- 17 -

236 187 240
                                    

Jaemin mengambil sweaternya kemudian bersiap untuk pergi, selangkah lagi ia pamit pada mamanya. Tampak mamanya sedang di pijit oleh Grandma karena badannya yang tak enak setelah semingguan pergi demi pekerjaan.

"Mau kemana, Na?" Tanya mama. "Main ma, paling sampai jam lima sore." Jawab Jaemin sambil memakai sweaternya.

"Kabarin mama ya, nanti juga jangan lupa makan siang." Ucap mama.

Jaemin mengangguk kemudian pamit. Mama dan Grandma masih menatapi kepergian Jaemin, Grandma dengan jelas mendengar helaan nafas menantunya.

"Kenapa nak?" Tanya Grandma.

"Apa aku terlalu keras ngurus Nana ya ma?" Tanya mama.

"Nak, kamu udah baik. Cuma kamu jarang komunikasi sama dia, itu aja."

"Aku capek ma, pengen juga pindah kerja kesini. Cuma kerjaku kepakai banget di sana." Keluhnya.

"Aku takut ma, aku takut masa depan dia terganggu sama pergaulannya karena aku lengah ngawasin dia. Belakangan ini aku jadi pusing karena itu." Ucap mama sambil memijat keningnya.

Grandma Na hanya menepuk bahu menantunya dan menenangkan, ia berharap ibu dan anak ini tetap berhubungan baik.

——————

"Lokasinya udah deket belum, La?" Tanya Jaemin. "Nah itu tuh!" Tunjuk Laras, maklum penjelajah dari google maps.

Jaemin memarkirkan motornya di depan tempat yang Laras tunjuk, keduanya melepaskan helm dan masuk bersama. Ketika masuk, Laras cengo menatap kecantikan tempat berstatus surga seni itu.

"Ya Tuhan, pengen beli semua." Ucap Laras tanpa sadar saking senangnya.

Laras langsung menghampiri tempat brushpen yang tersedia dan Jaemin mengekori dari belakang, dengan ide isengnya memotret Laras dari belakang dengan ponselnya.

Laras memperhatikan brushpen, mencari yang diskon tentunya. Kemudian ia mengambil sepaket brushpen yang ia inginkan, kini ia menoleh kearah Jaemin yang sedang memainkan ponselnya. Ah tidak, dia lagi ngedit foto doinya buat pamer sama temen-temennya.

"Na, lo mau beli apa ga?" Tanya Laras. "Ga." Jawab lelaki itu.

Laras hanya tersenyum kemudian menggeleng karena pacarnya belum mengalihkan pandangannya dari ponsel ketika menjawab. Tangannya mengambil sebuah sketchbook kemudian membayar keduanya, Jaemin masih mengekori kemudian memfoto gadis itu tanpa doi sadari.


"Ke kafe sebelah yuk! Gua mau beli kopi." Ajak Jaemin.

Laras yang tengah memasuki belanjaannya ke ransel kecilnya pun mengangguk, dia tau pacarnya addict dengan kopi— gak, itu kopinya item pekat udah kayak air comberan.

Sesampainya mereka di kafe dan memesan, Laras membuka sketchbook dan brushpennya untuk di tes satu persatu.

"Na, pasang pose keren deh." Pinta Laras.

"Lo mau bikin pengunjung kafe pingsan?"

Laras cengo ngedenger balasan Jaemin, i have a headache seketika. "Gua tampol juga lu." Kesalnya.

———————

Felix mengecek sosial medianya, kebetulan ia ngefollow Laras meski belum di follback tapi sudah di acc. Ia menatap snap yang baru saja di ambil Laras beberapa menit lalu, sebuah kafe dengan emot hati berwarna merah.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang