27✓

631 30 1
                                    

"Mau makan ayam rasa ikan!"

"Hah?! Mana ada Aca!"

"Gak mau tau, aku pengen makan ikan tapi takut keselek durinya. Aku juga pengen banget ayam tapi gak suka dagingnya!"

"Gak ada yang kayak gitu."

"Gak mau tau. Kalau gak mau aku cari sendiri loh!"

"Iya akau kirim ke rumah."

"Cepetan ya, makasih love you."

"Hm. Love you too."

Tut.. Tut...

Revan meletakkan ponselnya di saku seragam sekolahnya kembali menatap orang yang juga sedang menatapnya bingung.

"Kenapa?" tanya Revan bingung.

"Lo punya cewek?" tanya Rigel spontan.

"Bukan, dia adik kita namanya Aca." Bukannya Revan yang menjawab melainkan Regan. Mereka hanya ber "oh" ria.

"Gue balik dulu ya?" pamit Ara diangguki yang lain.

"Hati-hati ya, kalau nyasar telepon Abang aja, Neng," goda Orion.

"Jangan dia gak punya ponsel, mending Aa aja," sela Aries.

Ara hanya terkekeh lalu beranjak dari kantin.

Belum sempat Rigel bertanya lagi. Ponselnya bergetar menandakan pesan masuk hal itu sama dengan yang dialami yang lain kecuali Galaksi.

Mereka saling pandang lalu berdiri membuat Revan dan Regan menatap bingung.

"Kita pamit dulu ya, kalian lanjut aja ngobrol sama Galaksi." pamit Canes diangguki yang lain lalu pergi dari kantin menuju markas Angkasa, pesan itu dikirim oleh Candra sang ketua.

Setelah ditinggal teman barunya suasana yang diisi tiga orang itu hening seperti tak ada kehidupan. Rasanya seperti canggung!

"Aca tadi minta apa?" tanya Regan.

"Dia minta makan ayam rasa ikan, dia pengen ikan tapi takut keselek duri dan juga pengen ayam tapi gak suka dagingnya," jawab Revan.

Mendengar itu Galaksi menatap mereka berdua. Ia merasa de javu dengan ucapan Revan baru saja itu. Ucapan Revan membuatnya flashback dengan kebersamaan Mega dulu.

On.

"Meg, mau makan apa?"tanya Galaksi.

"Pengen makan ikan tapi takut keselek trus juga pengen ayam tapi gak suka dagingnya. Ayam rasa ikan ada gak?" ucap Mega polos.

Mendengar itu Galaksi terkekeh tangannya mengacak rambut Mega.

"Makan bakso atau mie ayam aja yah?" tanya Galaksi diangguki Mega.

"Padahal kan gue pengen banget makan ikan" gumam Mega yang dapat di denger Galaksi.

"Kapan-kapan gue traktir lo makan ikan sama ayam deh" mendengar itu membuat senyum Mega mengembang dan membuat Galaksi gemas, tangannya mengapit kedua pipi mega dengan jari tangannya.

"Awas kalo bohong!" ancam Mega.

Off.

"Adek lo, ada aja yang diminta," kekeh Regan hal itu membuat Galaksi kembali ke dunia nyatanya.

"Adek kalian cewek?" Galaksi buka suara.

"Iya, dia Cewek namanya Aca. Sebenernya dia bukan adik kandung kita, beberapa bulan lalu kita nabrak cewek cantik tapi kayaknya sebelum kecelakaan keadaannya kacau, luka dan lebam ada di sekujur tubuhnya." Jeda Revan.

"Menurut gue dia itu di keroyok dan sedang dikejar segerombol orang," sela Regan.

"Karena kita gak asing sama Aca, kita bawa dia kerumah sakit. Ia di rawat inap selama dua minggu dan saat sadar kata dokter dia amnesia. Dari situ kita kasih dia nama Aca dan anggap dia adik kita sendiri," jelas Revan.

"Dia juga pernah nyelamatin nyawa kita waktu di keroyok preman," ucap Regan mengingat kejadian masa lalunya.

"Boleh gak gue ketemu dia?" tanya Galaksi spontan. Jujur ia merasa ada sesuatu yang harus ia tuju dan gapai tapi Galaksi sendiri tak tau apa itu.

"Hah?!" cengo mereka berdua.

"Gue juga gak ngerti dengan diri gue. Tapi setelah denger cerita kalian tentang Aca, Hati gue serasa ada yang menyentil untuk segera menemui seseorang yang mungkin menunggu gue," jelas Galaksi.

"Lo boleh kok ketemu dia," ucap Regan tersenyum.

"Gue harap hasilnya gak mengecewakan," sahut Revan.

"Semoga," lirih Galaksi.

Jujur saja entah apa penyebabnya jantung Galaksi yang beberapa bulan terasa mati kini ia berdetak dua kali lebih cepat seperti saat Mega berada disisinya dulu.

Semoga gue gak salah. Lo nunggu gue Meg, batin Galaksi tersenyum tipis

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang