14✓

798 31 0
                                    

Terkadang yang terlihat buruk belum tentu buruk dan yang terlihat baik belum tentu baik.
Bedakan kuda putih yang terkena lumpur dan kuda hitam yang bercat putih.

-- Galaksi --

"Jauhin Ares!"

"Kenapa?"

"Gue ga suka lo terlalu dekat sama dia."

"Lo bukan siapa-siapa gue jadi berhenti ikut campur urusan gue!"

Disini Mega dan Galaksi berada di atap gedung sekolah setelah tadi Galaksi menarik paksa tangan Mega dan berakhir di tempat ini.

"Dia bukan cowok baik."

"Baik benernya Ares tergantung cara orang liat dia dari dua sisi bukan cuman satu sisi." Mendengar itu Galaksi menatap Mega tajam.

"Kenapa lo bisa seyakin itu?" tanyanya dengan pandangan mata yang kian menajam.

"Karena gue percaya."

Galaksi tertawa renyah. "Percaya sama Ares? Lo gak percaya sama gue?"

"Kalau gue bilang Nunki penghianat lo percaya gak?" tanya balik Mega.

"Gak mungkin!" sarkas Galaksi cepat.

"Lo kalo gak suka sama Nunki, gak usah nuduh dia yang engak-enggak! Gue gak suka dengan sikap lo!" lanjut Galaksi menekan setiap ucapannya.

Mega mengalihkan pandangannya kearah Galaksi. mata mereka saling menumbuk. "Sekali aja lo percaya sama gue. Bisa?" tanyanya dengan mata menatap dalam Netra hitam di hadapannya.

"Sorry, Meg. Gue gak bisa percaya sama lo."

Deg.

Ucapan itu membuat dada Mega terasa sesak. Sebisa mungkin ia menahan perasaan sesak di dadanya. Ia tersenyum, bukan senyuman manis tapi senyum miris. "Gue kecewa sama lo Gal. Lo lebih percaya sama orang baru dari pada gue yang notabennya sahabat lo." Telunjuk Mega menunjuk dada Galaksi matanya mulai berkaca-kaca. Jujur ini pertama kalinya ia merasa dikecewakan oleh orang yang benar-benar ia sayangi.

"Gue kenal lo. Gue hafal semua sifat lo. Gue tau segalanya tentang lo. Tapi." Mega menarik nafas dalam, "tapi lo lebih percaya sama orang yang sewaktu-waktu bisa jatuhin lo sejatuh-jatuhnya. Jujur gue kecewa sama lo Gal. Lo orang yang bener-bener bikin gue percaya dan kecewa di waktu yang bersamaan!"

Setelah mengungkapkan semua unek-uneknya ia berlari keluar Rooftrop meninggalkan Galaksi yang terdiam beku di sana.

Galaksi sesak menatap mata Coklat milik Mega. Mata indah yang baru saja mengeluarkan air mata karena ulahnya itu.

Jujur, ia percaya pada Mega tapi ia sendiri juga bingung kenapa Mega berbicra seperti itu terlebih Mega tak mempunyai bukti sama sekali.

"Buat gue percaya Meg," lirihnya ketika Mega berlari meninggalkanya sendirian disini.

-- Galaksi --

Di sinilah anggota Angkasa di tambah Mega tanpa Nunki dan sahabatnya. Di kantin istirahat kedua ini mereka habiskan dengan bermain game. Ada yang berbeda dari Mega dan Galaksi jika biasanya mereka duduk berdekatan ataupun berhadapan hari ini Galaksi duduk di ujung kanan dan Mega duduk di tengah ia diapit oleh Candra dan Rigel.

Meski kadang netra nya sesekali melirik Galaksi yang sedang duduk bermain ponsel tak lama seorang gadis duduk di samping Galaksi dengan tangan yang melingkari lengan Galaksi.

Mega menghela nafas tangannya kembali memetik gitar yang sejak tadi ia mainkan tanpa alur membuat beberapa temanya gemas dengan tingkah Mega.

"Kalo lo gak niat main gitar ga usah lo mainin," sindir Canes gemas.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang