- 32 -

186 138 323
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana <3
— la, nanti berangkat sendiri bisa?

Akhirnya ia berangkat ke sekolah sendiri bersamaan dengan Jaemin yang baru sampai, ia baru ingin menyapa Jaemin namun mendadak aura lelaki itu sangat dingin dan cukup berubah. Laras bertanya dalam batin apa ini karena ia lebih memilih Lucas?

"Astaga La, jangan nethink pagi-pagi. Nanti lu udah jelek tambah jelek." Ucapnya kemudian melanjutkan langkah.

-

Ten ngebagiin jadwal ulangan ke masing-masing murid sebagai sekretaris yang baik, Laras mengambil dua untuk dirinya dan juga untuk Lucas. Dalam kondisi kelas yang freeclass serentak karena guru-guru pada rapat, tentu semua bisa bebas bermain sesuka hati termasuk Laras. Saat gadis itu tengah asik main ludo mendadak ada pesan dari Jeno.

Jeno
— la, lo ada masalah sama Jaemin?
nih anak mukanya kusam banget kayak gak ada semangat hidup.

Me
gak ada Jen, gua juga bingung.
mungkin dia butuh waktu sendiri, Jen.

Jeno cuma ngebaca dan itu bikin Laras tambah bad mood, dia gak suka atmosfir ini. Bersamaan dengan itu bel pergantian jam pelajaran terdengar dan guru-guru mulai masuk ke kelas masing-masing. Laras noleh ke jendela, murid-murid kelas Jaemin pada keluat buat pelajaran olahraga.

"Oke buka buku paket fisika untuk mulai belajar kisi-kisi." Baiklah, Laras semakin gak suka atmosfir ini.

-

"Laras!"

Demi suara menjelegar, suara Jeno manggil Laras di jam istirahat hampir bikin atensi ke arah mereka. "Kenapa Jen?" Tanya Laras.

"Jaemin di UKS, tadi dia pingsan pas praktek olahraga. Tapi dia udah sadar kok." Ucap Jeno.

Laras kaget. "Oke, makasih Jen."

Langkahnya segera menuju UKS meninggalkan teman-temannya. Sesampainya ia di UKS, ia membuka pintu perlahan dan menatap Jaemin yang tengah berbaring sambil memegangi sekatung es batu di kepalanya.

"Na?"

Jaemin menoleh. "Hey, princess. Kok di sini?" Tanyanya berusaha bangkit.

Laras menghampiri Jaemin kemudian duduk di hadapan lelaki itu. "Lo harusnya bilang kalo lo sakit, Na."

Jaemin meminta Laras duduk di atas kasur UKS yang sejujur membuat Laras takut— takut kasurnya meleyot menghadapi kebucinan mereka. Tapi akhirnya Laras nurut. Jaemin meletakkan kepalanya di bahu Laras kemudian memejamkan mata. Tiada satu katapun terucap setelahnya sampai mendadak air mata Jaemin turun begitu saja bersamaan dengan jemarinya yang berbaur dengan jemari Laras.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang