Kiran memintaku membawakan jas-lab milikku. Dia bilang punya dia terkena pipis kucing tadi pagi. Meskipun kelasku dimulai satu jam lagi tapi aku rela berangkat lebih awal untuk membawakan jas ini untuk Kiran. Dia menelfonku dengan panik pukul 6 tadi. Berulangkali dia memastikan aku segera berangkat dan tidak lupa membawa jas. Kalau bukan karena aku sayang Kiran tidak mungkin aku melakukan ini.
Aku melewati tangga naik ke lantai dua menuju ruang laboratorium. Kiran sudah mengirimku banyak pesan, dia bilang praktikum akan segera dimulai. Dia khawatir dilarang masuk Laboratorium jika tidak memakai jas. aku tahu jadwal praktikumnya, itu dimulai 15 menit lagi. Aku masih punya banyak waktu tapi Kiran terlalu panik. Aku mengabaikan semua pesan darinya.
Ketika berjalan di tangga, aku melihat sosok yang sepertinya pernah ku kenal. Aku meliriknya dan memperhatikan apa yang mereka lakukan. Si laki-laki mencium kening si perempuan lalu si perempuan memberikan sebuah flashdisk. Sialan pagi-pagi sudah dapat pemandangan yang meresahkan. Si perempuan memandangku, sepertinya dia malu dengan apa yang mereka lakukan. Dia memandangku dengan raut wajah takut. Aku segera memutus pandangan dan berjalan lebih cepat. Berbeda lagi dengan si laki-laki, dia tidak perduli dengan adanya aku disana. Dia tetap tersenyum dengan mengusap usap pipi si perempuan. Astaga aku harus segera menjauh. maaf aku belum sempat mencetaknya. Itu kalimat yang diucapkan si perempuan. lalu si laki-laki memberi jawaban dengan suara lembut seharusnya kau bisa lebih rajin bangun pagi untuk mencetak semua filenya. Mendengar percakapan itu membuatku ngeri. Aneh sekali, si laki-laki sebaiknya bilang terimakasih dulu sebelum memberi saran. Sudahlah Elee berhenti mengurusi urusan orang lain. Bisikku pada diriku sendiri.
Aku berada di lantai dua. Untuk mengalihkan pikiran akhirnya aku memutuskan menerima panggilan dari Kiran. Dari tadi sebenarnya dia sudah menelfonku tapi kuabaikan.
"ya ?"
"kau ada dimana, kelasku akan dimulai Eleee" rengek Kiran di ujung sana.
"aku sudah dekat, sudah di lantai dua"
"aku akan sangat berterimakasih jika kau lari sekarang"
"tidak mau"
"Eleeee"
"kelasmu dimulai 10 menit lagi"
"iya tapi lebih cepat lebih baik kan. Aku tidak mau mencari masalah"
Aku bisa melihat Kiran dia mengomel dengan ponselnya. Setelah Kiran melihatku dia menghampiriku.
"nih" aku menyerahkan jas lab milikku.
"makasih. Bye" Kiran meninggalkanku.
Karena tidak ada tujuan lagi aku memutuskan untuk ke perpustakaan. Ketika aku berjalan kembali, aku berpapasan dengan si perempuan yang ada di tangga. Kami saling pandang. Oh ternyata dia si teman kelompok Kiran yang sibuk peringatan kematian neneknya itu. Aku melempar senyum padanya tapi di saat bersamaan dia menunduk. Kasihan sekali aku senyum menyapa tapi diabaikan. Kenapa dia bersikap seperti itu. bukankah sebelumnya kita sudah bertemu. Dia mungkin lupa atau dia mungkin malu dengan peristiwa tadi.
.............................................................................
Aku menyapa beberapa staf yang masih mengingatku. Rata-rata yang ingat adalah orang yang sering bekerja denganku ketika aku magang. Mereka tersenyum ramah dan menanyakan kuliahku. Mereka selalu bersikap baik.
Memasuki rak-rak buku aku tidak tahu akan mencari buku apa. aku hanya membaca judul-judul buku dan belum memutuskan untuk membaca yang mana. Ketika sedang asyik mencari buku aku melihat Kavi dari celah buku dengan rak. Aku segera menghampirinya.
"psst" aku mencubit lengan Kavi. Dia mengaduh kesakitan, dan aku tersenyum puas.
"kau mencari buku apa ? mau kubantu"
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures
Teen FictionElee sudah berusaha mati-matian untuk bisa diterima di Universitas impiannya. Tapi kenyataannya dia gagal. Masa depan yang direncanakan semua gagal. Merasa tidak punya masa depan lagi dia hancur tidak tahu harus berbuat apa. Elee tidak membuat renca...