33✓

601 22 0
                                    

Revan dan Regan sedang menemani Mega berkeliling Mall. Bukan Mega yang memaksa tetapi dua orang lelaki ini yang bersikukuh agar Mega mau menemani mereka mencari kado ulang tahun sahabatnya.

"Nanti kalo kadonya udah dapat kita makan sebentar ya di kafe?" ajak Revan diangguki oleh Mega dan Regan.

"Disana juga ada anak Angkasa sama Pollux," lanjutnya.

Mega merasa tak asing dengan ucapan Revan itu. Ia merasa sedikit kaget ketika mendengar kata Angkasa dan Pollux. Tapi, entah apa ia tak tahu.

"Kalian mau beli kado apa?" tanya Mega yang berada di tengah-tengah Revan dan Regan.

"Kita lihat aja. Kalo ada barang bagus dan cocok kita beli," jawab Regan.

--Galaksi--

Di sinilah Mega bersama dua lelaki di samping kanan dan kirinya. Berjalan menuju Kafe tempat mereka ketemuan dengan anak Pollux dan Angkasa.

"Mana teman kalian?" tanya Mega.

"Bentar, kita cari dulu," ucap Regan

Revan dan Regan celingukkan kesana- kemari seperti kambing congek sampai Netranya menangkap segerombol orang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Itu mereka. Ayo kesana," ucap Revan menarik tangan Mega diikuti Regan di belakangnya.

"Hai guys!" sapa Revan pada mereka semua.

Semua anak di sana memandang Mega dengan tatapan rindu. Selang beberapa lama mereka berhamburan memeluk Mega erat. Membuat Mega sesak seketika. Hal itu terlihat jelas di mata Galaksi yang membara menahan amarah.

Tangan Galaksi dengan cepat menarik Mega hingga ke dalan pelukannya.

"Kalian mau Mega mati. Kalau mau peluk satu-satu jangan keroyokan!" tegas Galaksi.

"Kamu gak papa kan?" Tanya Galaksi pada Mega yang masih mengatur napasnya. Ia mengangguk sebagai jawabannya.

Candra dan Rigel yang sejak tadi diam kini berjalan ke arah Mega yang terlepas dari pelukan Galaksi. Ia menatap Mega dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Apa kabar?" Tanya Candra memeluk serta mencium puncak kepala Mega singkat.

"Baik," jawab Mega sedikit canggung.

Candra melepaskan pelukannya kemudian tersenyum dan mengusap puncak kepala Mega.

"Ara! Rijel kangen nih!" girang Rigel memeluk serta mencium gemas Mega membuat Mega terkekeh melihat tingkah pria asing ini. Iya, pria asing yang memeluknya nyaman dan penuh kasih sayang.

Mega menatap Regan meminta penjelasan setelah terlepas dari pelukan anak-anak Angkasa serta Pollux.

Regan yang menyadari tatapan dari Mega berjalan ke arah Mega. Tangannya mengusap pelan puncak kepala Mega.

"Mereka itu sepupu kamu Meg," ucapnya, "mulai besok kamu akan tinggal sama mereka," lanjut Regan di balas tatapan sendu dari Mega.

"Gak papa. Jangan sedih, nanti kamu bisa main ke rumah kita kapan pun kamu mau. Rumah kita kan juga rumah kamu," ucap Revan membawa Mega ke dalam dekapannya.

"Tapi nanti kalo Mega kangen gimana? Mega kan suka masakan Revan," ucapnya semakin menyembunyikan wajahnya di dada Revan menandakan jika ia sedang menangis.

"Gak papa. Kamu boleh ke rumah Revan kapan pun kamu mau," ucap Candra mengelus kepala Mega membuat Mega melepas pelukannya dan menatap Candra.

"Beneran?" Tanya Mega membuat Cndra terkekeh. Tangannya menghapus jejak air mata di pipi tembem Mega.

"Iya bener" jawabnya membuat Mega tersenyum.

"Mmm... boleh makan gak? Aku laper," ucapan spontan dari Mega membuat yang lainnya terbahak.

Sedangkan Mega cemberut dan ia semakin cemberut ketika tangan Galaksi mencubit pipi tembemnya.

"Uluh-uluh kamu laper ya?" goda Galaksi membuat Mega sebal. Ia menghempaskan tangan Galaksi kemudian memeluk Regan.

"Galaksi nyebelin!" adunya pada Regan yang di balas kekehan oleh Regan.

-- Galaksi --

Mega kini berada di rumah Candra dan Rigel. Setelah kemarin membereskan pakaiannya. Ia di jemput oleh Candra ke rumah Revan sedangkan Rigel menyambut kedatangannya di rumah.

"Selamat datang Mega ku!" sapanya Alay. Di balas senyuman oleh Mega.

"Udah jangan rese' Mega mau istirahat. Lo anter dia ke kamarnya," cetus Candra menatap Rigel sebal kemudian beralih menatap Mega lembut, "kamu istirahat dulu yah. Jangan dengerin ocehan gaje Rigel," pintanya seraya mengusap rambut Mega dan mencium puncak kepala Mega sekilas. Mega hanya mengagguk sebagai jawabannya.

Rigel mengandeng tangan Mega membawa gadis itu ke kamarnya. Dengan mulut yang tak berhenti mengoceh.

"Ini kamar kamu. Kamu istirahat dulu, yah. Kalau laper panggil nama aku tiga kali."

"Emang kamu langsung datang?" Tanya Mega.

"Enggak!" Cengenges Rigel.

Mega hanya terkekeh menanggapi ucapanya Rigel. Sedangkan Rigel menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya udah. Tidur gih," ucapnya mengusap rambut Mega sekilas sebelum pergi dari hadapan Mega.

Mega hanya mengangguk kemudian berbaring di atas kasurnya yang terasa nyaman dengan wangi khas yang ia sukai yakni bubble dan strawbberry.

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang