40✓

617 19 0
                                    

Galaksi dan Mega masih berada di rooftrop. Mega yang merasa bosan berulang kali meminta Galaksi pergi dari sini tetapi Galaksi tak mau melangkahkan kakinya sejengkalpun dari sini. Hal itu membuat Mega curiga pada laki-laki yang duduk disampingnya ini sedang menyembunyikan sesuatu.

"Gal. Kita ngapain sih dari tadi disini? Aku bosen loh," tanya Mega memainkan guguran daun yang mengenai tubuhnya.

Galaksi menoleh tangannya terangkat mengusap lembut rambut Mega membuat gadis yang tadinya menunduk kini mendongak menatapnya.

"Bosen banget, ya?" tanya Galaksi dibalas anggukan oleh Mega.

"Main tebak-tebakan, mau?" tawar Galaksi mengulang permainan yang sering mereka lakukan dulu.

Mega mengangguk antusias rasanya sudah lama ia tak mendengar dan bermain tebak-tebakan.

"Aku duluan, ya?" Mega hanya mengangguk.

"Buah-buah apa yang dibawa saat perang?" tanya Galaksi nenaik-turunkan alisnya menggoda.

"Durian?"

Galaksi menggeleng. "Salah!"

"Salak?"

Galaksi menggeleng lagi. "Salah juga ya?"tanya Mega dibalas anggukan oleh Galaksi.

"Nyerah deh!"

Galaksi terkekeh pelan. "Jawabannya jambu runcing!"

"Hah? Itu bambu runcing bukan jambu runcing!" kesal Mega di balas gelak tawa oleh Galaksi ketika melihat ekspresi lucu dari gadisnya.

"Sekarang gantian aku. Kura-kura ninja itu kodok apa katak?" tanya Mega tersenyum.

Galaksi ikut tersenyum ia sebenarnya tahu jawaban dari tebakan Mega itu. Hanya saja ia memilih untuk pura-pura tak mengetahui jawabannya.

"Kodoklah." Pede Galaksi

Mega terkekeh. "Salah!"

"Katak?" Mega kembali terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "no!"

"Trus, apa jawabannya?"

"Kura-kura. Namanya juga kura-kura ninja," jawab Mega.

"Iya deh iya" ucap Galaksi mengacak rambut Mega gemas.

"Sekarang kamu." Tunjuk Mega.

"Okay." Galaksi duduk tegak menghadap Mega, "buah. Buah apa yang lucu?"

"Jeruk?"

"Salah."

"Mangga?"

"Salah."

"Apa dong?" tanya Mega.

"Buahahahaha!" Galaksi tertawa setelah menjawab pertanyaan Mega.

Mega memukul lengan Galaksi. "Garing ih!"

"Bodo! Wlee!" ledek Galaksi masih tertawa membuat Mega mendengus kesal.

"Ngapain, sih? Gaje banget, ish!" vetus Mega.

"Apa hm? Gaje." Galaksi mendekat ke arah Mega tanpa aba-aba ia mengelitiki pinggang gadis itu membuat Mega terkikik geli.

"Gal hahaha udah hahaha geli hahaha!" teriak Mega di tengah tawa kegeliannya akibat ulah Galaksi.

"Apa? Aku gak denger kamu ngomong apa?" ledek Galaksi masih mengelitiki pinggang Mega membuat napas gadis itu sedikit tersenggal akibat terlalu lam tertawa serta perutnya yang terasa kaku.

Galaksi yang tak tega dengan gadis di dalam rengkuhannya melepas kelitikan pada pinggang Mega. Seketika Mega merasa lemas dengan nafas yang ngos-ngosan akibat ulah Galaksi.

"Capek, ya?" tanya Galaksi merasa kasihan dengan Mega.

"Iya " jawab Mega masih mengatur napasnya.

"Maaf-maaf!" sesal Galaksi.

Mega tersenyum miring berniat mengerjai Galaksi. "Males, ah!" Bergeser menjauh dari Galaksi.

"Jangan marah. Tadi kan cuman bercanda," bujuk Galaksi bergeser mendekat kearah Mega.

"Sana!" Mega mendorong kesal tubuh Galaksi agar menjauh darinya berdekatan dengan Galaksi membuat jantungnya maraton lebih cepat.

"Kenapa sih? Grogi ya deket-deket sama aku " goda Galaksi tersenyum jahil.

"A-apaan sih, gak ya!" elak Mega memalingkan wajahya yang sudah memerah akibat ulah Galaksi yang dengan mudah dapat menebak isi pikirannya.

Galaksi mencolek dagu Mega gemas melihat gadisnya yng menahan malu. Jujur baru kali ini ia melihat Mega yang bersemu merona seperti ini.

"Coba sini lihat wajahnya," ucap Galaksi menekan-nekan lengan Mega.

"Ogah!" cetus Mega menepis keras tangan Galaksi yang menekan lengannya. 

Gemas Galaksi menangkup wajah Mega dengan kedua tangan besarnya menghujani gadis itu dengan banyak ciuman.

Cup! Cup! Cup! Cup! Cup!

Galaksi mencium kening, kedua pipi Mega, hidung serta dagu Mega terakhir matanya terfokus pada satu titik berwarna merah muda di wajah Mega.

Matanya bergantian menatap bibir ranum dan mata gadisnya berniat meminta izin. Mega hanya mengernyitkan dahinya bingung ia tak mengerti kode yang Galaksi sampaian lewat matanya.

Cup!

Galaksi yang melihat Mega tak merespon dengan cepat menempelkan bibirnya pada bibir gadisnya. Hanya menempel hal itu membuat Mega melebarkan matanya menatap tajam mata Galaksi yang terpejam dengan jarak yang sanga dekat bahkan jantung keduanya berpacu cepat.

"Akhh stt!"

Mega meringis ketika Galaksi menggigit bibir bawahnya. Rasanya seperti jutaan kupu-kupu yang terbang di perutnya ada rasa senang tersendiri saat untuk pertama kalinya bibirnya di cium oleh seseorang. Tanpa Mega sadari ia ikut terhanyut dalam permainan Galaksi sampai ikut memejamkan matanya.

Disela ciumannya Galaksi tersenyum saat membuka matanya melihat mata Mega yang terpejam menikmati perminannya. Galaksi melepaskan tautan bibirnya saat Mega memukul lengannya tanda bahwa ini harus diakhiri begitu juga Galaksi yang mulai kehabisan napasnya.

Galaksi mengusap bibir Mega lembut terkekeh ketika melihat wajah gadisnya merona terlebih mata Mega berlarian menatap kearah lain selain mata Galaksi.

"First kiss?" Tana Galaksi dijawab anggukan oleh Mega.

"Manis," ucap Galaksi tersenyum membuat Mega semakin menunduk malu.

Mega mendorong tubuh Galaksi menjauh darinya. Ia berdiri berjalan ke arah pembatas rooftrop melihat padatnya kota yang di penuhi kendaraan yang lalu lalang mengejar dollar.

"Ciee yang nge-blush," goda Galaksi meledakkan tawa membuat Mega menatapnya sinis kemudian mencebikkan bibirnya kesal. Menatap kepadatan kota menghiraukan Galaksi yang terus meledeknya. Diam-diam Mega tersenyum dengan jari tangan menyentuh bibirnya.

Manis, batinnya.

Brakk!!!

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang