Setelah mendapat pembagian materi dari Dosen, aku mengajak pria ini yang ternyata satu kelompok denganku untuk pergi kekantin. Menyusul Kiran dan Kavi. Aku pergi memesan makanan dan minuman. Dia hanya pesan satu botol air mineral. Pria itu duduk dengan Kavi dan Kiran selagi aku menyelesaikan pesananku.
"kau tidak mau memesan makanan ?" tanyaku ketika datang membawa nampan berisi soto daging dan jus apel.
"tidak perlu" dia menyerahkan selembar kertas kehadapanku "aku sudah membagi materi untuk makalah kita. Silahkan kau lihat, jika kurang setuju ganti saja. Kau bisa mengirimkan filenya ke emailku dua hari sebelum presentasi, tapi jika bisa lebih cepat lebih baik. Aku sudah menuliskan emailku. Aku akan menyusun makalah dan kau menyusun ppt"
Aku membacanya sekilas, aku akan membacanya lagi nanti sambil makan "okeey"
"oke kalau kau sudah setuju, urusan kita selesai aku pergi dulu" dia berdiri lalu segera pergi meninggalkanku.
"heey heey" aku memanggilnya tapi dia tidak merespon.
"aku hanya katakan oke, aku belum bilang setuju" kataku kepada Kavi dan Kiran.
"dia siapa El ?" tanya Kiran
"rekan sekelompokku. Aku belum tahu namanya. Eh memangnya selama duduk disini tadi dia tidak bicara dengan kalian ?"
Kiran menggelengkan kepala.
"namanya Bhale. Dia satu sekolah denganku" ucap Kavi.
"kau berteman dengannya ?"
"tidak begitu dekat, hanya tahu saja. Dia ketua osis, kapten tim basket"
"oh dia populer"
"tidak juga, dia tidak punya akun sosial media. Secara teknis aku lebih populer"
Kiran melongo dengan ucapan Kavi yang kelewat narsis. Lebih baik aku fokus menghabiskan satu mangkuk soto saja.
....................................................................................
Aku terlalu asyik dengan mengikuti minggu pertama perkuliahan. Kuliah, main, makan, lalu kuliah lagi. Dengan lingkungan yang menyenangkan aku bisa segera melupakan kesedihan. Kegiatan kampus yang kurasa tidak sepadat di SMA. Tapi kesenanganku hanya bertahan satu minggu pertama. Sampai aku lupa dengan tanggung jawab tugas-tugas yang harus dikumpulkan sebelum perkuliahan di mulai. Sekarang masuk minggu kedua. Si Beti meminta tugas resume kepada semua mahasiswa. Kavi dan Kiran sudah mengumpulkan, aku masih duduk bengong di kursi melihat teman-teman sibuk mengumpulkan tugas.
"kau sudah mengumpulkan tugas Elee ?" tanya Kiran.
"memangnya ada tugas ?"
"tentu ada, sebelum perkuliahan kita membuat resume materi dan besok setelah perkuliahan mengumpulkan jurnal belajar hasil diskusi kita hari ini"
Aku menepuk jidat. Aku melihat catatan tugasku minggu lalu. Aku sudah mencatatnya tapi kenapa aku bisa lupa. Kenapa aku tidak membuka buku sama sekali.
"lebih baik kau membuatnya sekarang, mungkin ada toleransi jika kau mengumpulkan hari ini" Kiran memberi saran kepadaku. Aku segera mengeluarkan laptop. Mulai mengerjakan dengan mencari referensi jurnal terlebih dulu. Tapi dua menit kemudian dosen datang. Aku pindah di kursi paling belakang, agar dosen tidak melihatku tengah mengerjakan tugas.
Ini tugas pertama dan aku sudah mengacaukannya. Aku tidak fokus dengan diskusi. Ketika biasanya aku paling aktif di kelas, kali ini yang terjadi kebalikannya.
Sampai perkuliahan hampir ditutup, aku belum juga selesai. Pelipisku sudah penuh dengan keringat. Berulangkali aku melirik ke arah dosen. Memastikan beliau tidak tahu apa yang kukerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures
Teen FictionElee sudah berusaha mati-matian untuk bisa diterima di Universitas impiannya. Tapi kenyataannya dia gagal. Masa depan yang direncanakan semua gagal. Merasa tidak punya masa depan lagi dia hancur tidak tahu harus berbuat apa. Elee tidak membuat renca...