Bagian 9 - Gemerlap

309 77 11
                                    

Ballroom Hotel Alaska yang mengahadap langsung ke laut Ancol, telah didekorasi dengan sedemikian rupa. Malam Minggu memang malam yang paling cocok untuk mengadakan sebuah pesta ulang tahun.

"Gue baru tau kalo Danisa ternyata orang kaya, cuy!" Irdhan tidak bisa berhenti berdecak kagum sejak memasuki bangunan megah tersebut.

"Bapaknya Danisa kerja apaan ya, sampe bisa nyewa tempat semewah ini?" Nufus tidak kalah kagumnya dengan Irdhan.

"Setau gue, Bapaknya Danisa tuh Direktur perusahaan interior di daerah Kemang."

"Kok lo bisa tau, Ka?" Tanya Nufus.

"Waktu itu kan gue pernah bantuin Jaelani buat periksa raport anak-anak. Terus gue lihat perkerjaan Bapaknya Danisa di raport. Makanya gue tau." Jawab Shaka yang hanya dibalas anggukan oleh Nufus.

"Si Dirga jadi datang nggak sih? Udah sepuluh menit belum keliatan batang hidungnya." Irdhan mengecek pesan yang belum juga dibalas oleh Dirga.

Beberapa menit setelahnya, seseorang yang sedang dibicarakan datang dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Dirga mengenakan kaos putih polos yang dibalut oleh kemeja pendek berwarna biru pastel, celana panjang berwana krem, serta sneakers putih. Rambutnya ia tata dengan begitu rapi, tidak berantakan seperti biasanya.

"Sorry gue telat, tadi kejebak macet." Dirga langsung menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu di dekat pintu masuk.

"Santai aja, Dir." Gumam Shaka.

"Kalo rapi begini, aura pintar lo terpancar banget, Dirga."

"Emang iya, Dhan? Gue ganteng ya kalo begini?"

"Mana ada? Masih gantengan gue di mana-manalah." Irdhan langsung tersenyum jumawa.

"Udahlah, daripada lo berdua kepedean gini, mending kita kasih kado ke Danisa aja, terus cari makanan. Gue lapar nih." Ajak Shaka kepada tiga temannya.

Pesta ulang tahun Danisa benar-benar sangat meriah. Selain karena tempatnya yang memang mewah, makanan yang dihidangkan juga tidak main-main. Ada salmon hingga wagyu yang disajikan secara gratis. Deasert-nya pun terlihat menggugah selera. Belum lagi minuman yang beraneka ragam jenisnya.

Selain anak-anak 12 IPA 1, banyak juga anak kelas lain yang gadis itu undang. Danisa juga mengundang teman-temannya yang lain, seperti teman-teman SMP, serta anak dari rekan bisnis orang tuanya.

"Selamat ulang tahun ya, Sa. Maaf gue cuma bisa kado ala kadarnya gini." Dirga langsung menyerahkan sebuah paper bag berisi kado untuk Danisa.

Danisa langsung mengambil kado itu dengan senang hati. "Thanks a lot, Dirga. Gue kira lo sama komplotan lo nggak bakalan datang."

"Nggak mungkinlah, gila. Masa iya kita-kita mau ngelewatin kesempatan makan-makan gratis begini sih?"

"Yee, bener-bener ya lo. Udah sana makan yang banyak."

"Asik! Boleh dibawa pulang nggak nih makanannya?"

"Terah lo aja deh. Kokinya mau lo bawa pulang juga bodo amat." Danisa tertawa kecil. Gadis yang menggunakan gaun putih selutut dengan rambut terurai itu terlihat sangat elegant dengan polesan make up yang sangat cocok di wajahnya.

Dirgantara & CendanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang