01✓

7.6K 146 4
                                    

Bersama bintang. Bersama bulan.
Bersama langit malam.
Cukup dengan melihat alam.
kamu merasakan kedamaian.

--Galaksi--

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan atau menghasilkan cahaya sendiri. Menurut ilmu astronomi bintang adalah semua benda masif bermasa antara 0,08 hingga 200 massa matahari yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.

Malam yang dingin dilewati gadis manis ini dengan berbaring diatas rumput taman yang minim cahaya itu tak membuatnya takut bahkan hal yang ia lakukan membuatnya nyaman dan tenang.

Tangannya terulur kearah langit berusaha mengapai bintang yang mustahil untuk dicapai.

Bintang favoritnya yakni alpha canis Majoris adalah bintang paling terang di langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47.

Atau biasa disebut bintang Sirius seperti namanya ia ingin hidupnya bersinar seperti Alpha.

"Balik gak, nih? Capek, tapi males pulang," gumamnya pelan bangun dari tidurnya dan duduk dengan menekuk kedua lututnya dan meletakkan tangan diatas lutut.

Setelah beberapa saat memikir ia memutuskan untuk pulang kedalam rumahnya karena esok ia akan bersekolah.

Ia berjalan dengan kedua earphone yang menyumpal telinganya menikmati udara malam yang setiap hari ia rasakan saat berjalan sendirian. Terkadang ia juga ikut bersenandung kecil.

Gadis itu adalah Omega Ara Sirrius. Gadis biasa yang mempunyai mimpi indah seindah galaksi dilangit antariksa. Ia biasa dipanggil Mega.

Seseorang menepuk pundak Mega membuat sang empu menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang berdiri di belakangnya.

"Apa?"

"Ngapain lo jalan sendirian? malam-malam lagi. Gak takut, lo?" Pertanyaan beruntun membuat Mega memutar bola matanya malas.

"Mau ngepet gue. Kan, lo yang jaga lilin-nya!" kesal Mega lalu melanjutkan jalannya.

"Mulut lo Meg. Orang ganteng kaya gue di suruh cari uang dengan cara gitu." Ia mengelengkan kepalanya tak habis fikir tentang gadis didepannya kalau setiap ditanya tak pernah serius jawabannya.

"Ya trus gue jawab apa Canes Venatici!" kesal Mega dengan menekan nama orang tersebut.

Orang itu bernama Canes venatici tetangga Mega yang sialnya juga sahabat Mega dari kecil.

Seseorang yang memiliki tingkat ke-pede-an tinggi membuat Mega harus ekstra sabar menghadapinya, tak hanya itu kadang juga Mega harus menahan kekesalannya jika ia disatukan dengan Orion Dorado dan Aries Auriga yang selalu bertengkar tak tahu tempat.

"Lo dari mana?" tanya Canes lagi sembari mensejajarkan langkahnya dengan Mega.

"Bukit. Lo sendiri?"

"Dari rumah Orion. Tadi juga sempet ketemu Galaksi." Ucapan Canes membuat langkah Mega terhenti.

"Dia ngomong apa sama lo?"

"Cuman bilang 'besok jangan sampai telat, kalau sampai lo dan temen lo telat akan ada hukuman spesial buat kalian berempat!' gitu doang trus gue pergi deh," jawabnya menyampaikan omongan Galaksi tadi.

"Emang dasar si Ketos itu minta gue sleding tuh mulut!" geram Mega meremas udara dengan kedua tangannya lalu melanjutkan jalannya dengan kedua kaki menghentak-hentak tanah sebal.

Canes hanya mengedihkan bahu tak perduli. Ia melangkah menuju halaman rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Mega.

Mega memasuki rumahnya dengan kesal. Sebelum itu ia menarik nafas dalam lalu mengembuskannya pelan menyiapkan hati dan juga telinga. Karena setiap masuk rumah ini sama saja membakar dirinya hidup-hidup.

Rumah yang dipenuhi pendingin ini begitu panas jika Mega sudah berada didalammnya.

Baru beberapa langkah ia memasuki rumahnya, tapi langkahnya harus terhenti ketika sebuah suara mengintruksinya.

"Cewek kok pulang jam segini! Pantes di sebut gadis?!" sindir wanita setengah baya yang duduk di sofa ruang tamu bersama gadis seumurannya.

"Ya gak pantes lah. Pasti habis cari duit, tuh!" sahut gadis itu.

Mega mengabaikan semua perkataan kedua orang itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga masuk kedalam kamar bernuansa galaksi.

Sedangkan dua orang tadi berdecak kesal karena omongannya selalu diabaikan oleh Mega.

Selama tiga tahun terakhir ini Mega hidup bersama ibu dan saudara tirinya. Bahkan Mega sempat berfikir hidupnya seperti dongeng bawang putih bawang merah. Tapi Mega selalu mengacuhkan setiap kelakuan ibu dan saudara tirinya termasuk menjelekkan Mega didepan Papah kandung Mega sendiri itu juga masih bisa Mega abaikan. Tapi jika sudah menyakiti orang yang Mega sayang maka ia tak akan tinggal diam.

Ibunya meninggal enam tahun lalu ketika Mega berusia sepuluh tahun. Sejak saat itu Mega sering hidup sendiri dan kesepian meski semua yang Mega inginkan dapat ia dapatkan tapi hanya kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan selain dari ketiga sahabatnya.

Tbc.

Oke, jadi aku balik buat publish ulang cerita ini. Daripada aku simpan sendiri yakk.

Ada beberapa yang mungkin akan aku revisi tapi tenang gak akan ngerubah alur kok.

Bosen ya? Gak usah baca!

Se-simple itu, sih. Kalau bosan ya tinggalkan kalau enggak ya teruskan.

Jangan dipaksa. Karena sesuatu yang dilakukan karena terpaksa hasilnya gak akan baik.

Bye! Maaf kalau ada salah.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang