"Bismillahi rahmani rahiim... saudara, Dirgantara Awan Nugroho, saya nikah dan kawinkan engkau, dengan putri saya yang bernama Gemintang Cendana. Dengan mas kawin berupa logam mulia sebesar seratus gram, serta seperangkat alat shalat, dibayar tunai."
Dengan keyakinan penuh, Dirga menjabat tangan pria di hadapannya dengan kuat. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengucap ijab kobul tersebut.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Gemintang Cendana Binti Andre Sudrajat, dengan mas kawin tersebut, dibayat tunai." Ucap Dirga dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya Bapak penghulu kepada dua orang saksi yang menyaksikan ijab kobul. Saksi tersebut adalah Gama dan juga Pamannya Dirga.
"Sah!" Jawab keduanya.
Saat kata 'sah' itu terdengar di telinganya dengan begitu jelas, air mata Dirga berhasil menetes tanpa direncanakan. Semuanya masih terasa seperti mimpi baginya. Dirga tidak akan pernah menyangka jika ia benar-benar akan menikahi Ana, seperti yang ia ucapkan beberapa tahun lalu.
"Gemintang Cendana... gue suka sama lo. Lima tahun lagi, ayo menikah sama gue!"
Dirga masih mengingat kalimat itu dengan sangat jelas. Kalimat yang ia ucapkan di tengah lapangan pada tahun 2017 silam. Senyuman Dirga mengembang pesat ketika ia melihat sosok Ana yang telah resmi menjadi istrinya, sedang berjalan dengan didampingi oleh kedua teman dekatnya. Puput dan Arini.
"Buset dah, Na... laki lo ganteng banget!" Seru Puput dengan suara pelan.
"Eh, jaga mata, woi. Itu laki orang." Sahut Arini dengan tawa pelan.
Ana hanya bisa menunduk tanpa mau melihat ke arah Dirga yang ia yakini sedang menatap lurus ke arahnya. Semakin dekat langkah kakinya dengan meja ijab kobul. Semakin meletup-letup juga debaran jantungnya. Ana yakin, pasti blush-on yang menghiasi kedua pipinya semakin terlihat memerah.
"Silakan didoakan dulu Mas Dirga, istrinya." Perintah Bapak penghulu.
Dirga segera bangkit dan berhadapan langsung dengan Ana. Tangan kanan lelaki itu memegang ubun-ubun Ana dan mulai membacakan doa dengan suara pelan yang hanya bisa didengar olehnya dan juga Ana.
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
Ana mengamini doa tersebut dan langsung mencium punggung tangan Dirga dengan begitu tulus. Perempuan itu bahkan sampai meneteskan air mata bahagianya.
"Mas Dirga sama Mbak Ana, bisa duduk dulu. Ada beberapa berkas yang perlu ditanda tangani."
Keduanya menuruti perintah Bapak penghulu dengan senang hati. Intimate wedding yang diadakan di kediaman mempelai wanita, mengusung tema monokrom yang terkesan aesthetic dan simpel. Meskipun tamu undangan yang datang tidak banyak, namun kehadiran dari orang-orang terdekat benar-benar sangat berkesan bagi kedua pengantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara & Cendana
RomanceHanya orang tidak waras seperti Dirgantara Awan yang berani menyatakan perasaannya saat mendapat tugas untuk membaca teks Undang-Undang Dasar 1945 di hadapan seluruh perserta upacara. Andai saja hari itu ia tidak menyebut nama Gemintang Cendana dal...