Laras natap Jaemin yang ke rumahnya, Laras baru mau ketemu sama Jaemin setelah merasa lebih tenang. "Hai Na." Sapa Laras.
Jaemin hanya tersenyum, memangnya juga sudah lebih baik. Keduanya duduk di teras dengan cemilan dan dua gelas air putih. "Gua udah tau soal lo yang mau pindah, maaf karena gua nyuekin lo." Ucap Laras.
"Gua mau jelasin, lo mau dengerin gua kan?" Tanya Jaemin dan Laras mengangguk.
Jaemin jelasin semuanya dan Laras menyimak, ada rasa bersalah dalam batin keduanya terlebih Laras yang seharusnya ada di saat Jaemin mengalami hal-hal itu. Harusnya di saat itu Laras bisa menguatkan Jaemin, mereka berdua sama-sama terdiam setelah Jaemin menyelesaikan kisahnya.
"Na, gua minta maaf."
"Gapapa La, gua juga mau fokus sama mama dan pendidikan gua. Meski mama udah bilang gua bisa bebas dan mengambil keputusan sendiri, tapi gua gak mau ngecewain dia." Balas Jaemin.
Laras tersenyum pelik, ia meraih tangan Jaemin kemudian mengusapnya perlahan. "Sekarang mama dimana?"
"Udah di Singapura sama grandma, baru terbang kemarin. Masalah sekolah di sini udah beres, untuk rumah bakal di tempati sama kak Taeyong. Gua masih mau di sini, mungkin lusa baru berangkat ke Singapura."
"Na." Lirih Laras. "Gua mau egois sebentar, jangan pergi." Sambungnya.
"Gua mohon jangan pergi, tinggal di sini."
Jaemin ngebiarin Laras nyurahin semuanya kemudian beralih memeluk gadis itu, Laras masih menangis dalam pelukan Jaemin dan lelaki itu hanya berusaha menenangkan. "Maafin Nana." Ucapnya.
"Jangan pergi, Na." Sambung Laras.
-
Hari ini, yang paling Laras tunggu ialah jam pulang sekolah. Ia bertemu Jaemin dan menepati janji keduanya untuk menghabiskan waktu bersama sebelum Jaemin pergi. Laras sadar bahwa semuanya punya waktu dan keputusan masing-masing, di sisi lain kamu ingin egois tapi tersadar bahwa dunia tidak hanya berputar pada dirimu saja.
Mereka hanya pergi ke tempat kuliner, mengisi momen sambil menunggu tempat tua yang jadi pusat kenangan makanan itu menempati waktu sore. Senja, dengan langit jingga yang selalu punya suasana tersendiri apalagi kesan tempat yang mendukung kata estetik. Jaemin dan Laras, di atas motor berdua sambil mencoba berbagai jajanan.
"Mau kemana lagi, princess?" Tanya Jaemin karena sudah heran mau kemana lagi.
"Hm, katanya di ujung sana ada taman gitu. Coba aja yuk!" Ajak Laras.
Laras tidak mau bersedih, hari ini hanya bersenang-senang atas momen dimana mereka masih bersama. Lucunya dalam hati Laras masih bersedih, namun ia melihat senyum Jaemin yang menikmati momen mereka dan itu bikin Laras gak mau bersedih. Di sisi Jaemin, ia sendiri mau sedih tapi ia tau Laras juga bakal sedih. Berakhirlah ia dengan senyum sebagai covernya.
-
Motor Jaemin terparkir cantik di depan rumah Laras, ia mampir dahulu menemui mama Mia yang kebetulan melihat presensinya. Mama Mia juga terkejut saat tau bahwa Jaemin akan pergi, namun seperti ibu pada umumnya ia akan mendukung keputusan Jaemin asalkan itu hal yang baik.
"Hati-hati ya, Jaemin! Salam buat grandma dan mama, semoga cepat sembuh." Ucap mama Mia. Jaemin mengangguk sebelum salim pada tangan wanita tersebut, setelahnya Laras mengantar Jaemin sampai ke motornya.
"Na, besok ambil penerbangan jam berapa?" Tanya Laras.
"Siang, aduh lupa jam berapa." Bohong, Jaemin mengingatnya namun ia tak mau Laras menghitung waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Let's Talk
Fanfiction"Nama Jaemin, hobbynya meresahkan." -Laras. - au, Na Jaemin ( tamat / completed story ) - cover by @uwulalalen a.k.a. myself - ©uwulalalen, 2021