- 2 -

534 322 831
                                    

Laras menatapi kelas Jaemin hari ini, lelaki itu belum tiba padahal jam hampir menunjukkan pukul tujuh pagi. Laras mulai memainkan jarinya karena khawatir lelaki senyum kelinci itu terlambat lagi. Enam member Mimpi lainnya sudah siap, namun satu member paling meresahkan ini belum memunculkan keabsenan dirinya.

"Aduh, cakep. Kamu dimana?" Tanyanya.

"Di sini." Dan Lucas pun muncul.

"Ih, bukan lo."

"Siapa yang cakep selain gua?!"

"Pak Johnny."

"Bodoh, itu udah beda level."

Masalahnya Laras tidak fokus pada canda Lucas saat ini sampai akhirnya sosok kesayangannya muncul dari tangga dengan tas hanya berpaku pada pundak kirinya.

"Sabar, La. Sabar."

Lucas menarik Laras kembali kekelas bagai menyeret anak tiri, gadis itu pasrah saking sudah senangnya menatap kehadiran Jaemin. Andai saja Jaemin menatap Laras, bisa-bisa mimisan macam meme-meme twitter.

———————

Jadi pengagum rahasia adalah status Laras saat ini, kini ia tengah tersenyum sendiri karena postan Chenle yang menjaili Jeno namun tersorot kameranya kearah Jaemin. Ia sampai memperbaiki posisi duduknya agar hanya dirinya yang dapat melihat Jaemin melalui ponselnya.

Kini jam istirahat selesai, satu persatu murid kembali masuk kekelasnya sebelum guru mencari mereka termasuk dua murid termenyusahkan di kelas, Lucas dan Ten. Lelaki itu duduk di samping Laras, dengan cepat gadis itu juga menutup ponselnya. Sudah di bilang ia berstatus penggemar rahasia, doi rahasia, intinya serba rahasia. Lucas pun tak tau.

"Siang anak-anak."

"Siang pak TY!" Namanya pak Taeyong akrab dengan TY, bukan thank you. Next.

"Ayo kumpulkan—"

"Pak, si Lucas duluan pak!"

"Lha kok gua, anjing?"

Hening, Lucas sendiri langsung cengingiran setelah menyadari apa yang baru saja ia perbuat. "Pak jangan tambahin poin saya pak, belum remisi nih." Rengek Lucas.

"Salah sendiri, sekarang poin kamu udah 50. Ayo Lucas, lima lagi dapat surat peringatan." Ucap pak Taeyong.

"Ih, bapak. Tega banget."

Pak Taeyong hanya menggeleng. "Ayo Lucas, mana rancangan proposalmu." Sebagai guru bahasa Indonesia yang baik dan benar, pak Taeyong jarang absen dan melupakan tugas.

Lucas sendiri sudah siap dengan proposal berwarna pink dan langsung menyerahkannya pada pak Taeyong, lelaki itu menjelaskan sedikit ringkasan proposalnya dengan lancar lalu kembali duduk.

"Lha kok ini ada nama Ten?"

"Nih ya pak, si Ten tuh hobinya nyoret-nyoret pak! Takol aja sampai hidung pesek!" Adu Lucas.

"Wah pak, ini tindak kekerasan pak!" Balas Ten tidak terima.

Laras hanya menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa pusing berada di antara dua makhluk tersebut.

"Oke, cukup. Laras mana?"

Laras mengecek tasnya, kemudian ingin menangis macam di sinetron sambil berbicara dalam hati.

"Laras?"

"Ketinggalan pak." Lapor Ten.

"Ten." Bisik Laras terkejut.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang