38✓

570 23 0
                                    

Mega kini berada di Perpustakaan sekolah. Hari ini ia sangat ingin berada di perpustakaan yang damai dan sepi berbanding terbalik dengan keadaan kantin.

Matanya menelusuri setiap rak buku yang tersedia dengan berbagai warna dan cover yang menarik. Hingga Netra-nya menangkap satu buku berwarna unggu kehitaman yang berada di rak atas.

Tangannya berusaha menggapai buku tersebut dengan sedikit berjinjit tapi hal itu percuma karena menyentuhnya pun tak dapat Mega gapai. Suasana perpustakaan yang sangat sepi membuat Mega bercedak kesal.

Tak jauh dari sana ada seseorang yang memperhatikan setiap gerak-gerik Mega. Terkekeh pelan sebelum berjalan ke arah Mega.

Mega yang masih berusaha menggapai buku yang akan ia baca berjengit kaget keyka sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Secara otomatis membuat Mega berbalik menghirup aroma Maskulin orang tersebut. Mega menatap Galaksi yang juga menatapnya satu tangan melingkar pada pingganya dan satu lagi memegang rak buku mengunci pergerakan Mega.

Mega menekan rasa gugup yang tiba-tiba merasuki dirinya. Kedua tangannya berada di depan dada Galaksi.

"Kenapa gak ke kantin?" tanya Galaksi meraih buku yang Mega inginkan.

"Ga-gak laper," gugup Mega.

Galaksi menarik pinggang Mega agar semakin dekat dengannya hal itu membuat Mega menahan nafasnya. Keadaan ini membuat jantung Mega berdetak cepat.

"Kenapa gak minta tolong?" tanya Galaksi lagi.

"Ga-gak ada orang," jawab Mega semakin gugup bahkan tubuhnya menegang ketika Galaksi semakin mendekatkan badannya.

Galaksi menjauhkan tubuhnya ketika sadar jika Mega sedang menahan napas. Ia menarik tangan Mega sambil membawa buku yang Mega inginkan. Mereka berjalan ketengah perpustakaan mencari tempat untuk mereka duduk.

"Duduk sini!" titah Galaksi menarik satu kursi meminta Mega mendudukinya.

Setelah Mega duduk Galaksi menduduki kursi di sampingnya menggeser sedikit agar dekat dengan gadisnya.

Mega mulai membuka dan membaca buku yang Galaksi ambilkan untuknya. Sedangkan Galaksi ia mengambil satu buku secara asl kemudian membukanya lebih tepat membolak-balikannya terlalu malas membaca. Kemudian Galaksi menyenderkan punggungnya pada senderan kursi mengalihkan pandangannya pada Gadis yang duduk tenang disampingnya memfokuskan diri pada buku bacaannya. Galaksi mendengus ia tak suka diabaikan apalagi diabaikan oleh Gadis di sampingnya ini.

"Mega," panggil Galaksi.

"Hmm."

"Mega,"

"Iya."

Galaksi mendengus ia membanting bukunya di atas meja membuang wajahnya dari Mega. Ia kesal diabaikan dan yak dianggap ada. Apa buku itu lebih tampan dari wajahnya, sehingga Mega tak mau melihat wajahnya. Pikir Galaksi.

Mega yang melihat Galaksi membuang wajahnya terkekeh geli. Ternyata Galaksi bisa pundung juga. Mega meletakkan bukunya meraih dagu Galaksi dengan jati telunjunya menghadapkan ke arahnya.

"Kenapa, sih?" tanya Mega menunjukkan senyum terbaiknya.

"Gak tau." Pundung Galaksi kembali mengalihkan pandangannya.

Mega kembali meraih dagu Galaksi dengan telunjuknya kali ini ia melebarkan senyum yang terlihat manis di mata Galaksi.

"Pundungan, ih!" ledek Mega.

"Habisnya aku kamu abaiin," ucap Galaksi.

"Iya maaf," ucap Mega terkekeh geli.

"Dimaafin!" Ucap Galaksi tersenyum mengecup singkat jari Mega yang tertekuk di depan dagunya.

Mega mendengus sebal karena perlakuan Galaksi. Ia menjauhkan duduknya dari Galaksi.

-- Galaksi --

"Sesuai intruksi gue, kalian lakuin tugas masing-masng dengan baik. Semua stratregi kalian resapi dan kalian pahami. Gue mau kalian kerjasama buat perang besok," jelas Candra pada seluruh anak Angkasa.

"Buat lo Gal. Jagain Mega bener-bener, ya. Besok entah alasan apa pun lo harus ada di deket dia," ucap Candra serius pada Galaksi.

"Gue bakalan jagain dia apapun keadaan dan resikonya," balas Galaksi mantab.

"Oh iya Cand. Ares gimana?" Tanya Ankaa.

"Gue udah bicarain rencana ini sama anak Pollux. Mereka akan bantu dan dukung kita apapun keadaannya. Karena Ares sendiri yang mau maju paling depan jika itu menyangkut keselamatan Mega," jelas Candra.

"Kalau gitu kita boleh pulang, gak? Ngantuk nih besok ada ulangan," tanya Orion

"Halah! Lo juga kagak pernah belajar!" tuduh Aries.

"Kata siapa gue kalau ulangan selalu belajar, ya!" balas Orion tak terima dengan tuduhan Aries.

"Tau nih! Ares main nuduh aja. Orion kan kalau ulangan belajar," bela Canes.

"Baru sohib gue." Bangga Orion menepuk bahu Canes.

"Belajar pas ulangannya maksudnya. Alias nyontek tulisan dari buku ke kertas ulangan," lanjut Canes meledek Orion membuat Orion memberenggut kesal.

"Anjing ya kalian semua!" umpat Orion.

"Makannya jangan suka percaya sama omongan Aries dan Canes. Mereka sama-sama kompak bikin orang kesel" ucap Virgo.

"Betul tuh! Mending sama gue," timpal Alpha.

"Ogah!" teriak Canes, Orion, Virgo, Leo dan Aries bersamaan.

"Bangsyat!" umpat Alpha kesal membuat semua anggota Angkasa menertawakan ekspresi Alpha.

Galaksi berdiri. "Gue balik duluan," pamitnya berjalan keluar markas.

"Woy! Gal! Gue nebeng," teriak Rigel berlari menyusul Galaksi.

Tak perlu bertanya Rigel sudah tau tujuan Galaksi saat ini kemana lagi jika tidak kerumahnya. Maka dari itu ia lebih memilih pulang bareng Galaksi yang menaiki motor daripada Candra yang menaiki mobil. Alasannya sepele karena Candra terlalu lamban saat menyetir.

"Kalian balik sekarang. Kasian mak bapak kalian yang nngguin kalian," perintah Candra.

"Nungguin apa? Diomelin iya," dengus Alpha.

"Sabar ya bro. Gue juga sama," sahut irion mengusap bahu Alpha.

"Bajeng! Kalian kenapa gak tinggal serumah sih?" tanya Ankaa.

"Gue masih suka cewek, ya!" kesal Alpha.

"Masa! Sayangnya gue gak nanya," ledek Ankaa berlari menjauh sebelum merasakan pukulan penuh kasih sayang dari Alpha.

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang