- 15 -

269 194 395
                                    

Happy Haeday!!

Laras bergegas melepas helmnya dari bapak ojek online. "Makasih ya pak, udah ngebut. Maaf banget Laras maksa." Ucapnya merasa tidak enak.

Meski akhirnya telat juga.

"Ya dek Laras, gapapa. Semangat ya!" Sorak sang bapak. Semangat menjalani hukuman maksudnya.

Laras tersenyum kemudian— meski pagar sudah di tutup lima menit lalu, tapi Laras tetap masuk dan menerima hukuman.

Dan di sinilah gadis ini, di depan tiang bendera negara sambil hormat. Mana sarapan cuma dikit, kini matahari pun mulai menyapa Laras seakan bilang 'mampus lo telat, sini gua jemur' begitu.

Laras telat karena setelah ia menerima telepon dari Jaemin, ia tak bisa tidur lagi. Jaemin sampai di rumah pukul dua dini hari, kemudian Laras begadang. Dia gak main ponsel dan berusaha kembali tidur, tapi gak bisa. Baru bisa pukul lima subuh.

Mama kira Laras lagi siap-siap kemudian heran anaknya gak keluar untuk sarapan, dan ternyata anaknya masih dalam dunia mimpi. Alhasil pagi yang kacau.

Laras tertunduk, hidungnya sudah gatal sekali. Sampai bayangan itu datang.

———————

"Felix! Berhenti kamu!"

Felix, anak kelas 12 yang telat berusaha meraih kelasnya yang berada di lantai tiga. Ahay, gak semudah itu Pilik. Bapak Johnny menangkap Felix lalu membawanya ke lapangan.

"Sudah telat tiga kali, bulan ini. Hormat sana!" Ucap beliau.

"Males pak, panas."

Sebuat jitakan di hadiahkan pada Felix, lelaki itu pasrah dan akhirnya ia berdiri di tiang bendera.

"Lo telat juga?" Tanya Felix pada cewek cebol di sebelahnya.

"Lo pikir?" Kemudian gadis itu bersin, sekali, dua kali.

Felix gabut, dia ngitungin cewek itu bersin sampai akhirnya dia nutupin cewek itu dari sinar matahari dengan tubuh tiangnya.

"Lo Laraskan?" Tanya Felix.

Laras hanya mengangguk sebagai jawaban karena ia masih sibuk dengan hidungnya, tubuh bergoyang maju mundur namun tetap berusaha berdiri tegak.

"Ternyata lo gak secantik itu."

Laras menoleh. "Kalo gitu gak usah merhatiin, gak usah ngomong." Sewotnya.

"Ih galak, apa coba bagusnya lo sampai heboh satu angkatan?"

Laras langsung menjaga jarak dengan Felix, namun lelaki ini suka mencari perjulitan dan mendekati Laras.

"Jaga jarak deh, gak usah sokap."

Felix terkekeh. "Gak suka sama gua? Heh lo beruntung bisa ngobrol sama gua!"

Laras berdecak. "Tijel."

"Apa lo bilang?" Kesal Felix.

"Udah deh diem." Laras bersin, lagi, lagi.

Felix mengeluarkan sapu tangannya lalu memberikannya pada Laras. "Nih, jorok nahan ingus."

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang