16✓

776 28 0
                                    

Semangat bro
Bajingan kok lemah!

-- Galaksi --

"Ke UKS, ya?" tanya Ankaa lagi.

"Lo udah tanya itu 10 kali Ankaa dan ini masih jam enam pagi!" kesal Mega.

"Ya karena lo keras kepala! Disuruh bolos gak mau. Heran gue." Gemas Ankaa menyentil pelan kening Mega.

"Ish! Sakit," eluh Mega membuat Ankaa terkekeh ia mengacak rambut Mega kemudian tangannya merangkul bahu Mega membuat sang empu mendengus sebal.

"Ke kantin, yuk? Gue traktir sekalian curhat soal cewek," ajak Ankaa senang membuat Mega menatapnya bingung.

"Tumben banget lo curhat soal cewek," sindir Mega, "gue kira lo belok An." Lanjutnya.

"Iya nih, belok ke kantin," kekeh Ankaa.

Mega hanya mendengus sambil melipat kedua tangannya di depan dada melayangkan tatapan angkuh.

"Lo baik-baik aja, kan, Meg?" tanya seseorang membuat langkah keduanya berhenti menatap orang di depannya ini.

"Baik. Emang gue kenapa?" tanya Mega bingung.

Tiga sahabatnya berdiri di depan mereka menghalangi jalan menuju kantin. Jika sudah begini mana bisa ia menghindar yang ada justru membuat mereka curiga.

"Kita khawatir sama lo," ucap Orion.

"Santai gue gak papa kok."

"Tapi muka lo pucat. Lo sakit?" tanyanya serasa punggung tangannya mengecek suhu badan Mega.

"Gue sehat. Cuman perut gue sakit dari semalam."

"Kenapa?" tanya mereka khawatir begitu pun Ankaa yang menatapmya penuh selidik.

"Lagi datang bulan hehe," kekehnya membuat mereka semua menghela nalas.

"Kalo lo sakit mending ke UKS aja," tawar Canes.

"Lo tau? gue udah denger kata UKS 11 kali di hari ini!" kesal Mega.

"Ya habisnya muka lo pucat banget, Meg," timpal Aries.

"Mending ke kantin, gue laper!"

"Biar gue traktir Aries yang bayar!" celetuk Orion.

"Loh gue?"

"Udah ikhlasin aja," sahut Canes terkekeh.

Mereka berlima masuk ke dalam kantin dan memilih meja kosong. Canes berjalan ke stan makanan membeli beberapa mangkok bakso untuk dirinya dan sahabatnya. Disisi lain Aries dan Orion sibuk menggoda siswi yang berada tak jauh dari meja mereka.

"Mau tanya boleh?" tanya Aries mengedipkan sebelah matanya membuat Mega ingin mengubur sahabatnya itu sekarang juga.

"Boleh. mau tanya apa kak?" jawabnya malu malu.

"Sekarang hari apa?"

"Kamis."

"Miss you too," goda Aries membuat sang adik kelas tersipu malu.

"Kok gue mendadak pengen muntah, ya?" sinis Mega jengah menatap sahabatnya yang somvlak itu.

"Ya ampun Mega gue belum apa-apain loh, kok, lo mau muntah sih?!" celetuk Orion membuat Aries dan Ankaa tertawa sedangkan Mega menggenggam garpu yang akan ia gunakan untuk makan dengan pandangan mata mengarah pada Orion.

"Lo tau, Or? Garpu yang gue pegang tajam! Lo mau nyoba?" tawarnya dengan mata yang kian menajam.

"Gak perlu Meg. Mending buat makan aja," ucap Orion gugup. Ia mengambil garpu dari tangan Mega.

Lebih baik mengamankan sebelum bagian tubuhnya hilang, batin Orion.

Canes datang dengan beberapa mangkok bakso di bantu dengan penjaga kantin yang juga membawa mangkok serta es teh mereka. Mereka makan dalam diam sampai suara Ankaa memecahkan keheningan di meja mereka.

"Gue duluan, ya? Lain kali gue curhat sama lo. Mau nyamperin doi," pamit Ankaa seraya beranjak dari kantin

"Aneh," dengus Mega kembali menyantap baksonya.

"Oh ya. Candra sama Rigel belum datang?"

"Mereka gak masuk. Kita bertiga sama Galaksi yang masuk," jawab Canes mega hanya mengagguk.

"Muka kalian kenapa?" pertanyaan Mega membuat ketiganya terbatuk dengan cepat mereka meminum es masing-masing.

"Oh.. ah.. emh.." Aries bingung harus menjawab apa.

"Omongan lo ambigu banget sih?!" kesal Orion membuat Aries menggaruk tengkuk belakang yang tak gatal.

"Kita kemaren habis jatoh," jawab Canes.

"Jatoh berjama'ah hehe," timpal Orion cengengesan membuat Mega menggangguk mengiyakan.

Mereka bertiga menghela nafas ketika Mega menggangguk tapi mereka juga merasa bersalah karena membohongi sahabatnya itu.

-- Galaksi --

Mega bersama keluarganya sedang berada di Restoran setelah tadi ia mendapat pesan dari Papanya untuk menemani mereka makan malam serta mengumumkan hal penting membuat Mega berada disini.

Awalnya ia biasa saja tapi sejak keluar Galaksi ikut bergabung membuatnya sedikit tak nyaman apalagi Galaksi yang duduk tepat disampingnya membuat dirinya merasa sedikit canggung semenjak kejadian beberapa hari lalu ia dan Galaksi tak pernah berbicara ataupun bertegur sapa.

Ekheem!!

Deheman keras seseorang membuat semuanya fokus pada orang itu.

"Okay. Papa sama Orang tuanya Galaksi udah membicarakan ini sejak lama dan kami sudah setuju dengan apa yang akan kami umumkan pada kalian," jelas Bumi Papa Mega.

"Iya Papa juga setuju dengan keputusan ini," timpal Bintang papa Galaksi.

Ucapan ambigu mereka membuat Mega, Galaksi dan tentu saja saudara tiri kesayangan Mega yakni Vega mengerutkan dahinya bingung.

"Sebenarnya ada apa, sih Pa?" tanya Mega kesal karena sedari tadi ia tak mengerti apa yang dibicarakan oleh para orang tua ini.

"Sabar sayang," sahut ibu tiri Mega demgan kata yang begitu lembut membuat Mega jijik.

"Jadi gini keluarga kita akan mempererat hubungan persahabatan kita menjadi tali persaudaraan," ucap Bintang.

Perasaan gue gak enak, batin Mega.

Kok gue ngerasa aneh ya? batin Galaksi.

"Apa sih, Pah. Vega penasaran nih?" tanya Vega.

"Mati lo penasaran!" umpat Mega sangat pelan.

"Jadi kami sepakat mau menjodohkan Galaksi dengan Vega," mantab Bumi dengan senyum yang mengembang tapi tidak bagi Galaksi dan Mega.

Deg!

Semangat Mega Bajingan kok lemah!  batin Mega menghembuskan nafas berat mencoba menghilangkan sesak di dadanya.

Sedangkan Galaksi mengepalkan kedua tangannya. Ia tak suka dengan Vega ia tak menginginkan Vega. Ia hanya ingin Mega, Mega dan Mega.

"Galaksi gak mau!" tegas Galaksi membuat semua mata menatap kearahnya termasuk Mega dan Vega yang sejak tadi tersenyum bahagia.

"Kenapa?" tanya Bintang tegas menatap mata Galaksi begitupun sebaliknya.

"Karena Galaksi gak suka sama Vega!" tekannya berdiri lalu berjalan keluar Resto.

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang