[✓] Let's Talk

- 6 -

Me
— lulu dimana? kok rumah lo gelap?

Lucasanova
— di rumah Winter, La. kenapa?

Me
— ngapain? numpang makan?

Lucasanova
— yorobun, gua nih tunggal kaya raya. ada yang perlu gua clear sama Winter.

Me
— lo ada masalah apa lagi? Lulu pulang, gak baik di rumah jodoh orang lain. lagian lo ngapain masih deketin Winter sih?

Lucasanova
— gua mau bikin Winter juga ngehargai Hendery sebagai laki-laki, La. capek gua ngeliat Hendery di cuekin mulu sama Winter, gua mau bikin Hendery sadar kalo Winter beneran nolak dia.

Me
— dengan cara deketin Winter bukan berarti Hendery bakal sadar. kalian juga baru baikan, kenapa malah memicu api perdebatan lagi sih?!

Lucasanova
— mangkanya mau gua clear saat ini.

Me
— heh lo juga bawa gua dalam masalah ya?! kenapa malah nonjok Hendery pas dia bilang mau deketin gua?!

Lucasanova
— karena gak ada yang boleh ngelakuin itu selain gua. ily La.

Me
— galucu hahaha.         (read)

————————

Hari menjelang OSN dalam hitungan jari, di hitungan itu juga waktu-waktu bersama Jaemin terhitungan semakin menipis. Mereka baru saja selesai tanya jawab untuk tiga kalinya, tentu memakan waktu yang lebih banyak. Dan kini sudah menunjukan pukul tujuh malam, Laras masih berusaha mencari pertanyaan selanjutnya untuk besok karena kata Jaemin kalau sudah tidak ada pertanyaan lagi maka tugas Laras selesai dan bisa di lanjutkan oleh pak Taeyong.

"Jangan di paksa, La. Gua tau lo udah capek." Tegur Jaemin. "Enggak kok." Balas Laras dengan cepat.

"Eh kopi gua udah sampai, bentar." Jaemin pun keluar untuk mengambil pesanannya.

Laras baru tau Jaemin memesan kopi, namun mana mungkin seorang Jaemin memberi Laras kopi secara cuma-cuma pada Laras begitu—

"Nih buat lo." Benar saja.

Laras membelokan matanya lalu menerima kopi itu, mereka meminumnya bersama. Lama-lama Laras bisa gila perkara kopi 15 ribu yang bisa bikin baper seharian. Laras meminumnya sampai beberapa saat ia tersadar kalau kopi tidak membuatnya tetap sadar— tapi malah membuatnya mengantuk.