mau nyentuh doang, Bapak. Galak amat, lo.”

Darryl tersenyum sinis saja, bukannya tidak mau anaknya di gendong Joshua. Ia hanya takut anaknya kenapa-napa, karena Joshua belum punya anak. Ia saja saat mau menggendong merasa takut-takut.

Beda halnya dengan Mike, Darryl mengijinkan saja.

“Btw, nama anak lo udah ada?”

“Belum,”

“Nah kebetulan, gue kepikiran satu nama.” ujar Marcel.

“Apa?” respon Anastasha.

“Anda.”

“Anda apaan?” Joshua ikut menyahut.

Marcel menjawab, “Anastasha dan Darryl.”

Reon ketawa ngakak, “Sialan!”

“Saran gue nih ya, Anastasha kan idol K-Pop tuh. Gimana kalo kita kasih nama kekorea-koreaan. Estetik gituloohh.” saran Mike.

“Mantep, nih.” Reon menyetujui.

“Contohnya?” tanya Darryl.

“Mo Hae Min,”

Joshua mengulum rapat-rapat bibirnya, ingin memaki tapi ia sudah penuh dengan dosa. Jadi, diam menjadi pilihan terbaik.

“Emang bener sih kekoreaan, gak salah dia.” kata Darryl sok membela, tapi dalam hati koar-koar.

“Kalo pada gak setuju, gimana kalo Jae Lan Ni? Beh, damagenya gak ngotak.” usulnya Mike lagi.

“Lo tuh yang gak ngotak!” Joshua sudah tak tahan lagi, nama-nama yang disarankan oleh Mike tak ada yang pas diotaknya.

“Daneal Altezza? Gue pikir itu cocok, selain ada marga Darryl, sekilas kata Altezza mirip sama nama Anastasha.”

“Anjim! Sejak kapan lo ngotak, Jo?” Darryl memberi aplaus pada Joshua. Usulan nama dari Joshua membuatnya jatuh cinta.

“Lo pikir selama ini gue mikir pake apa?” sergah Joshua.

“Lah, lo kan gak pernah mikir.” Reon menimpali.
Bangsat, kadang Reon ada dipihak Joshua, tapi juga seringkali menjadi musuh bebuyutan.

Bukan hanya Darryl, Anastasha juga begitu, ia menyukai nama DANEAL ALTEZZA. Love Joshua banyak-banyak.

“Fix, sekarang dedek bayi pake nama pemberian dari uncle Joshua ya, Nak. Daneal Altezza.” Putus Anastasha.

Tak apa bukan ia dan Darryl yang memberi nama. Nama adalah doa, banyak yang bilang doa dari orang yang teraniaya sangat dahsyat dan makbul.

Joshua tersenyum bangga, ia pun kembali mendekati bayi kecil itu, “Daneal, karena uncle udah kasih nama, ayo naik sepeda!”

Biadab!

~~~

Minggu, 11 Oktober 2020

Maaf pendek gays.
Selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang