14. Dua garis biru

14.2K 1.2K 102
                                    

Tiga bulan berlalu, karir idol sekaligus aktris cantik yang memupuk karirnya di negeri ginseng itu kini melejit.

Jauh dari isu kencan, Anastasha banyak ditawari oleh Brand terkenal untuk dijadikan model ambassador.

Sedang seorang pengusaha sukses yang dikenal dengan nama Darryl, menjadi salah satu pengusaha yang disegani di dunia bisnis.

Berbeda dengan Anastasha, pria ini banyak diterpa isu. Mulai dari berkencan dengan seorang wanita karir yang menjadi HRD di perusahaannya, hingga isu tentang pertunangan bersama anak dari kolega bisnisnya.

Hanya isu semata, Darryl tidak mungkin mengkhianati istrinya. Anastasha adalah segalanya.

Hari ini shooting untuk comeback terbaru girlband MEDISON, di DA Big Garden. Taman warna warni milik Neal Company. Mendengar itu, pendiri perusahaan terkenal itu sangat bersemangat.

Saat matanya bertatap dengan gadis berambut Curly yang sedang tersenyum di depan kamera, hati Darryl menghangat.

Dalam tiga bulan ini, terakhir ia bertemu dengan Anastasha adalah dua bulan lalu. Mereka tak bisa bertemu semau sendiri, karena jadwal Anastasha benar-benar padat.

"Cut!"

Anggota MEDISON diharuskan mengganti pakaian, MV kali ini bertema Colourful, sehingga pakaian harus bervariasi agar sedap dipandang mata.

Bos MAS Entertainment, yakni Min A Seok turut andil dalam pembuatan music video ini. Ia memang selalu ingin yang terbaik untuk semua grup di bawah naungannya.

Terlihat founder owner dari MAS Entertainment itu berbincang dengan pemilik kawasan yang kini menjadi tempat pengambilan music video artisnya.

Sedangkan Anastasha dan lainnya terlihat bersantai ria setelah bekerja keras, dan tiba-tiba Min A Seok sudah berada di depan sehingga mereka membungkuk sedikit untuk menyapa.

"Anaseu , nae ga jamsi geolril su itni?"
(Anas, bisa saya meminta waktu anda?)

"Mulron , seonsaengnim."
(Tentu, Pak.)

~~~

Anastasha tersenyum pada pria di hadapannya, maksud Min A Seok Seonsaengnim meminta waktu adalah untuk mempertemukannya dengan Darryl. Yang jelas, pasti atas permintaan suaminya sendiri.

Darryl maju selangkah lebih dekat, "I miss you,"

"I know."

"I miss your attention," pria itu menatap pilu Anastasha, "I miss when you hug me."

"Miss all about you." Lirihnya.

Anastasha memeluk suaminya erat, tak tega sangat melihat wajah berwibawa itu kini terlihat sendu.

"Plis, kasih Anastasha senyum. Tasya gak suka Darryl murung gini."

Raut Darryl belum berubah, masih terlihat sedih. Memeluk Anastasha begitu lama, satu-satunya keinginan Darryl saat ini.

"Kalo promosi album udah selesai, Anastasha ada waktu libur seminggu."

Mendengar itu, senyum pemilik perusahaan Neal Company itu tersenyum. Ia menatap lamat Anastasha, "Rencana mau kemana?"

"Jakarta. Mau?"

Darryl mengangguk, "Boleh."

~~~

Sudah lewat masa promosi album grupnya, kini Anastasha dan Darryl sudah berada di Indonesia. Seminggu yang lalu. Dan sejak saat itu, Anastasha merasa tidak enak badan.

Ia sudah periksa ke rumah sakit, sebelumnya ia sudah menghubungi Sasha yang notabenenya juga dokter. Kata Sasha, ia tidak terkena penyakit, tapi sedang diberi anugerah.

Anugerah terindah katanya.

Matahari pagi sudah menyingsing, tapi seorang pria dewasa masih terlihat nyaman menutup matanya di bawah selimut.

Anastasha membangunkan suaminya, tapi tak kunjung membuka mata.

"Darryl, Tasya pusing."

Darryl pun membuka mata, ia mendaratkan punggung tangannya ke dahi istrinya. Benar saja, terasa panas.

Pria itu bergegas ke kamar mandi, membersihkan diri. Beberapa menit setelahnya, ia keluar, sejenak menatap istrinya yang kini berbaring dengan mata tertutup. Lalu berjalan menuju lemari.

Keningnya berkerut saat menemukan sebuah map cokelat. Ia mengambil map itu, tertera jika itu dari rumah sakit di mana Anastasha periksa kesehatan terakhir kalinya.

Sebelum membaca isi surat di dalamnya, mata Darryl tertuju pada sebuah benda di tempat yang sama.

"Is it true?" Matanya terbelalak.

Digenggamnya benda itu dengan erat, sebuah Testpack dengan dua garis biru di sana.

"Tasya ... ." Ia mendekati istrinya, "Hamil, sayang?"

Anastasha tersenyum dan mengangguk, "You're going to be a daddy."

Darryl memeluk erat Anastasha, "Terima kasih. Terima kasih, Anastasha."

Air mata mengalir dari iris abu-abunya, Darryl mengucap banyak syukur dalam hati. Dengan tangan membelai perut Anastasha, yang kini ada calon buah hatinya.

Anastasha menghapus air mata pria yang kini menunduk itu, ia ikut menangis bahagia. Yang ia tunggu sejak pernikahannya, sudah dikabulkan oleh yang di atas.

Sedang pria itu, tak hentinya berterima kasih.

"Terima kasih ... ."

~~~

Anastasha, suaminya, dan kedua orang tuanya berkumpul di rumah Megan, mama Darryl. Darryl yang meminta untuk semuanya berkumpul.

"Nak, katanya ada hal penting. Hal penting apa?" tanya Mitha.

"Makan dulu, nanti kita bahas." ujar Anastasha.

Setelah selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Jadi?" Adhitama angkat bicara.

Darryl tersenyum, "Ekhem, perhatian-perhatian. Diharap untuk Mama papa yang ada di sini jangan jingkrak-jingkrak kalo udah denger hal pentingnya."

"Awas encok, hehe." Ledek Darryl. Sedang Megan, Mitha serta Adhitama mencebik karena ledekan itu.

Anastasha dan Darryl saling berpandangan, "Jadi, mama papa akan punya cucu."

Hening!

"Anastasha hamil."

Sedetik setelah kesadaran kembali, ketiga paruh baya itu jingkrak-jingkrak. Saling berebut untuk memeluk Anastasha, lalu kembali jingkrak-jingkrak dan menari-nari.

Bruk!

"Aduhh!!"

Adhitama tersungkur ke lantai, setelah aksinya yang sok-sokan roll depan di atas sofa.

~~~

Rabu, 23 September 2020

Selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang