13✓

878 32 0
                                    

Permainan di mulai.
Iblis yang selama ini bertopeng akan muncul secara perlahan.
Meski tau ini alan berakibat buruk
Menerima segala resiko di benci dan di jauhi oleh orang yang ia sayang
Tapi ini yang dia inginkan.
Jika dengan menjadi Iblis ia bisa melindungi mereka maka tak masalah baginya.

-- Galaksi --

Disinilah Mereka sekarang di dalam kantin yang selalu ramai dan ricuh seakan tak ada hari besok untuk menikmati menu yang ada di dalam kantin ini.

"Gue denger ada anak baru?" tanya Aries memecah keheningan.

"Cewek apa cowok?" Kepo Canes.

"Trus kalo Cewek cakep gak?" timpal Orion.

"Gue denger dia ketua geng terbesar di daerah ini kalo gak salah ketua dan beberapa anak geng Procyon dan itu musuh besarnya Pollux. Itu sih yang gue tau," jelas Aries.

Permainan di mulai, batin Mega tersenyum tipis.

Ia juga ingin lihat seberapa besar pengaruhnya saat Procyon tak ada dirinya. Dan juga seberapa besar geng itu saat ini. Karena Mega tau kebanyakan anggota yang tak setuju dan keluar dari sana dan bersama mendirikan geng yang diketuai oleh Ares saat ini.

"Tumben kalian gak kumpul sama anak Angkasa?" sindir Mega.

"Kita kangen lo, Meg!"

"Tapi gue gak!" sarkasnya cepat.

Belum sempat Orion menjawab Angkasa masuk kedalam kantin tapi tak seperti hari biasa kali ini ada bumbu tambahan dari Angkasa karena kehadiran anak baru dan lebih parahnya cewek cantik yang melingkarkan lengannya di tangan Galaksi membuat Mega tersenyum tipis.

Apalagi kini Angkasa berjalan berdampingan dengan geng terkenal yakni Procyon yang anggotanya tak kalah ganteng dengan Angkasa. Dan itu mebuat beberapa siswi menjerit histeris apalagi ketika melihat mereka berjalan dengan cool-nya menuju meja Mega.

"Wih! Ada apa nih kelihatannya akur?" heboh Aries.

"Karena musuh kita sama jadi kita buat kesepakatan," jawab Candra ketika duduk di samping Mega.

"Musuh dalam selimut," gumam Mega pelan masih asik bermain ponsel. Candra hanya bisa melihat sepupunya dengan bingung.

Sejak tadi pagi mood Mega sudah jelek karena itu tak ada yang berani menjahilinya. Terlebih lagi ketika mendengar gumaman Mega yang hanya dapat ia dengar.

"Oh, kenalin gue Nunki dan ini semua teman gue, kalian bisa kenalan sama mereka," ucap Nunki sok akrab.

Matanya tak sengaja melihat Mega yang juga menatapnya dia tersenyum tipis membuat Mega membalas dengan anggukan kecil.

Saat mereka semua saling berkenalan dan bercanda. Matanya menatap gadis di samping Galaksi yang terus saja menempel itu dan parahnya Galaksi hanya diam tak seperti biasanya ia terlihat begitu nyaman mungkin?

"Sayang suapin," pintanya manja.

"Lo punya tangan 'kan?" cetus Galaksi terus memainkan ponselnya.

"Ihh! tapi aku maunya di suapin. Kan, kangen sama kamu," Ia menyenderkan kepalanya pada bahu Galaksi. Membuat semua yang ada di meja itu menatapnya tak percaya.

"Kalian punya hubungan apa?" tanya Leo penasaran.

"Mantan."

"Pacar."

Jawab mereka bersamaan membuat yang lain mengerutkan dahinya bingung.

"Yang bener siapa?" sahut Virgo.

"Dia mantan gue. Dan gue anti balikan!" ucapnya menekankan dua kalimat terakhir sambil melirik Mega sekilas.

"Tapi aku gak akan nyerah sebelum kamu jadi pacar aku lagi," balasnya percaya diri.

"Nama lo siapa?" tanya Alpha.

"Luna."

Semuanya hening. Kedatangan orang baru membuat Angkasa canggung padahal selama mereka tak pernah merasa canggung seperti ini. Seolah ada aura sekitar yang mematikan membuat semua orang bergidik ngeri.

"Lo apa kabar?" tanya Nunki pada Mega dengan senyum ramah.

Mega memandang Nunki. "hari ini baik." Ia tersenyum tipis.

"Gue kangen lo," ucapnya spontan membuat seluruh orang yang berada di meja menatap mereka berdua bahkan Galaksi memberikan tatapan tajamnya yang menusuk.

"Tapi gue gak."

Bwahahahahaaa!!!

Jawaban Mega membuat semua anak Angkasa meyemburkan tawanya.

"Kalian saling kenal?" tanya Rigel.

"Iya. Kok, kalian kayak ada something gitu?" timpal Virgo.

Mega hanya mengedikan bahunya acuh sedangkan Nunki hanya berdehem singkat.

Saat Candra akan membuka mulutnya seseorang berlari dan berhenti tepat di depan Mega.

"Heh! Gue dari tadi nyariin lo, ya! Tapi lo enak-enakkan disini. Udah tau gue anak baru lagi,
kan, gak tau letak kantinnya dimana," cerocos Ankaa matanya tak sengaja melihat Nunki dan beberapa Procyon membuatnya mengembangkan senyum sinisnya.

"Lo, kan, punya mulut. Kenapa gak tanya murid lain?"

"Ribet."

"Mati lo An!" umpat Mega kesal berdiri dari duduknya.

"Lo gak berubah Meg," gumam Nunki yang masih di dengar Mega.

"Iblis masih di sebut Iblis sekalipun dia berbuat baik. Jangan ngeremehin dia meskipun sendirian lo gak pernah tahu sebangsat apa dia kalo orang yang dia sayang dia di ganggu! Jadi," Mega menepuk bahu Nunki pelan, "jangan salah cari lawan!" lanjutnya penuh penekanan lalu menarik tangan Ankaa keluar dari kantin meninggalkan tatapan bingung dai mereka kecuali Nunki dan anak buahnya.

"Dia kenapa sih?" tanya Galaksi yang bingung dengan sifat Mega kali ini.

"Mana gue tahu," ucap Rigel.

"Lagi Pms mungkin dari pagi udah gitu kok!" sahut Candra

Mereka kembali pada kegiatan maskng-masing memainkan ponsel, Mabar, atau bahkan membicarakan kerja sama tentang penyatuan kelompok dan penyerangan Pollux.

Tbc.

GALAKSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang