Jangan lupa vote dan tambahkan ke library ya<3 , wish u'll like it
•
Berdiri di depan tiang bendera karena terlambat memang sudah biasa, tapi kini Laras berdiri menghormati tiang bendera demi bisa bersama seorang Na Jaemin selama dua jam meski tak berbicara sepatah katapun. Keduanya masih setia menghormati bendera negara seakan menerima dengan ikhlas. Bagi seorang Laras ini merupakan hal yang sangat menyenangkan meski dirinya terjemur di bawah sinar mentari pagi dan setelah ini ia yakin akan di omeli oleh Lucas.
Laras menggigit bibir bawahnya karena sudah mulai merasa gemetar, sesekali melirik jam tangan dan berharap awan-awan bisa membantunya meneduhkan diri. Sesekali ia melirik Jaemin dan bertanya apakah lelaki itu mulai pusing, jika iya maka Laras akan bersiap untuk memberikannya sandaran sejenak sebagai tempat peristirahatan. Padahal saat ini ia sendiri berusaha menguatkan diri.
Seumur-umur Laras tidak pernah mendapat hukuman, terlambat atau berbuat onar di sekolah. Ia memang bukan siswi berprestasi namun ia sopan dan sangat taat pada aturan sekolah. Dan kini demi bersama Jaemin, image yang ia bangun selama setahun di SMA seakan di pertanyakan. Bahkan guru-guru terkejut karena Laras kini menerima hukuman.
Laras menggoyangkan kakinya perlahan, ia mengalihkan pandangannya kelangit yang tiada awan. Ia mengeluh namun sesekali bersyukur bahwa Jaemin masih baik-baik saja, Laras sangat menyukai lelaki bersifat dingin tanpa ekspresi tersebut. Sekali senyum rasanya tembok pertahanannya runtuh, tukang oleng.
Laras mulai merasa musuhnya menyerang, panas. Jika panas, ia akan bersin-bersin entah mengapa. Ia melirik jam tangannya lagi, sudah menuju jam 10 pagi menjelang siang. Laras sudah mengepalkan tangannya yang satu lagi.
"Hacih!" Ia pun bersin juga. "Hacih!"
Sial ia mulai merasa malu, namun ketika ia melirik Jaemin lelaki itu biasa saja bahkan masih setia memandangi tiang bendera.
Sekitar 15 menit lagi hukuman mereka selesai, menjelang jam istirahat. Sejujurnya Laras ingin berbicara pada Jaemin, bukan, mereka belum pernah berbicara sebelumnya bahkan seluruh murid sekolah, guru dan satpam saja tau bahwa Jaemin sangat irit bicara. Jika ia bicara berarti itu hal yang luar biasa di acungi jempol. Ia terbiasa untuk tersenyum, menatap dan menoleh itu saja sampai kiamat. Jangan lupa nafas.
Bel berbunyi, Laras mendecak kesal. Jaemin terlihat meregangkan tubuhnya sejenak lalu menatap Laras tanpa sepengetahuan gadis itu.
"Lain kali jangan ikutan di hukum." Lalu ia melangkah pergi.
Laras yang tengah mengatur nafasnya menoleh. "Apa?" Tanyanya karena tak terdengar jelas. Pasalnya ia tengah mengatur ingus yang bersarang di hidungnya karena terkena panas. Ia berpikir salah dengar.
"Laras!"
Sudah gadis itu tebak bahwa Lucas pasti akan langsung menghampirinya, lelaki dengan pesona casanova nomor satu itu memberikan minum dan tisu pada Laras. Tentu keduanya mengenal diri sangat baik sampai Lucas tau kalau Laras itu tidak bisa terkena panas lama-lama. Lucas atau yang biasa Laras panggil Lulu, juga teman baik Laras yang selalu perhatian meski sudah memiliki pacar. Dan Laras yang berperan sebagai Lala selalu menerima tudingan sebagai pelakor karena Lucas.
"Mangkanya lain kali gua jemput aja." Ucap Lucas.
"Gapapa, gua bisa sendiri kok."
"Bacot, ayo kekelas."
Lucas mengantarkan Laras, mana ada yang berani sama Laras kalau tidak mau berurusan dengan JalanV yang selalu menjaga Laras. JalanV yang selalu berulah dengan tujuh member kesukaan sekolah apalagi Lucas, si tukang tebar pesona. Laras cukup beruntung karena tidak menyukai Lucas meski di beri senyuman manis setiap hari, baginya senyum Lucas perlu sekali untuk di coret dari list tipe pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Let's Talk
Fanfiction"Nama Jaemin, hobbynya meresahkan." -Laras. - au, Na Jaemin ( tamat / completed story ) - cover by @uwulalalen a.k.a. myself - ©uwulalalen, 2021