Seminggu berlalu sejak kami dipanggil ke ruang rektor. Dan sekarang tidak ada panggilan lagi. Aku masih sering memikirkan hal itu. khawatir jika sewaktu-waktu ada polisi menangkapku sebagai tersangka atas tuduhan pencemaran nama baik. Tapi kemarin aku bisa bernapas lega, karena Prof Juri mengatakan jika masalah itu sudah selesai, Rektor tidak akan memanggil kita lagi. Prof Juri meminta kita tetap fokus pada kuliah. Yah aku akan mengikuti saran dari Prof Juri untuk fokus dengan kuliah.
"hai Elee ! kau tidak makan, hanya jus apel saja ?" tanya Juno ketika aku baru saja datang bergabung ke meja kantin dengan membawa jus kemasan bergambar apel. Aku duduk di samping Juno, di depanku ada Kiran dan Kavi. Aku menggeleng dengan tersenyum menanggapi Juno.
"mahasiswa himpunan jurusan membagikan informasi mengenai kunjungan kita ke museum. Apa kalian sudah mendapat kabar tentang itu ?" tanya Kavi yang tengah sibuk membaca sesuatu dari ponselnya.
Kami semua menggelengkan kepala, bahkan aku baru dengar berita itu dari Kavi.
"apa panitianya dari semua mahasiswa himpunan jurusan ?" tanya Juno.
"hanya yang di semester tiga saja" jawab Kavi.
"bagaimana isi informasinya ?" tanya Kiran.
"aku sudah membagikan pesan ke kalian masing-masing"
Kami mengambil ponsel masing-masing dan membaca dalam hati kecuali Kiran. "kunjungan ke museum manusia purba sangiran. Lama perjalanan dan kunjungan selama tiga hari dua malam, 10.00 tanggal 13 keberangkatan dan 07.00 tanggal 15 sampai kembali di kampus. Uang administrasi, hotel dan makan sebesar satu juta harus di bayarkan seminggu sebelum acara. Rundown acara akan diinformasikan menyusul"
"waah seru kita main ke sragen" ucap Juno dengan antusias.
"perjalanan wisata ke jawa tengah hanya 600 ribu. Ini kenapa bisa murah ?"
"apa sih Vi ?" tanyaku yang tidak mengerti dengan maksud Kavi.
"ini ada iklan wisata ke jawa tengah hanya 600 ribu. Bedain sama biaya kita ke sragen satu juta"
"mungkin beda kota kan jawa tengah luas" jawabku lagi.
Kavi kembali membaca di ponselnya "wisata yang dikunjungi ada empat tempat, ini salah satunya museum sangiran" kami semua menghentikan kegiatan yang kami lakukan. Saling pandang satu sama lain. sepertinya kami memikirkan hal yang sama.
Tiba tiba Bhale datang dan menggeserku. "geser !" ucap Bhale duduk di sampingku. Kursi kantin memang memanjang dan biasanya hanya muat digunakan dua orang saja, tapi ini terpakasa kami berhimpitan karena ada Bhale. Aku menggerutu kesal, aku terhimpit oleh Juno dan Bhale. Juno pun juga kesal, dia hampir saja jatuh karena terdorong.
"apa topik yang sedang kalian bicarakan ?" tanya Bhale.
"biaya kunjungan ke museum sangiran sebesar satu juta sedangkan travel wisata ke sangiran hanya 600 ribu" ucap Kiran.
"sangiran ? sragen jawa tengah ?" kami semua mengangguk "biaya masuk kesana hanya sepuluh ribu kenapa biaya transportasinya memakan jumlah yang banyak"
"kau serius ? kau pernah kesana ?" tanyaku memastikan. Aku ingin menghilangkan pikiran burukku kepada panitia acara tapi ucapan Bhale semakin mendorongku terus berpikir negatif.
"jika tidak percaya lihat saja di situs web resmi museum sangiran" jawab Bhale.
Aku segera membuka aplikasi pencarianku. Benar kutemukan disini tiket masuknya memang sepuluh ribu.
"bagaimana kalau kita coba hitung, berapa biaya seseorang untuk bisa ke museum dengan hotel dan makan selama dua hari" Kiran memberikan ide, kami semua setuju. Aku mengeluarkan selembar kertas untuk menuliskan rincian pendanaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures
Teen FictionElee sudah berusaha mati-matian untuk bisa diterima di Universitas impiannya. Tapi kenyataannya dia gagal. Masa depan yang direncanakan semua gagal. Merasa tidak punya masa depan lagi dia hancur tidak tahu harus berbuat apa. Elee tidak membuat renca...