- 23 -

210 163 349
                                    

"Ayo Haechan, Chenle, Jisung dan Jeno! Tugas kalian belum ya!" Ucap pak Taeyong.

"Iya pak!" Ucap keempatnya yang udah langganan bolos tugas.

Bel pulang sekolah berbunyi, Jaemin meraih tasnya kemudian menuju kelas Laras. Rasa salah ia mendiami Laras seperti kemarin. Ia menatapi kelas Laras yang kosong, ia terheran dan malah diam di kelas Laras yang sama sekali kosong bahkan gak ada tas juga. Udah kayak nunggu setan mau ngajak mabar.

Di sisi lain, kelas Laras baru selesai dari pelajaran Kimia. Kata gurunya lebih adem di lab kimia daripada di kelas jadi di suruh ke lab. Laras ingat spidolnya tertinggal di kolong meja, alhasil ia melangkahkan kakinya ke kelas untuk mengambil spidolnya. Sesampainya di kelas, ia menatapi Jaemin yang juga menatapinya. Mendadak suasana jadi kaku dan membuat keduanya terdiam secara bersamaan.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Laras. "Nungguin lo." Jawab Jaemin dengan jujur.

Laras mengangguk. "Sebentar, mau ambil spidol dulu." Ucap Laras kemudian mengambil spidolnya di kolong meja.

"Mau langsung pulang?" Tanya Laras.

"Bukannya waktu itu minta beli soto?"

"Hm, ya udah ayo!" Ajak Laras bersemangat.

———————

"Dari hasil rontgen ini, bisa di lihat perkembangan sel kanker di paru-paru bu Elamara." Ucap dokter.

Elamara mendadak menjadi kaku, kacau adalah kondisi pikirannya saat ini. Seakan baru saja kena bom mendadak, ia menutup mulut dengan jemarinya.

"T-tapi kemarin s-sudah membaik." Bantah Elamara masih gemetar.

"Jinak sejenak kemudian bergejolak lagi karena pengobatan yang ibu hentikan membuat kanker ini kembali menyerang."

Ya, ia berhenti saat pulang kerumah untuk menghabiskan waktu dengan Jaemin dan sibuk kerja. Rasanya ia menyesal karena melewatkan pengobatannya meski ada rasa tenang karena bisa membangun hubungan dengan Jaemin.

"Ini masih barukan? Masih lemah?" Tanya Elamara.

Dokter mengangguk. "Ibu perlu untuk pengobatan sesuai jadwal, untuk sementara ini ibu tidak boleh lengah dan seterusnya."

Elamara memegangi kepalanya karena mendadak merasa pusing. Ia jadi lebih takut sekarang namun ia berusaha tetap tenang dan tidak stress memikirkan kondisinya— sebenernya ia lebih memikirkan reaksi Jaemin pas tau kondisinya.

———————

Motor Jaemin berhenti di depan rumah Laras, gadis itu tampak senang setelah makan soto sekaligus bucin. Mereka masih bertatapan satu sama lain kemudian Laras meraih tangan Jaemin.

"Maaf ya, Laras gak niat nyakitin hati Nana waktu itu. Kak Felix datang sendiri kerumah, terus ngasih cemilan." Jujurnya.

"Yang malam itu, masih gak mau cerita?" Tanya Jaemin mendalami.

"Waktu itu, Laras bilang sama dia untuk gak deketin Laras lagi. Terus dia jujur kalo dia suka sama Laras, dan Laras udah bilang kalo Laras udah punya pacar. Dia cuma diem aja terus pergi." Jawab Laras kayak anak melas gak mau di hukum.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang