23✓

665 24 0
                                    

"Lo... Bisa di sebut penghianat kalau terus-terusan berhubungan sama anak Antariksa, Mega!" ketus Candra menekankan kata Penghianat.

"Tapi, nyatanya gue bukan penghianat."

"Kalau bukan penghianat apa namanya?!" cibir Vega.

"Just Friends."

"Dulu kita juga berteman sebelum jadi musuh!" sahut Rigel.

"Kalau gitu cari teman yang gak akan pernah jadi musuh! Atapun penghianat!" balas Mega menekankan setiap ucapannya dengan mata menatap tajam Nunki dan yang lainnya.

"Lo, sama aja nuduh kalau diantara kita ada penghianat?!"

"Mungkin sekarang gak, tapi lihat nanti."

"Lo kemarin minta anak Antriksa nyerang kita 'kan?!" tuduh Canes sahabatnya sendiri membuat Mega tersenyum sinis lalu menatap Canes.

"Apa buktinya?"

"Kita emang gak punya bukti. Tapi kelakuan lo kemarin udah jadi bukti kalau lo emang ikut campur!" sinis Nunki.

"Kalau gak punya bukti gak usah nuduh!" Mega berdiri dari duduknya menatap Nunki tajam ia merasa tersinggung dengan ucapan pria di hadapannya ini.

"Kenapa? Lo tersinggung?!" tuduh Aries.

"Gue tau lo punya masalah sama gue. Tapi, bisa gak usah libatin sahabat gue." Mega mendorong bahu Nunki membuat Nunki mundur beberapa langkah.

"Lo cuman bisa sembunyi di balik punggung sahabat lo!" balas Nunki.

"Lo mau gue keluar dari persembunyian?! apa kabar lo yang nusuk gue dari belakang! Ambil apapun yang gue punya! Sekarang lo mau ambil sahabat gue? Iya? Ambil gue masih punya sahabat yang gak akan pernah terpengaruh sama ucapan lo!" tegas Mega membuat para sahabatnya yang tak mengerti tentang ucapan Mega dan Nunki hanya diam menonton perdebatan mereka.

"Mau lo apa?!" tantang Nunki.

"Bawa semua anak Procyon dan bawa mereka ke markas ada yang mau gue omongin sama kalian semua. Ingat hanya anak Procyon!" tekan Mega kemudian melangkah pergi meninggalkan tanya di benak para sahabatnya.

"Lo punya masalah apa sama, Mega?" Kali ini Orion maju bertanya pada Nunki.

"Dan kenapa ada sangkut pautnya sama Geng Procyon?" sahut Aries.

"Mega kelihatan benci banget sama lo. apa karena ini alasannya?" timpal Canes.

"Sejak awal gue ngerasa kalian punya masalah besar. Apa itu?" tanya Rigel.

"Jelasin sekarang di markas kita!" tekan Candra berjalan meninggalkan kantin dengan kepala yang seakan ingin pecah.

Nunki hanya diam memikirkan rencana untuk Mega nanti karena dia sudah mempermalukan Nunki dihadapan banyak murid SMA Bima Sakti. Ia tersenyum sinis ketika mendapatkan sebuah ide.

"Kali ini lo bakal hancur," lirihnya lalu pergi dari kantin.

Tak jauh dari Nunki seseorang mendengar jelas ucapan Nunki itu. Ia juga menyaksikan perdebatan Nunki dan Mega seseorang itu tersenyum tipis. Perlahan ia mulai mengerti alur permainan ini.

-- Galaksi --

"Punya hubungan apa lo sama Nunki?" tanya Leo.

Ya, sejak insiden di kantin tadi Mega di bawa ke taman belakang sekolah ia di sidang oleh tiga orang yakni, Leo, Virgo dan Alpha. Mega sendiri tak tau kenapa ia di bawa kesini.

"Gak ada hubungan."

"Gak mungkin lo gak punya hubungan. Kita kenal Nunki, Meg. Dan gue denger dari beberapa anak Procyon. Lo ada hubungannya," ucap Alpha tak percaya.

"Tunggu. Lo bukan Mantan ketua Procyon 'kan?!" tanya Virgo mulai curiga.

Mega sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan Virgo dengan cepat ia menggeleng.

"Kalau bukan kenapa kalian seperti punya masalah besar?"

"Biar gue dan beberapa orang yang tau. Kalian gak usah ikut campur!" ketus Mega.

"Kita ini sahabat lo Meg!"

"Lo tau Al. Bahkan sahabat dan sepupu gue gak percaya sama gue," lirih Mega menundukan kepalanya.

Melihat itu Leo maju selangkah ia memegang pundak Mega. "Kita percaya sama lo, Mega."

"Tapi gue yang gak bisa libatin kalian dalam masalah gue," lirih Mega.

"Kita akan bantu lo sebisa kita Meg!" ucap Leo mengelus lembut bahu mega menguatkan gadis yang untuk pertama kalinya terlihat rapuh.

"Gue mohon kali ini biarkan gue sendiri. Kalian bisa bantu dan nguatin Candra mulai sekarang," ucap Mega.

"Lo jangan Egois Meg! Gue tau sekarang lo rapuh dan yang lo butuhin saat ini adalah kehadiran sahabat dan orang yang bener-bener sayang sama lo," ucap Alpha.

"Kita akan tetep-" ucapan Virgo tepotong karena kehadiran seseorang.

"Mega," panggil Galaksi membuat Mega melihat kearahnya.

Galaksi tersenyum lembut kemudian membawa gadis itu kedalam dekapannya. Mengelus lembut rambut Mega membuat gadis di dekapannya itu menangis karena tak kuat menahan air matanya.

"Kita akan bantu lo sebisa kita," putus Galaksi mutlak.

Mega melepaskan pelukannya menatap Galaksi yang tengah menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Maaf," lirih Mega dengan kepala menunduk tak berani menatap Galaksi.

Tangan Galaksi menyentuh dagu Mega membuat gadis itu menatap kearahnya. "Lo gak salah. Gak perlu minta maaf. Sekarang kita selesaiin masalah ini tapi sebelum itu lo ceritain semuanya," pinta Galaksi membuat Mega menggangguk.

"Senyum don,g" ucap Virgo membuat Mega tersenyum.

"Thanks"

"Kita kan sahabat," balas Virgo mengacak rambut Mega.

"Mega kita gak pernah nangis," sahut Leo mengusap pipi tembem Mega yang seketika di tepis oleh Galaksi yang juga menatapnya tajam.

"Santai, Bro. Gak akan gue rebut juga," jedanya, "kecuali kalau dia mau," lanjutnya.

"Leo bego!" umpat Alpha menoyor kepala Leo dibalas dengusan oleh Leo.

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang