19. Tato permen karet

34 4 0
                                    

"ketek ayam ? maksutmu ?" tanyaku sambil menahan tawa. Bhale benar-benar manusia yang aneh. Kenapa Dia memilih kosakata ketek ayam dari banyaknya kata yang bisa digunakan. Dia bisa gunakan, sayap seperti kebanyakan orang pada umumnya atau lengan. Tapi Ketek ayam terdengar lucu. Aku ingin menertawakan tapi Aku tahan. Takut dia akan mempermasalahkan

Bhale tidak menjawab, Dia menatap lurus kedepan mengabaikanku. Kami berdua keluar area kampus. Menyebrang jalan dan mencari penjual makanan yang cocok. Kepalaku menengok ke kanan dan kiri sambil memilih mana yang sebaiknya Ku beli. Mataku tertuju pada tempat makan sederhana dengan bangunan kecil yang menarik dan bersih. Warna yang mendominasi bangunan tersebut adalah merah dan putih. Ada gambar potongan ayam besar diatap gedung. Aku menunjuk tempat itu tanpa mengatakan apapun. Aku yakin Bhale mengerti maksutku. Dia mengangguk dan Kami berjalan kesana.

Kami memasuki tempat makan itu, tempatnya sederhana dan kecil. Ada dua orang pelanggan yang makan disana. Aku mendekat ke meja pemesanan. Aku menyebutkan pesanananku, dengan bodohnya Aku menyebutkan ketek ayam ketika pelayan menanyakan bagian mana yang kami inginkan. Pelayan itu sempat bengong lalu terkikik "maksutku sayap, ya sayap" Aku memandang Bhale Dia mengalihkan pandangannya dariku. Aku melihat Dia tertawa tadi, tapi karena Aku melihatnya dia segera mengatur wajahnya menjadi datar. Sial Dia ini semua ulahnya Aku jadi kepikiran perihal ketek ayam sampai kelepasan.

"apa Kau ingin makan disini ? lagi pula ini waktu istirahat" apa yang baru saja kudengar. Aku tidak yakin Bhale menanyakan pendapatku. Otakku segera memikirkan kemungkinan negatif dari pertanyaannya. Itu reflek karena Dia selalu licik. Apa maksutnya mengajakku makan disini. Oh tapi Aku tidak menemukan hal buruk apapun. Aku mencoba menerima tawarannya.

"itu ide bagus" Aku mengangguk dan meminta dua porsi untuk dimakan di tempat. Aku membawa nampan berisi dua bungkus nasi dan empat potong sayap serta dua cup besar cola. Nasi yang dibungkus seperti burger padat. Aku yang membawa semuanya sedangkan Bhale sudah duduk dengan santai. Dia seperti bos menyuruh-nyuruhku. Aku duduk di depan Bhale, memberikan miliknya. Aku membuka bungkus nasi milikku lalu mengambilnya sedikit demi sedikit dengan tangan kanan.

Aku memperhatikan cara makan Bhale yang cukup aneh. Bhale tidak membuka bungkus nasi seluruhnya, hanya sebagian. Lalu dia memegang nasi yang masih terkepal padat dalam setengah bungkusnya itu seperti memegang burger. Dia menggigit nasi sedikit demi sedikit lalu dilanjutkan menggigit ketek ayam yang sudah di cocol saus. Aku mengernyit melihat cara makannya. Kenapa Dia makan nasi seperti sedang makan lemper. Maksutku ini kepalan nasi yang besar, berbeda dengan lemper yang kecil. Normalnya orang akan makan sepertiku dengan mencubit sedikit demi sedikit menggunakan tangan kanan.

"kenapa ?" Bhale mengagetkanku ketika sedang mengamatinya makan.

Aku menggelengkan kepala enggan menjawabnya. Dia melanjutkan makan dan mengabaikanku. Dia makan dengan cepat. Aku masih setengah dia sudah habis. Dia meremas bungkus nasi miliknya lalu di letakkan diatas piring. Bhale pergi untuk cuci tangan. Ia kembali dan duduk di depanku dengan melipat kedua tangannya di dada. Aku masih menikmati makananku tanpa mau memperhatikan Bhale lagi. Tapi kurasa dia sedang memperhatikan cara makanku meskipun aku belum melihat untuk memastikannya.

Aku mengangkat kepala. Benar Dia menatapku "Kau belum pernah melihat orang makan dengan caraku tadi ?" Bhale bertanya padaku. Aku jawab dengan menggelengkan kepala

"Kau harus mencobanya. Itu lebih simple"

"okey" Aku kembali melanjutkan makanku. Bhale menungguku dengan memperhatikan sekitar. Beberapa pengunjung keluar masuk tempat makan.

"Dia keren" ucap Bhale dengan melihat seseorang di meja pemesanan. Aku mengikuti arah pandangannya. Seorang pria dengan lengan penuh tato. Apa yang dimaksut Bhale keren adalah pria ini. Tidak ada orang asing lain selain pria bertato.

academic adventuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang