- 21 -

239 175 308
                                    

Hai, maaf numpang bacot dulu. Buat readers aku, aku mau bilang buat kalian. Please jangan susah untuk di vaksin, tinggal dapet dan nerima suntikan aja kok demi diri lo dan orang lain. Jangan udah jadi beban keluarga malah jadi beban negara.

Dan yang udah nerima vaksin, kalian jangan pikir kalo udah di vaksin lo bakal bebas gitu aja. Tetap jaga diri, gak usah ngajak main malaikat maut. Okay?

Laras membuka pesan dari Felix. Yang ia lihat pertama kali ialah tanda 99+ pesan dari lelaki kurang kerjaan itu. Laras hanya menggeleng kepala kemudian dengan kurang kerjaan juga ia baca dari awal.

"Sebenernya kak Felix baik, tapi kenapa jadi kayak kurang belaian ya?" Komennya.

Ucapan selamat pagi, selamat malam, sarkas tidak jelas, emot-emot kegabutan. Ia beralih membuka pesannya dengan Jaemin, meski ia sendiri tau lelaki itu tengah belajar demi susulannya.

Me
— na, sibuk gak?

Nana <3
baru mau belajar. Kenapa?

Me
mau izin, mau ketemu kak Felix boleh?
— ada yang mau gua omongin sama dia sebentar, boleh?

Nana <3
— urgent banget ya? Ini udah mau malam.

Me
— gak boleh nih? hm..

Nana <3
— ya lo mikir aja, anak gadis.

Me
yaudah besok :)

Nana <3
— ya iya, boleh. kabarin aja nanti.

Me
— yey! makasih babe, mwah!

"Ih mampus typing gua alay banget!" Mau dia unsend tapi Jaemin udah lihat.

Ia pun mengabari Felix untuk bertemu, jangan di tanya betapa girangnya Felix mengetahui Laras mau bertemu dengannya. Awalnya Laras mengajak Felix bertemu dia kafe yang waktu itu ia bucin dengan Jaemin di dekat rumah Felix, tapi Felix maksa mau kerumah Laras. Laras hanya tersenyum masam mengetahui keras kepala kakak kelasnya itu, ia mengganti daster tema Doraemonnya dengan pakaian yang lebih baik— setidaknya jangan malu-maluin diri sendiri.

Klakson motor terdengar, bisa Laras tebak itu Felix. Ia pun bergegas membuka pintu untuk menyambut Felix, lelaki itu tampak sangat segar di tambah balutan jaket kulit berwarna hitam.

"Selamat malam, kucing garong."

Laras gak mau berbasa-basi langsung biarin Felix masuk. Lelaki itu tersenyum karena menerima undangan langsung.

"Tumben lo ngundang, biasanya ngusir. Ada apa?" Tanya Felix.

Laras mendecak. "Lo suka sama gua?" Tanya Laras pada intinya, ia juga siap malu jika Felix menjawab 'tidak'.

"Kalo iya, kenapa? Lo bakal jadi pacar gua mulai detik ini?"

Laras cengo. Dia kira bakal ada jawaban 'apa sih bocah baper', 'lha lo percaya diri banget' atau balasan menohok level savage lainnya. Sialnya ia meleset.

"Jadi? Gimana La, gua udah jujur lho." Ucap Felix.

"Kak? Gua udah punya pacar." Lanjut Laras meski jujur ia merasa aneh untuk menyatakan ini.

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang