- 4 -

374 292 547
                                    

Untuk yang menjalankan ibadah puasa, aku harap puasa kalian lancar ya. Jauh juga dari godaan. Aku harap puasa tahun depan juga udah gak pademi lagi.

Jika saja Laras tidak mengecek ponselnya, ia tidak akan sepanik ini sekarang. Wah ada lima pesan dari Jaemin di kotak DMnya, mereka memang tidak memiliki kontak pribadi— Laras punya, entahlah Jaemin. Kini gadis itu mengetuk-ngetuk jarinya dengan tempo tak jelas karena sudah panik mendadak.


"Napa lo?" Tanya Lucas. "Eh, gapapa." Jawab cewek Indonesia sekali.


"Ya elah, gua hafal sama kelakuan lo. Kalo jari lo udah ngetuk begitu berarti lo ada apa-apa."

Laras menghentikan jarinya. "Gua lupa, hm, itu lho." Ia berusaha mencari alasan.

"Mau gua telepon tante Mia?"

"Gak! Gak!" Laras menahan Lucas. "Nanti dia ngoceh, sakit kuping gua. Pulang aja yuk."

"Ih, baru tiga jam." Rengeknya. "Lucas." Ucap Laras. Kalau sudah begini, Lucas hanya bisa pasrah.

———————

Karena kondisi jalanan cukup ramai di malam minggu, Lucas dan Laras sampai di rumah pukul enam sore. Laras bergegas mengambil buku tebal dan bindernya kemudian berangkat lagi menuju rumah Jaemin, meski merasa lelah namun karena tertuju pada Jaemin, Laras sangat bersemangat dan sedikit melupakan rasa lelahnya. Sesampainya di rumah Jaemin, ia kira akan menerima sambutan dari grandma Na namun yang muncul seorang wanita dengan perawakan cukup tegas.

"Nyari siapa?" Tanyanya.

"Nya-nyari Jaemin."

"Apa perlu apa sama anak saya?"

Mati, Laras tertunduk diam dan ingin menutup wajahnya karena malu, jujur ia sendiri merasa salah di malam hari mengunjungi rumah lelaki bahkan cukup mendadak di tambah ia di sambut oleh mama lelaki tersebut. "Belajar bareng, tante." Jawab Laras dengan yakin.

"Jaemin lagi belajar di kamarnya, dia biasanya sendiri—"

"Aish, Lala." Ucap grandma Na. "Grandma." Sapa Laras, ia cukup merasa lega.

"Mama kenal dia?" Tanya mama Jaemin.

Grandma mengangguk. "Dia teman belajar Jaemin, tadi Jaemin juga nungguin dia. Ayo masuk, La."

Deg-degan setelah mendengar penyataan grandma barusan, rasanya mau terbang ke khayangan eh tapi nanti gak bisa ketemu Jaemin. Laras merasa senang sedikit karena grandma bilang Jaemin menunggunya, tapi jika di bandingkan dengan dinginnya Jaemin ia merasa ragu.

"Nana! Ada temanmu." Teriak mama Jaemin. "Oh ya, siapa namamu?" Tanyanya.

"Laras, tante."

"Kenapa datangnya jam segini, apa mama kamu gak heran?"

"Aku udah izin, mama juga udah tau rencana belajar ini." Jawab Laras.

"Hm, oke. Semangat belajar ya." Kemudian beliau meninggalkan Laras ketika Jaemin sudah keluar dari kamarnya.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang