Prologue

2.1K 174 33
                                    

Hanya orang tidak waras seperti Dirgantara Awan, yang berani menyatakan perasaannya pada seorang gadis di depan puluhan guru dan ratusan peserta upacara saat mendapatkan tugas untuk membaca Undang-undang Dasar 1945.

Katakan saja bila anak lelaki itu memang sedikit gila. Ah, tidak. Dia bukan hanya sedikit gila, tetapi memang sangat gila. Orang waras mana yang sangat percaya diri, berdiri di tengah-tengah lapangan dengan seringai lebar di wajahnya, saat semua guru sedang menatapnya dengan tatapan tajam selain... Dirga?

Kalau saja hari itu ia tidak menyebut nama Gemintang Cendana dalam aksi konyolnya. Sudah bisa dipastikan bahwa kehidupan gadis yang duduk di kelas 11 IPA 4 itu akan tetap aman dan damai. Tidak berubah kacau dan rumit setelahnya.

/Dirgantara & Cendana/

To be continued.




















Halo, this is Nadiyast!
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini.🦢

🫧FYI, ini adalah cerita yang sebelumnya pernah dipublikasikan pada tahun 2021, dan kemudian direvisi (lagi dan lagi) tahun 2024 ini. Jika terdapat kesamaan nama tokoh, alur cerita, konflik, dll, dengan karya milik penulis lain. Hal itu sama sekali bukan kesengajaan!

Buat yang sebelumnya pernah membaca cerita ini, aku sarankan untuk membaca ulang karena alurnya benar-benar berubah 95%. Ada beberapa nama tokoh yang diganti serta beberapa tokoh yang dihilangkan. But if, kalian malas membaca ulang, silakan tinggalkan cerita ini tanpa memberikan keluhan yang bersifat menjatuhkan.

Aku memang bukan penulis besar yang punya banyak followers & readers. Maka dari itu please support me, berikan aku dukungan berupa vote dan komentar yang membangun disetiap chapters cerita ini.

Membaca = mendukung.

Thank's buat yang masih mau baca ulang, atau yang gak sengaja nyasar ke sini. Semoga kalian suka sama ceritanya. Sampai berjumpa kembali.🤍

Follow me on Instagram :

@j.preciousn

Publish : Kamis, 8 April 2021
Republish : Rabu, 29 Mei 2024

Dirgantara & CendanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang