15. Mahasiswa Terbaik

42 1 0
                                    

Aku datang ke kampus diantar Kak Noah, jalanku masih sedikit kesulitan. Karena luka di lututku belum kering jadi masih terasa perih. Kiran bahkan melotot terkejut ketika melihatku berjalan tertatih. Kiran dan Kavi membantuku di semua kegiatan kuliah. Mereka menjagaku dengan baik, beruntung Aku memiliki mereka berdua. Beruntung hari ini hari terakhir kuliah dan besok sudah tidak ada ujian lagi.

Tiga hari kemudian Aku ke kampus untuk mengambil nilai hasil belajar. Lukaku cepat mengering karena Aku rajin meminum serta mengoleskan obat sesuai perintah. Sekarang tinggal memakai obat penghilang bekas luka saja.

Ujian akhir semesterku telah usai. Rasanya seperti turun dari roler coaster. Kau baru saja naik roler coaster melewati semua rintangan yang menegangkan, membuat jantungmu berpacu kencang sampai rasanya mau copot. Kini semua rintangan dan hal menegangkan itu telah usai, aku berhasil melaluinya. Tanpa mual atau cidera. Melegakan sekali. Beban di pundak seperti terangkat.

Kartu Hasil Studi dibagikan hari ini. Aku baru saja datang kekampus dan akan menemui ketua kelas untuk mengambil KHS milikku. KHS di bagikan melalui ketua kelas lalu mahasiswa lain mengambilnya sendiri di ketua kelas. Aku baru saja membaca pesan di grup chat kelas jika si ketua kelasku ada di kantin. Langsung saja aku menuju kantin.

Aku memasuki area kantin, mengedarkan pandangan mencari keberadaan Tomi si ketua kelas. Suasana kantin tidak begitu ramai, aku bisa menemukan ketua kelas dengan cepat. Aku segera menghampirinya yang duduk di tengah. Dia sedang melahap makanan dengan tas tergeletak di sampingnya. Dari kejauhan bisa kulihat di sampingnya ada Kiran, kali ini Kiran meletakkan kacamatanya di kepala. Sepertinya mereka tampak tengah berdebat.

"hey" Aku duduk di kursi depan mereka. Mereka berdua mengabaikanku.

"kenapa hanya Kau yang boleh melihat semua nilainya, itu tidak adil" ucap Kiran memprotes. Aku masih mencoba memahami apa yang tengah mereka perdebatkan.

"karena aku ketua kelasnya" Tomi melahap nasi goreng satu sendok penuh lalu mengunyah dengan berlagak menaikkan alis matanya. Dia sedang menyombongkan diri.

"itu jawaban yang tidak rasional, tidak logis, tidak jelas" Kiran bersungut-sungut kesal.

"hei Elee Lavanya. Kau mau mengambil KHS mu ?" kini Tomi berbicara padaku, aku mengangguk. Dia mengambil map di dalam tasnya, memberikan milikku. Aku mulai mengamati satu persatu nilaiku. Hemm senyumku mengembang karena Aku cukup puas dengan nilaiku.

Disisi lain, Kiran dan Tomi masih berdebat "lihat saja, semester depan Aku yang akan jadi ketua kelasnya" kata Kiran.

"terserah kau saja jika kau mau jadi tumbal berikutnya" jawab Tomi dengan santai "memangnya Aku tidak tahu, kalian semua satu kelas memilih ketua kelas seperti memilih tumbal. Yang harus direpotkan dengan perwakilan administrasi kampus, yang harus mencari ruang kelas pengganti, yang harus negosiasi dengan dosen. Kalian semua hanya terima beres. Ketua kelas bekerja tanpa digaji adalah tumbal"

Aku dan Kiran seketika menunduk, pasalnya yang diucapkan Tomi memang benar. Tidak ada yang mau jadi ketua kelas jadi kita semua asal tuduh dan buntutnya memang ketua kelas selalu dijadikan tumbal. Memang ada penanggung jawab setiap matkul, tapi Dia hanya mengumpulkan tugas atau membagikan tugas di satu matkul itu, selebihnya ketua kelas selalu ikut andil mengurusi di semua matkul. Ketika harus mencari ruang kelas kosong untuk mengganti jam mata kuliah di jam lain, maka ketua kelas yang sibuk. Selama ini jika perlu data atau administrasi kelas maka akan langsung ketua kelas yang turun tangan sebagai perwakilan.

"hah ! dan sekarang Kau mau melihat nilai teman-teman yang lain ? tentu tidak bisa, Aku akan menyalahgunakan kekuasaanku kali ini. sebagai penutupan masa jabatan" Tomi menyipitkan mata ke arah Kiran.

academic adventuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang