- 31 -

185 140 265
                                    

Hari-hari gini amat :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari gini amat :)

Laras baru saja selesai mengerjakan ulangan harian mendadak dari pak Taeyong, 30 soal pilihan ganda membuat murid di kelas menahan mual karena soal yang panjang macam masalah hidup. Bel pulang sekolah berbunyi, setelah menyelesaikan ritual doa sebelum keluar kelas pak Taeyong meminta Laras membantu membawa lembar soal dan jawaban ulangan mereka tadi.

"Hubungan kamu sama Jaemin gimana, udah muncul konflik?" Tanya pak Taeyong.

"Baik, ada konflik cuma gak seberat masalah hidup." Balas Laras sekenanya.

"Nanti kamu pulang sama Jaemin, gak?" Tanya pak Taeyong yang membuat Laras heran. "Bapak mau ngantar saya pulang?" Tanya Laras berbalik.

Taeyong berdecak, gak nyangka sama alur pikiran Laras yang memang sulit di terjemahkan. "Saya mau minta tolong sama kamu, gak berat sih. Tapi kamu mau gak?"

"Tapi bapak kasih tambahan nilai ya? Ulangan tadi saya gak belajar⸺"

"Nanti nilai sikap kamu C aja ya?" Balas Taeyong hampir ngamuk kalo gak ingat mereka masih di sekolah dan bisa jadi pusat perhatian.

Laras hanya nyengir, lagian dia gak yakin guru pelit kayak Taeyong bakal ngasih nilai tambahan meski udah di baikin. "Bapak butuh bantuan apa?" Tanya Laras.

-

Jaemin sebenarnya bukan tipe orang yang bepergian tanpa tujuan yang jelas, entah untuk cari angin atau pergi dengan teman-temannya tanpa tujuan pasti. Menurutnya itu pembuangan bensin dan tidak bagus untuk masa depan nanti, si tipe irit. Alhasil motor Jaemin menuju perpustakaan kota atas usul Laras yang awalnya ngajak berkelana entah kemana- asal berdua.

"Bentar lagikan ulangan nih, Na. Mending kita jadi kutu buku dulu." Ucap Laras.

"Tapikan kita bisa belajar bareng La, di rumah lo atau rumah gua atau di kafe. Kenapa perpustakaan kota?" Tanya Jaemin yang sebenarnya masih bingung.

"Soalnya hm, sekalian bucin estetik Na." Balas Laras, jujur aja dia bingung mau jawab apa jadi cuma alasan itu yang keluar dari otak buntunya. Dan alasan itu berhasil bikin Jaemin setuju untuk melangkah masuk.

Perpustakaan kota yang sekarang cukup lebih luas, bersih, dan lengkap daripada yang dulu. Jaemin masih ingat ketika kecil suka membantu papa untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan kota yang dulu masih seadanya, jangan heran mengapa Jaemin suka baca buku karena baik mama dan papanya terbilang 'kutu buku' sejati. Hasilnya- ya otak encer.

"Jaemin mau tau sesuatu dari lorong perpustakaan ini gak?" Tanya papa yang membuat Jaemin heran dengan lorong perpustakaan yang memang sering di kunjungi oleh sang papa.

"Dulu mama dan papa bertemu di sini, saat itu papa belum terlalu suka buku dan pusing tiap kali buka buku. Tapi waktu itu mama kamu keliatan antusias banget baca buku, papa jadi pengen seantusias itu."

[✓] Let's TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang