- 7 -

359 268 360
                                    

Hai apa kabar? Stay safe dan semoga puasanya lancar, bentar lagi berbuka tuh!

Seharian ini Laras tampak aneh. Mulai dari bengong bego, olahraga ngedugong dan bernyanyi macam tikus kejepit. Hari ini rasanya sangat lelah bagi Laras si kaum rebahan, sampai ia bertemu dengan Jaemin sang inti matahari Laras.

Kini terbesit di benaknya, hukuman tak masuk akal yang di berikan pak Taeyong sesungguhnya kurang berguna. Tahun lalu Jaemin juga ikut lomba namun tak ada embel-embel ‘partner belajar’ untuk kesiapan lomba tersebut. Namun mengapa mendadak ia di hukum seperti ini, padahal bisa saja pak Taeyong yang langsung menemani Jaemin dan Laras hanya bantu doa.

“Lo pernah nanya sama pak Taeyong gak kenapa gua di hukum begini? Maksud gua, lo itu udah pinter dan ahli dalam bidang ini. Kenapa harus gua?”

“Hm, good question Laras. Faktor pertama tentu karena kak Taeyong sibuk sama kerjaannya dan sama murid lain yang harus dia awasi juga. Lo taukan dia professional? Nah yang kedua, ya karena gua yang mau.” Jawab Jaemin dengan santai.

“Apa?” Padahal jantung Laras udah duar.

“Saat awal seleksi lomba kelas 10, lo itu murid pilihan kak Taeyong. Gua yakin lo pinter cuma gak kepilih. Jadi gua pengen tau aja dan ternyata lo emang pinter dan gua gak sia-sia minta kak Taeyong untuk ini.”

Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu, selalu peluh pun menetes setiap dekat kamu. Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku, selalu diriku malu tiap kau puji aku. Mohon bersabar ini ujian, Laras.

“Oh gitu, semangat ya!” Setidaknya gadis ini masih tau diri untuk menetralkan dirinya sendiri. “Makasih. Gua minta maaf kemarin gua malah ngasih lo kopi, tapi kenapa lo minum?” Tanya Jaemin.

“Hm, gua terlalu fokus jadi kurang kira itu air putih.” Ngelesnya cakep mbak.

“Besok grandma mau bikin teh, alami gitu. Lo bisa minum?” Tawar Jaemin. “Bisa! Bisa!” Balas Laras dengan sangattttt antusias.

“Ya udah, besok lo dateng kesini aja. Grandma pasti seneng kalo lo suka teh buatan dia.”

Kalo Laras jadi istrinya Jaemin seneng gak? Astaga inget mental yupi, nak. “Oke.”

“Sekarang balik ke tanya jawabnya, biar lo gak pulang terlalu malam. Gua takut tante Mia khawatir.”

Sekarang Jaemin tau nama mama Laras, rasanya pengen bungkus Jaemin terus bawa pulang buat minta restu alias mau nikah.

———————

Pagi ini Laras di jemput oleh Hendery, kata lelaki itu sebagai bentuk permintaan maaf karena telah melibatkan Laras dalam perdebatannya dengan Lucas kemarin. Namun sesampainya di sekolah, Hendery dan Laras justru melihat Lucas dan Winter yang ternyata berangkat bersama padahal hari ini Hendery betul-betul ingin berdamai dengan Lucas.

“Hen.” Panggil Laras sambil menggenggam tangan lelaki itu. “Hendery.” Panggilnya lagi karena lelaki itu tak sadar dalam larutan emosinya.

Laras menarik Hendery menuju kantin karena ingin berbicara dulu dengan lelaki itu. “Hendery, ini gak seperti yang lo pikir. Lucas sama Winter udah gak ada hubungan apa-apa lagi selain teman. Please percaya sama gua, biar gua omongin ini dulu sama Lucas, okay?”

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang