"Lepasin tangan lo dari sahabat gue BANGSAT!" teriak seorang siswi yang berada di pinggir lapangan.
Tangan gadis itu sudah mengepal sehingga buku-buku jarinya memutih karena, sejak tadi sudah menahan amarah melihat sahabatnya dipermalukan di depan seluruh murid SMA Bima Sakti.
Tanpa takut ia berjalan ke tengah lapangan. Banyak murid yang berbisik melihat gadis itu maju ke tengah lapangan yang berarti sama saja mengantarkan nyawanya sendiri kekandang singa.
"Itu si Mega ngapain?"
"Gak sayang nyawa!"
"Gak takut apa sama Galaksi?"
"Ngapain sih pakai kesana segala?"
"Caper pasti sama Galaksi"
"Emang tuh anak bisanya cari masalah!"
"Sok jagoan!"
Mega menghempas kasar tangan Galaksi dari kerah Aries. Ia menatap tajam mata legam hitam milik Galaksi yang juga sama tajamnya menatap mata coklat gadis didepannya ini.
"Gue.gak.punya.urusan.sama.lo!" Tunjuk Galaksi pada Mega.
"Urusan.mereka.itu.juga.urusan.gue!" balas Mega menekankan setiap katanya seperti yang dilakukan Galaksi tadi.
Galaksi bercedak kesal ia sama sekali tak bisa melawan gadis di depannya ini. Baginya melawan seluruh murid ini jauh lebih mudah daripada berhadapan dengan gadis di depannya ini.
Melihatnya saja membuatnya lemah.
Ah, sial!
Tapi, ini demi harga dirinya di depan murid SMA Bima Sakti.
"Lo kenapa selalu ikut campur urusan gue?!" Galaksi mengacak rambutnya frustasi tapi justru terlihat tampan membuat beberapa murid memekik kesenangan.
"Gue gak suka cara lo yang kasar buat memberi pelajaran murid disini!" Mega menatap Galaksi dengan intens, " gue juga telat jadi lo juga harus hukum gue!" lanjutnya menantang Galaksi.
Galaksi menepuk tangannya didepan wajah Mega mencoba menghilangkan kelemahannya dihadapan gadis ini. "Wow! Hebat. jadi, lo udah telat trus melarikan diri? Sudah dua peraturan yang lo langgar hari ini. Gak ada ampun buat lo!" tegasnya lalu memandang ketiga orang di belakang Mega, "kalian bertiga hormat bendera sampai jam istirahat!" Lalu telunjuknya menunjuk Mega, "lo ikut gue!" lanjutnya menarik lengan Mega agar segera berjalan mengikutinya meninggalkan kehebohan di lapangan.
"Mau kemana mereka,"tanya Nilam ketika melihat Galaksi menarik lengan Mega
"Mampus! Tuh si Mega," sahut Gita.
"Pasti bakal dikasih hukuman berat dari Galaksi" balas Vega.
"Biarin. Biar dia kapok dan gak ikut campur lagi urusan Galaksi" timpal Gita
"Bubar girls," ucap Vega lagi setelah ia puas melihat pertunjukan baru saja ini.
Vega Capela adalah saudara tiri Mega yang sangat senang jika melihat gadis itu menderita, tak hanya itu Vega sebenarnya menyukai Galaksi bahkan seantero Bima Sakti sudah hafal dengan tingkah laku Vega yang mendekati Galaksi secara terang-terangan itu.
Bersama kedua temannya yakni Alnilam dan Sagitarius. Ia selalu membuat rencana menjauhkan Galaksi dari Mega yang selalu membuatnya panas jika netranya melihat mereka berdua damai.
Disisi lain ketiga sahabat Mega tengah menjalankan hukuman dengan tangan yang hormat kepada bendera dengan perasaan khawatir. Pikiran mereka tertuju pada gadis satu-satunya yang menjadi sahabatnya itu.
"Gue khawatir sama Mega," celetuk Orion tiba-tiba.
"Gue juga. Padahal gue mau balas dendam soal tadi pagi. Tapi yah... Gitu deh," sahut Canes mengedihkan bahunya.
"Kita susul Mega yuk?" ajak Aries membuat kedua sahabatnya itu memelototkan matanya tajam.
"Bukannya ketemu. Kita justru masuk ruang favorit," ucap Orion melihat ke Ruang Bk yang berada dipinggir lapangan depan mereka itu.
"Trus kita biarin Mega sendirian hadapi si singa itu?"
-- Galaksi --
Galaksi masih menarik kuat tangan Mega membawa gadis itu keruang Osis. Sedangkan Mega sendiri hanya pasrah ditarik oleh Galaksi karena, percuma ia melawan kekuatan pria lebih besar daripada wanita.
"Lo ngapain ngajak gue kesini?" cetus Mega setelah melepaskan tangannya dari genggaman tangan Galaksi.
Galaksi mengela nafas kasar. "Duduk dan diam disini!" tegasnya membuat Mega memutar bola matanya malas lalu berjalan kearah gazebo di sudut ruangan.
Sudah satu jam Mega berselonjor di gazebo dengan tangan mengotak-atik ponselnya sedangkan sang Ketos hanya duduk diam diatas sofa kebanggaannya serta matanya tak lepas dari satu-satunya gadis yang berada disini.
Tak bosan Galaksi memandang wajah itu bahkan Mega yang menyadari sejak tadi Galaksi memperhatikannya hanya memasang tampang biasa karena baginya hal itu sudah biasa dan jika ditanya maka,
"Satu jam. enam puluh menit. tiga ribu enam ratus detik lo lihatin gue dari tadi gak capek?" tanya Mega tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel digenggaman-nya.
Galaksi berdiri dari duduknya ia berjalan dan duduk diatas gazebo tepatnya di samping Mega.
"Sepuluh tahun. 120 bulan. 480 minggu. 3.360 hari. 80.640 jam dan 4.838.400 menit. Gue kenal lo tapi kenapa gue gak pernah bosan buat lihat lo? Bahkan gue gak bisa berhenti agar gak jauh dari lo," jelasnya.
Mega menyimpan ponselnya lalu menatap Galaksi yang kini bersandar pada tembok dan menatap langit-langit ruangan. "Kalau mau ngegombal jangan sama gue. Lo salah orang," ucap Mega beringsut dari duduknya, "gue mau ke kantin laper." Ia berjalan kearah pintu sebelum membuka pintu suara Galaksi kembali terdengar di telinganya.
"Kalau gue gak gombal. Apa lo percaya sama gue?"
Tbc.
Aries?
Orion?
Canes?
Mega?
Galaksi
Nilam?
Gita?
Vega?
Author?

KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
Roman pour Adolescents•End• "jangan pernah takut pada kegelapan. bintang-bintang akan menemanimu" - Galaksi Adara Aldebaran. "Hati tolong sabar, Air mata tolong jangan keluar, Mulut tolong diam, Jiwa tolong tenang!!!" - Omega Ara Sirius. Ini tentang gadis penyuka Rasi bi...