Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu dan di sinilah Mega di salah satu meja kantin dengan semangkok Bakso, seporsi Batagor dan es teh jumbo pesanannya dan jangan lupakan kerupuk karena ia tak bisa makan apapun tanpa kerupuk.
Entah kenapa ia sangat lapar hari ini mungkin sejak tadi pagi ia belum sarapan atau mood nya sedang tak bersahabat.
"Meg. Kita duduk sini, ya?" tanya seorang sisiwi bersama dua temannya yang tak lain adalah teman sekelas Mega dan dibalas anggukan oleh Mega.
"Buset, Ga. Lo gak makan dari kapan?" tanya Shaula.
"Heran deh Ga. Lo itu cewek tapi lo kek cowok!" timpal Alhena.
"Kalian mau makan atau ngebacot, sih?!" ketus Mega. Ia paling tak suka jika makannya di ganggu.
"Mampus kalian!" kekeh Atria.
"Meg ikut gak? Kita nanti nonton film?" tanya Shaula.
"Film apa?"
"Milea suara dari Dilan."
"Ok. Nanti kita ketemuan disana ya," ucap Mega sambil tersenyum.
"Ok Mega," girang Alhena.
"Kenapa sih, judulnya Milea suara dari Dilan?" tanya Atria.
"Ya karena kemarin udah ada Dilan 1990 suara dari Milea," jawab Alhena.
"Jujur ya? Gue gak paham sumpah" ucap Atria.
"Gue juga. Bingung" timpal Shaula.
Alhena terlihat bingung menjawab pertanyaan kedua temannya. Matanya menatap Mega meminta bantuan pada gadis yang memakan bakso dengan pentol yang dicelupkan pada mangkok sambal lalu memakannya santai membuat tiga orang di sana menatapnya ngeri.
"Itu pedes lo, Meg!" ucap Shaula.
"Yang bilang gak pedes siapa?" acuh Mega ia meminum es teh miliknya, "kalian bingung kenapa ada novel Milea dan Dilan padahal kan cerita mereka sama?" tanya Mega diangguki ketiganya.
"Karena, novel pertama judulnya Dilan 1990 dan 1991 itu cerita Dilan dari sudut pandang Milea dan sekarang novel ketiga yang ditulis serta di filmkan judulnya Milea. cerita tentang Milea dari sudut pandang Dilan," jeda sejenak kali ini ia memakan batagornya, " penulisnya hebat ya? Dia nulis novel dengan judul Dilan dan Milea itu biar para pembaca ataupun penonton melihat dari dua sisi tak hanya dari satu sisi."
"Penulis juga menyelipkan pesan tersembunyi dari ketiga film ataupun novel itu. agar kita gak gegabah mengambil keputusan. Semuanya harus dilihat dari dua sisi bukan hanya satu sisi biar gak terjadi salah paham," lanjutnya kembali menyantap makannya menghiraukan tiga orang dihadapannya yang terdiam dengan ucapan Mega saat ini.
"Seriously. ini beneran Mega yang ada di kelas kita?" tanya Atria tak percaya meskipun ia belum paham betul semua penjelasan Mega tapi ia mengerti beberapa kalimat yang Mega ucapakan.
"Gila, Meg. Lo beneran Omega Ara Sirius yang selama ini di kenal ketus dan cuek? Dan sekarang bisa ngomong hal yang gak kita pikirin?" timpal Alhena.
"Gak usah lebay," cetus Mega.
"Gak lebay. Pokoknya nanti kita berempat jalan gak ada ketemuan di Mall! Kita jalan setelah pulang sekolah pas! Gak ada penolakan!" tegas Shaula.
"Setuju!" seru Shaila dan Atria.
Kini mereka semua menatap Mega yang asik mencampur batagor dengan sambal dan bumbu kacang lalu memakannya. Merasa di perhatikan ia mendongakkan kepalanya menatap tiga orang dihadapannya ini yang tersenyum kearahnya.
"Iya," jawaban Mega membuat mereka bersorak senang.
"Yeay!!".
-- Galaksi --
Setelah dari kantin tadi Mega ditarik paksa oleh Alpha menuju UKS dengan mulutnya mengunyah coklat yang di berikan oleh adik kelas tadi.
"Lo ngapain, sih, narik tangan gue?" tanya Mega mengigit batang coklatnya dengan satu tangan karena tangan yang satunya masih di tarik Alpha.
"Galaksi itu gak mau diobatin, kalo bukan lo yang ngobatin!"
Mega berdecak, "ck. Trus kenapa?"
"Ya, lo ke sana lah, ngobatin Galaksi!"
"Ish. Di sana, kan, ada Vega sama mantannya Galaksi. Ngapain harus gue, sih?!"
Benar saja saat Mega dan Alpha sampai di depan pintu UKS mereka melihat keributan antara Vega dan Luna yang sedang beradu mulut untuk mengobati Galaksi padahal mereka berdua dihiraukan dan diusir oleh Galaksi.
"Tunggu. Gue mau lihat dulu," ucap Mega menahan dirinya dan bersandar pada pintu masih menikmati Coklat dan tontonan di depannya.
"Terserah," ucap Alpha juga ikut memperhatikan.
"Gue bilang gue aja yang ngobatin! Lo itu siapa sih?! Cuman mantan kan!" teriak Vega.
"Emang gue cuman mantan tapi gue akan balikan sama Galaksi! Dan lo sendiri siapa cewek yang kegatelan sama cowok?!" balas Luna.
"Masih mau 'kan?! Itu pun belum tentu terjadi! Kenalin Gue Vega Capella. Tunangan Galaksi Adara Aldebaran!" ucapnya menekankan setiap kalimatnya.
"Halu lo jangan ketinggian! Galaksi mana mau sama lo! Cewek sok kecakepan!"
Vega yang tak terima dengan perkataan Luna. Mendorong bahu Luna membuat Luna mundur beberapa langkah tak mau kalah Begitu juga Luna yang ikut terpancing emosi ikut mendorong bahu Vega. Hingga membuat suasana UKS menjadi ricuh ditambah Vega dan Luna saling jambak-jambakkan.
Seragam dan rambut mereka acak-acakkan saling dorong dan adu mulut membuat semua yang ada di sana risih tapi tak ada yang berniat untuk memisahkan karena percuma mereka tak akan mendengarkan ucapan seseorang sampai suara seseorang mengintrupsi dan membuat kedua siswi itu berhenti.
"STOP!!! KALIAN BERDUA KELUAR GUE GAK BUTUH KALIAN BERDUA BUAT NGOBATIN LUKA GUE," teriak Galaksi menggelegar membuat ruang yang tadinya ricuh kini sepi karena teriakan Galaksi tadi.
"KELUAR SEMUANYA SEKARANG JUGA!!" perintahnya membuat semua yang ada di UKS berlarian kalang kabut karena jika Galaksi marah semuanya akan hancur apalagi ketika melihat kilatan emosi di mata Galaksi yang membuat semua merinding jika melihatnya.
Setelah semuanya keluar Galaksi mengatur napasnya lalu membaringkan tubuhnya dan menutup kedua matanya. Ia sangat lelah hari ini ditambah dua orang yang meributkan dirinya seolah jika ia adalah barang.
"Pergi!!" perintah Galaksi ketika ia merasakan kapas basah menyentuh luka di wajahnya entah siapa itu Galaksi masih menutup matanya dan seseorang itu masih membersihkan luka Galaksi.
"Gue bilang pergi! Gue gak mau diganggu!" tegasnya mencoba bersabar.
"Ya udah, gue pergi." Mendengar suara yang sangat ia hafal Galaksi membuka matanya dan dengan cepat turun dari brankar berjalan cepat kearah Mega yang akan membuka pintu Uks.
Galaksi menutup kembali pintu yang tadi sempat dibuka Mega. Galaksi membalikkan badan Mega menghadap kearahnya lalu dengan cepat ia memeluk Mega erat seakan tak mau kehilangan Gadis didekapannya ini.
"Tadi katanya disuruh pergi," sinis Mega tanpa membalas pelukan Galaksi. Ia masih kesal karena Galaksi mengusirnya padahal Galaksi sendiri yang meminta Mega kesini.
"Maaf Ara. Alde beneran gak tau kalau itu Ara," sesal Galaksi masih memeluk Mega erat.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/263585315-288-k695186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
Подростковая литература•End• "jangan pernah takut pada kegelapan. bintang-bintang akan menemanimu" - Galaksi Adara Aldebaran. "Hati tolong sabar, Air mata tolong jangan keluar, Mulut tolong diam, Jiwa tolong tenang!!!" - Omega Ara Sirius. Ini tentang gadis penyuka Rasi bi...