Senja,Hujan,Langit dan Pelangi
adalah gambaran tentang kehidupan.
Ada yang datang dan pergi.
Ada yang sekedar singgah
atau menetap.-- Galaksi --
Mega sedang menatap ribuan air yang turun dari langit disiang ini. Bel berbunyi tepat saat hujan turun dengan membuat hampir semua murid terjebak disekolah. Ada beberapa murid yang menerobos hujan dan itu sangat ingin ia lakukan.
"Terobos asik kali ya? Paling cuman basah," bisiknya pada diri sendiri.
Saat ia akan melangkah maju ketengah derasnya hujan saat itu juga lengannya ditarik tangan kekar seseorang hingga menabrak dada bidang cowok tersebut.
Aroma maskulin yang sangat ia kenali menyeruak masuk dalam hidungnya bahkan detak jantung miliknya berpacu cepat saat matanya menatap mata legam hitam milik cowok di hadapannya itu membuat mereka berdua bertatapan beberapa detik.
Hujan menjadi saksi
bahwa mereka tak selalu berjauhan layaknya hujan yang turun
membuat tetesan air yang jatuh
menjadi genangan di bumi
itu juga yang membuat
setiap tetes air yang jatuh
akan jauh dari awan
tapi roda terus berputar
saat genangan air itu menyeruak masuk kedalam tanah
kemudian mengalir menuju laut
saat itu juga air akan menguap
dan kembali lagi ke posisi awal yakni diatas diantara awan dan langit.Seakan tersadar Mega menjauhkan tubuhnya mundur beberapa langkah menghirup aroma tanah basah sebanyak-banyaknya menghilanglan aroma maskulin milik seseorang di hadapannya ini.
"Mau ngapain, hm?" tanyanya.
"Ya, mau pulang lah," jawab Mega sedikit menekan rasa gugupnya.
"Gak lihat lagi hujan?"
"Sekalian hujan-hujan,"kekeh Mega.
"Mau besok sakit? Lo kan, gak bisa kedinginan terlalu lama." Ia melepaskan hoddie grey yang ia kenakan lalu memakaikannya dengan paksaan karena jika tidak dipaksa mana mungkin gadis di depannya ini mau menurutinya.
Mega hanya mematung dengan pandangan kosong. Otaknya blank seketika mendapat serangan dadakan dari cowok di depannya sampai seseorang itu membuka suaranya.
"Ikut gue ke kantin. Temen lo semua di kantin," ajaknya menarik tangan Mega membuat sang empu tersadar.
"Ihh. Enggak mau! Gue mau pulang!" Mega menghentikan langkahnya.
"Iya tapi nanti."
"Enggak mau nanti, maunya sekarang Alde!" rengek Mega.
"Nanti Ara!"
"Enggak mau nanti, maunya sekarang!" Mata Mega mulai berkaca-kaca sungguh ia sangat rindu bermain di tengah hujan.
Galaksi menghela nafas jengah menatap Mega dengan serius kedua tangannya menangkup kedua pipi tembam Mega. "Sekarang badan lo hangat Ara, dan gue gak mau lo demam besok. Nurut ya?" ucapnya lembut.
"Tapi pengen main hujan Alde," lirih Mega menundukkan kepalanya.
"Lain kali ya?" Galaksi mengusap lembut kepala Mega dibalas gelengan oleh Mega.
"Beneran gak boleh?" tanya Mega lagi dengan tatapan memohon.
"Maaf ya, tap--" ucapan Galaksi terpotong oleh teriakan seseorang.
"Galaksi!"
"Apaan?" tanya Galaksi datar ketika melihat Vega berdiri disampingnya dengan tangan yang melingkar di lengan Galaksi membuat Galaksi menggenggam tangan Mega tak membiarkan gadis itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
Teen Fiction•End• "jangan pernah takut pada kegelapan. bintang-bintang akan menemanimu" - Galaksi Adara Aldebaran. "Hati tolong sabar, Air mata tolong jangan keluar, Mulut tolong diam, Jiwa tolong tenang!!!" - Omega Ara Sirius. Ini tentang gadis penyuka Rasi bi...